Ketika kenangan kembali terkuak ke permukaan
Di saat itu lah masa lalu kembali menghantui
_____________________
Di kelas Rain dikejutkan oleh murid baru yang saat ini sedang berulah. Dua murid baru itu menuliskan kata SALAM KENAL RAINY yang begitu besar di papan tulis. Rain tak habis pikir dengan mereka berdua. Baru masuk saja sudah bikin ulah yang aneh. Rain geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka berdua itu. Sedangkan dalangnya hanya tersenyum lebar. Rain duduk ke tempatnya dan tidak peduli dengan apa yang ada di depan tulis.
Rendy yang melihat usahanya gagal dalam mengambil perhatian Rain tidak menyerah. Dia mendekati Rain dan mengulurkan tangannya ke depan wajah Rain yang lagi serius membaca buku biologinya. Rain yang melihat tangan itu mengalihkan pandang ke pemilik tangan. Saat Rain tau kalaunya tangan itu milik si murid baru yang bernama Rendy, Rain hanya memandanginya saja tak membalas uluran tangannya itu.
Rain tidak habis pikir dengan orang yang ada di depannya saat ini. Sebenarnya apa maunya dia mendekati dirinya.
"Rendy," katanya.
"Iya. Udah tau."
Uluran tangan yang tidak terbalas membuat Rendy menurunkan tangannya. Rendy sebenarnya terkejut dengan Rain yang tidak mau menerima uluran tangan darinya. Jika cewek lain yang berada di posisi Rain saat ini, pasti mereka tidak akan melepaskan kesempatan emas itu terbuang percuma. Berbeda dengan Rain, dia terlihat sama sekali tidak tertarik dengan Rendy. Rendy semakin tertantang untuk mendekati Rain.
Meskipun Rain enggak menerima uluran tangannya barusan. Hal itu tidak menurunkan semangat Rendy untuk menaklukan Rain yang cuek dengan kaum adam.
"Nama kamu Rainy kan?" tanya Rendy.
"Heemm ...."
"Nama kamu Rainy, kalo dalam Bahasa Inggris artinya Hujan. Kamu suka hujan?"
Deg.
Semua orang yang ada di sana terkejut dengan penuturan Rendy barusan. Tanpa terkecuali Rain yang mendengar langsung. Ben yang merasakan aura ketegangan di antara teman-teman barunya itu, langsung menyenggol Rendy yang sedang fokus dengan Rain. Rendy yang disenggol melihat ke arah Ben dan bertanya, "Ada apa?"
"Lo lihat deh sekeliling lo. Mereka semua mandangin lo aneh banget," kata Ben bergidik.
Rendy memandangi sekelilingnya, dan merasakan keanehan yang dirasakan Ben juga.
"Emang yang gue omongin barusan ada yang salah ya, Ben?" tanya Rendy pelan.
"Ya ... menurut gue sih nggak. Tapi gue juga nggak ngerti maksud mereka apa."
"Lebih baik lo pergi dari hadapan gue," kata Rain dingin.
Rendy yang paham kalau dirinya lah orang yang diminta Rain pergi itu.
"Gue minta maaf kalo omongan gue barusan menyinggung lo."
"Ben tolong hapus tulisan itu!" pinta Rendy.
Setelah mengatakan itu, Rendy kembali ke tempat duduknya. Dia memikirkan kesalahan yang ada pada ucapannya barusan. Dia sendiri merasa tidak ada yang salah dari perkataannya itu. Tapi kenapa semua orang bereaksi seperti itu.
"Aneh," gumam Rendy.
Ben telah selesai menghapus tulisan yang ada di papan tulis bertepatan dengan bunyi bel masuk kelas. Tak lama guru pengajar di kelas mereka pun datang. Mereka menjalankan sistem belajar mengajar dengan tenang seperti biasanya. Selama pelajaran berlangsung Rendy memandangi Rain yang dari tadi diam saja. Rendy jadi berpikir kembali apa kata-katanya saat itu berdampak begitu besar buat Rain.
Sampai jam pulang Rain masih saja tidak bergeming. Mita sudah tidak tahan melihat Rain selalu diam sejak mendengar ucapan Rendy barusan. Dia juga terkejut mendengar ucapan Rendy. Apa yang diucapkan Rendy itu mengingatkan Mita pada sesuatu yang ada di masa lalu.
"Rain, udah waktunya pulang. Balik yuk," ajak Mita. Rain masih tak bergeming.
"Rain." Mita memanggil Rain sambil menyentuh bahunya.
"Eh, ada apa Ta?"
"Udah waktunya pulang, ayo balik," kata Mita.
"Oh, baiklah."
"Lo masih mikirin itu Rain?" tanya Mita pelan. Rain menggelengkan kepalanya.
"Ayo balik," kata Rain.
Rain berjalan mendahului Mita. Mita mengekori Rain saja. Rendy yang melihat perubahan Rain jadi semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Rendy bertekad mencari tau semua tentang Rain.
Di depan gerbang sebelum pulang, Mita kembali bertanya pada Rain. "Lo beneran nggak apa-apa Rain?"
"Iya, gue nggak pa-pa Ta."
"Serius."
"Iya Ta."
"Tapi kenapa gue ngerasa lo mikirin hal itu lagi ya, Ta?" Mita tampak khawatir dengan Rain.
"Gue nggak apa-apa kok, Ta. Percaya deh."
"Semoga ya Rain."
"Iya."
"Ya udah. Sampe ketemu lagi ya Rain." Rain mengangguk.
Setelah itu mereka masuk ke dalam mobil masing-masing dan pergi dari area sekolah. Tapi di belakang mereka ada dua orang yang dari awal mendengar pembicaraan mereka.
Dua orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Rendy dan Ben.
"Gue kok ngerasa ada sebuah misteri ya di sini, Ren?" kata Ben.
"Gue juga ngerasa gitu."
"Bakalan seru nih."
"Lebih dari itu. Gue yakin ada sesuatu yang mereka semua tutupi di sini."
"Bisa jadi sih. Tapi bisa jadi juga bukan."
"Gue bakal cari tau misteri ini. Dan akan aku satukan kembali kepingan-kepingan yang tersembunyi." Rendy mengatakan dengan mantap.
"Bagus bro. Gue suka gaya lo," kata Ben sambil menepuk bahu sahabatnya itu.
"Ya udah, buruan kita balik. Gue udah laper banget nih Ren." Ben mengelus-elus perutnya yang dari tadi sudah lapar.
"Lo itu emang selalu lapar Ben. Herannya lo nggak pernah gendut, tetep aja kaya lidi gituh." Rendy terbahak.
"Kurang ajar lo ya."
Rendy masih terbahak. Namun tak jauh dari tempat persembunyiaan Rendy dan Ben, ada seseorang yang mengawasi gerak-gerik mereka berdua.
"Permainan dimulai ...." Dia tersenyum miring.
Orang itu pergi setelah mengatakan dua kata yang berarti sangat luas. Rendy dan Ben yang tidak tau kalau mereka sedang di awasi tetap berjalan dan masuk ke mobilnya lalu mereka juga pergi dari area sekolah.
______
Up kembali ...
Tunggu up beerikutnya malam ini ya ...Salam sayang♡
Yessysan
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy
Teen FictionNamanya Rainy, sering dipanggil Rain. Kalau dalam bahasa Inggris Rain itu artinya hujan. Tapi bagaimana kalau Rain tidak menyukai hujan. Bahkan sampai membenci hujan. Berbeda dengan namanya, Rain sama sekali tidak membenci itu. Bagi Rain, namanya me...