Kau bisa mengganggap setiap pertemuan adalah akhir, namun tak menutup kemungkinan adalah awal dari segalanya.
_Hanska Alfatih_
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
Rey Ka University.
10.00 WIB
Tak Tak Tak.
Suara sepatu jelas terdengar di koridor Kampus yang hanya dilewati beberapa orang saja.
Wajar bila seperti itu, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, artinya setiap kelas pagi sudah di mulai sejak dua jam lalu.
"Aaaa liat tuh, ganteng banget."
"Pangerankuu."
"Pengen banget meluk dia."
"Pacar Nasional gue."
"Andai gue jadi istrinya."
[Suara bisikan para cewek]
Terdengar jelas bisikan mereka di telinga Hanska, namun dirinya mengabaikan itu, begitu lah perempuan asing di hatinya. Tidak istimewa, dan juga kotor.
Jahat memang.
Namun, andai bisa memilih, Ia juga ingin hidup layaknya pemuda pada umumnya. Normal.
"Al." Panggil cowok berambut coklat dan bermata Hazle melambaikan tangannya kearah Hanska. Hanska menghampiri.
"Cabut lo yaa?" Tanya Hanska sambil memukulkan gulungan map yang dibawanya, ke kepala sahabatnya, membuat si empunya tersedak.
"Sialan lo, jatuh bakso gue noh." Jelas cowok itu tak terima, Hanska hanya tertawa.
"Minum gih."
Sambil menyemprotkan hand sanitizer ke tangan dan mengambil beberapa lembar tissu, Hanska menyodorkan minuman ke sahabatnya itu.
"Keburu mati tersedak gue lihat lo bersih-bersihan dulu." Jelas Haidar selesai minum.
Ia adalah sahabat Hanska. Haidar Gautama namanya, biasa dipanggil Haidar, satu-satunya dan seseorang yang paling paham masa kecil Hanska.
Bagaimana tidak, Haidar adalah sahabat Hanska dari mereka masih bayi, bahkan orang tua mereka juga bersahabat sejak remaja.
"Hari ini ada jadwal apaan?" Tanya Hanska.
Haidar berpikir sejenak. Selain sahabat, Haidar adalah asisten pribadi Hanska. Asisten dadakan lebih tepatnya.
Dua tahun lalu Haidar datang meminta pekerjaan ke Hanska, apapun itu, walau jadi satpam sekalipun. Hanya saja Hanska tidak mungkin setega itu menempatkan posisi sahabatnya, apalagi Haidar sangat dekat dengannya dan bisa di andaikan.
Jangan bilang Haidar miskin. Keluarganya memiliki bisnis dalam bidang properti terbesar kedua se Indonesia. Walaupun bisnis keluarga Haidar tidak seluas milik keluarga Hanska, namun untuk posisi tujuh turunan masih sangat terjamin.
Tapi, Haidar menolak terjun langsung dalam mengolah perusahaan bersama abangnya yang merupakan penerus kantor pusat.
Sangat di sayangkan memang.
"Hari ini pak Dirut ada pertemuan dengan JJ Corporation dan di undang makan malam dengan Surya Group untuk membahas proyek rumah bersih." Jawab Haidar formal.
Kelethok.
Lagi, Hanska menimpuk kepala Haidar dengan gulungan yang ada di tangannya. Haidar hanya menyengir kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch
RomanceWARNING!! Perubahan sebagian besar unsur, alur dll dalam cerita. Awalnya aku tak ingin berurusan denganmu. Namun, takdir selalu saja mendekatkan kamu dan aku. _Raradiyaksa Kenneth_ Kamu bisa mengganggap setiap pertemuan adalah akhir, namun tak menut...