Ketiga

188 11 9
                                    

Yang di mulmed gue suka banget.

Entah bagaimana takdir memainkan perannya. Namun Ia tak akan mengecewakan pemiliknya.

_Raradiyaksa Kenneth_

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Setelah melihat kepergian cewek Rubah yang baru saja melumpuhkan syaraf pertahanannya.

Hanska teringat, Ia sudah terlambat menjemput kedatangan Caca, adik tercintanya itu. Buru-buru Hanska berjalan menyusul Caca.

Hanska mengedarkan pandangannya ke setiap sudut Coffee Shop itu, menelusuri di mana adiknya duduk.

"Abang!" Panggil Caca sambil melambaikan tangannya di udara.

Hanska datang menghampirinya. Sudah beberapa bulan tidak bertemu, bahkan seminggu tidak bertemu Caca saja, sudah membuat Hanska uring-uringan seharian.

Adik manisnya kembali.

"Sayang, gimana perjalanannya?" Tanya Hanska sambil mengelus kepala adiknya sayang.

"Lancaaaaaaaar bangetss." Jelas Caca khas suara manisnya ketika bersama Hanska.

"Hahah panjang banget a nya." Sentil Hanska gemas.

"Wah lihat, ganteng banget!"

"Iyanih, jadi ngiri."

"Lihat tuh ceweknya, cantik an lagi gue."

Bisik-bisik para gadis yang saat ini menatap minat ke arah Hanska, yang masih terdengar oleh telinga mereka.

Hanska yang notabene nya cuek, lebih memilih mengabaikan.

Sudah biasa.

"Abang kok lama bangeeet?" Tanya Caca manja sambil menoel-noel dada Hanska pelan.

"Sshhh." Ringis Hanska merasakan tusukan di dadanya.

Caca melihat itu, tersadar bahwa ada yang tak beres dengan Hanska, ditariknya kerah kemeja Hanska, agar dirinya dapat melihat apakah benar tebakannya.

Tak ada apapun.

Batin Caca berpikir.

"Alergi abang kambuh?" Tanya Caca menyipitkan matanya, perasaan dirinya tidak menyenggol kulit Hanska, apalagi berbohong. Namun, kenapa abangnya ini kesakitan.

"Ga apapa kok sayang." Jawab Hanska menenangkan adik kecil nya ini.

"Engga, ini beda! Gapapa kok meringis" Ucap Caca sambil memperhatikan detail kulit Hanska yang tidak tertutup. Hanya leher, bahkan telapak tangannya pun tertutup oleh sarung tangan.

Caca langsung menghubungi supir pribadi keluarganya untuk menjemput, takut dengan kondisi Hanska saat ini yang tidak memungkinkan untuk berkendara.

Tidak ada ruam atau luka merah.

Lalu di mana letak salahnya?

Don't TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang