Ceritakan padaku, seberapa bebas kau dapat bersama mereka yang kau sayang.
_Hanska Alfatih_
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
"Aaarrrgghhh"
"Gue.. gue dimana!!" Teriak Rara setelah Ia sadar tidak tidur di rumahnya. "Wuaa baju gue!!"
"Berisik banget sih lo pagi pagi." Ucap Hanska berjalan kearah walk in closet dengan hanya mengenakan handuk di pinggangnya.
"Arrghh dasar lo cabul, lo apain tubuh gue!!" Teriak Rara semakin frustasi, bagaimana tidak. Ia ingat betul, kemarin masih memakai baju set lengkap miliknya, lalu pagi ini, kenapa Ia hanya memakai kemeja putih plus kebesaran tanpa bra atau dalaman apapun.
"Emang gue mau ngapain tubuh lo? Rata semua gitu." Jelas Hanska sadis membuat wajah Rara merah menahan amarah.
"Sialan lo!!"
"Berisik! gue mau sarapan." Acuhnya sambil melahap sepiring nasi goreng seafood ala Hanska. "Tuh gue buatin, kalo lo gamau biar gue habisin." Tambahnya lagi membuat Rara seketika dilanda lapar luar biasa.
"hmpp, hoek.." Belum sampai suapan pertama masuk, sesuatu bergejolak dalam perutnya, Rara buru-buru berlari menuju WC.
Hoek hoekk.
Hanska mengerutkan alisnya heran. Berjalan kearah kamar mandi sambil membawa handuk. Lalu berjongkok di samping Rara.
"Lo kenapa? Ngisi?" Tanya Hanska frontal. Namun di acuhkan oleh Rara yang saat ini terlihat pucat.
"Hmmpp, hoek.." sesuatu dalam tenggorokannya kembali mendorong untuk keluar, namun yang keluar hanya cairan. Perih yang Ia rasakan di lambungnya sungguh membuat tak berdaya. Ia sadar akibat terlambat makan akan seperti apa, namun nasi sudah menjadi bubur, hanya bisa menahan perih akibat asam lambung yang di deritanya."Al.." Panggil Riska sambil membulatkan mata dengan menampilkan wajah pura-pura syok atas apa yang telah Ia lihat. "Kalian.. dia, kamu.. hamilin anak orang?" Tambahnya menggeserkan tubuh Hanska untuk mendekati gadis yang saat ini terduduk lemas di samping WC.
Rara merasa dunianya semakin berputar, entah apa maksud perkataan komisaris tempatnya bekerja itu. Namun yang pasti, orang di sampingnya ini adalah orangtua Hanska.
"Ma.. ini.."
"Mama kecewa sama kamu, hikss.. ternyata ini alasan kamu tidak ingin menikah, ternyata kamu suka bermain wanita sampai hamil, huuhuu.." Serang Riska dramatis dengan air mata yang di buat-buat. Ia sengaja tak memberikan Hanska pembelaan agar rencananya berhasil.
Hanska blank, otaknya buntu melihat orang yang paling Ia cintai menangis akibat kesalahpahaman yang tak mampu di jelaskannya itu. Dirinya pun tak memungkiri. Siapa saja yang melihat juga pasti akan salah paham dengan keadaannya saat ini.
Dengan dirinya yang bertelanjang dada, dan penampilan Rara yang acak-acakan hanya dengan mengenakan kemeja tanpa dalaman. Semua yang melihat pasti mengira mereka habis berhubungan suami istri.
Sambil menatap Rara, seolah meminta bantuan agar Riska tidak salah paham, namun apalah daya, mamanya itu menghalangi pandangan mata mereka agar tak bisa memberikan kode.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch
RomanceWARNING!! Perubahan sebagian besar unsur, alur dll dalam cerita. Awalnya aku tak ingin berurusan denganmu. Namun, takdir selalu saja mendekatkan kamu dan aku. _Raradiyaksa Kenneth_ Kamu bisa mengganggap setiap pertemuan adalah akhir, namun tak menut...