Chapter 1

157 19 11
                                    

Brughhh

"Yahhhhh jatuh deh." Aeleasha menunduk untuk mengambil ponselnya yang terjatuh ke lantai karena ditabrak oleh seorang siswa yang tak dikenalnya di sekolah barunya.

Setelah mengambil ponselnya yang terjatuh, ia kemudian mendongak dan berdiri untuk melihat pria berpostur tubuh tinggi yang berdiri kokoh di hadapannya. "Mmm, kamu nabrak aku ya? Kok gak minta maaf sih. Ponsel aku jatuh nih." Decak Aeleasha sebal sambil terus menatapnya.

Lama tak ada jawaban, akhirnya pria itu menjawab dengan ketus. "Heh, yang nabrak bukan gue nona." Jawabnya dingin tanpa melirik kemudian berlalu meninggalkan Aeleasha yang masih terdiam di tempat.

"Lahh, jelas jelas kamu yang berdiri disini tuan yang terhormat." Ucapnya mengejek. Percuma saja Aeleasha berbicara, karena pria itu tetap saja menghiraukannya dan tetap berjalan tanpa menengok sedikitpun.

Aeleasha memperhatikannya berlalu. "Kedua tangan masuk ke dalam kantong celana, cara jalan yang cool, dan ganteng. Gak salah lagi. Fix ini pasti ciri-ciri anak Jakarta yang ngehitz di sekolahnya." Fikirnya sambil mengusap-usap ponselnya yang baru saja terjatuh.

"Pokoknya kamu utang minta maaf ke aku!" Teriak Aeleasha spontan memenuhi koridor yang membuat seluruh siswa yang berada disana menengok ke arahnya. Tapi, perhatian Aeleasha tak kesitu. Ia malah memperhatikan pria yang baru saja ia soraki itu justru seakan tak mendengarnya sedikit pun.

"Dasar batu! Gak punya hati kali yah." Ucapnya berbalik sambil berniat berjalan menuju ke ruangan kepala sekolah. Tapi saat berbalik, ia sangat terkejut ketika melihat ada seseorang yang berdiri tepat di belakangnya.

"Mmm. Eh hai nama aku Jevin." Ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. .

"Gimana ya cara ngomongnya. Tapi yang nabrak elo itu tadi Gue. Bukannya Danar. Ehe." Perkataan orang yang bernama Jevin ini sukses membuat Aeleasha membulatkan matanya.

"Hah, eh, tapi.... TAPI KOK BISA SIHHH??" Tanya Aeleasha dengan nada keras dan spontan ia membalik badannya melihat ke arah pria yang telah ia tuduh tadi. Tapi apalah, ia sudah tak terlihat.

"Iyaa, tadi gue juga baru mau ngomong, soalnya daritadi gue berdiri di belakang lo waktu ponsel lo jatuh. Eh, tapi tiba-tiba lo nuduh Danar. Jadi gue gak bisa motong pembicaraan kalian. Soalnya gak sopan. Hehehe." Ucap Jevin seakan tak berdosa.

"Eh tapi kann....." Orang ini berhasil membuat Aeleasha mengerutkan kedua alisnya dan tak bisa berkata apapun.

"Yaudah. Gue minta maaf yaa. Tadi gue fikir juga lo itu minus atau gimana. Hehehe." Jevin lantas mengulurkan tangannya sebagai tanda meminta maaf.

"Eh tapi gimana dong. Dia namanya siapa? Danar ya? Kamu berhutang bantuin aku minta maaf ke dia." Pinta Aeleasha

"Dia? Gak usah lah. Palingan besok dia juga udah lupa. Jangan gangguin dia. Serem banget. Ngegigit dia mah." Ucap Jevin tersenyum manis lantas berlalu meninggalkan Aeleasha.

"Ini emang gaya hidup atau apa sih. Datang pergi datang pergi... Kok semua orang bicaranya gitu ya? Gak Danar gak Jevin." Fikir Aeleasha sebal melihat Jevin berjalan pergi.

"Hmmm, Danar?. Aku berhutang maaf padamu." Dengus Aeleasha sambil berjalan. Perasaan bersalah ini terus menghantuinya.

****

Tolong dimaafkan kepolosan Aeleasha ya. Hihiw

Masih masih masih sangat butuh saran. :)  

AELEASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang