8

76 3 0
                                    

Tinggalkan vote dan komennya ya...

Selamat membaca.

---

Di sepanjang perjalanan. Di dalam mobil Rain tidak bersuara sedikit pun. Keadaan hening dengan Rain yang selalu menatap ke luar jalan. Sudah cukup lama Rendy melihat Rain yang diam tak bersuara sedikit pun. Rendy akhirnya bertanya pada Rain.

"Kita mau ke kafe mana?" tanya Rendy.

"Terserah lo," jawab Rain.

"You have a problem?"

"Masalah apa?" Rain masih sibuk memandangi jalan yang dilewati.

"I don't know what you problem. But, I suggest you. Don't never run away from the problem."

"You don't know anything about me. So, don't mix my busness." Rain menatap Rendy tajam.

"Okey. Tapi kita mau ke mana sekarang?"

"Gue bilang terserah."

"Baiklah. Kalo gitu ke kafe kesukaan gue aja gimana?"

"Terserah."

Rendy menggelengkan kepala melihat sikap Rain yang acuk tak acuh seperti itu.

Setibanya di kafe kesukaan Rendy. Rain terlihat terkejut. Rendy yang tidak mengerti dengan perubahan sikap Rain itu bertanya.

"Lo kenapa? Kita udah sampai," kata Rendy.

"Kafetaria?" tanya Rain.

Dia memandangi kafe itu dengan ekspresi yang tidak bisa terbaca oleh orang lain.

"Iya, ini kafe kesukaan gue. Dulu ketika gue masih di Indonesia, gue sering mampir ke sini. Ini tempat penuh dengan kenangan," jawab Rendy sambil memandangi kafe kesukaannya itu.

"Lo pernah ke sini sebelumnya?" tanya Rendy.

Rain tidak menjawab.

Rendy bersuara lagi. "Mungkin lo pernah ke sini kali ya. Ini memang jadi tempat favorit bagi orang banyak juga. Ya udah kita masuk."

Rendy menarik tangan Rain yang masih terdiam. Sampai di dalam kafe, Rendy mencari meja yang kosong untuk mereka tempati. Setelah menemukan Rendy mengajak Rain untuk duduk di tempat itu. Rendy menarikkan kursi untuk Rain duduki, tetapi Rain masih saja berdiri. Rendy yang melihat Rain masih diam menjadi gemas. Rendy mendudukkan Rain dan setelah itu dia duduk di seberang Rain duduk. Rain dari tadi diam saja memperhatikan semua yang Rendy lakukan padanya.

"Kenapa masih diam? Lo nggak suka tempatnya?" tanya Rendy.

"Enggak. Aku suka kok tempatnya," sanggah Rain.

Rendy tercengang mendengar apa yang Rain katakan. Dia tidak menyangka apa yang baru saja dia dengar itu. Jika tidak banyak orang, mungkin Rendy sudah berteriak-teriak karna terlalu senang mendengar ucapan Rain yang menggunakan kata aku yang biasanya menggunakan kata gue. Dan tadi juga Rain berbicara dengan lembut padanya seperti menggunakan perasaan ditiap katanya.

"Lo tadi bilang apa, Rain?" tanya Rendy.

Dia ingin memastikan dirinya, kalaunya yang dia dengar barusan itu nyata adanya.

Rain tersadar, "Eh, kenapa?"

"Tadi lo bilang apa ke gue. Ulangi," pinta Rendy.

Rain yang tersadar dengan apa yang dia ucapkan pada Rendy saat itu mulai gelagapan. Rain kehabisan akal kalau sudah begini. Dia sendiri tidak bisa berkata apapun lagi jika sudah keceplosan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RainyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang