02

2.2K 204 14
                                    

SEPARATE LOVE
Park Jimin x Kang Seulgi
Lee Taeyong, Kang Mina
Hurt
(Tapi nggak tahu apa bakal sampe rasa sakitnya)
Warning : Typo (s), gaje, aneh
696 Words
And Then - Yang  Da Il ft Hyorin Sistar

Maaf untuk waktu yang lama membuat part 2nya.
Selamat menikmati

Jimin tengah merapikan pakaiannya. Hari ini dia telah berjanji untuk makan malam bersama dengan Mina dan orang tua mereka. Jimin tahu saat ini akan datang meski sesungguhnya dia tidak sepenuhnya siap.

Salahkan saja pada sosok Seulgi yang 4 tahun lalu meninggalkannya begitu saja. Bersama pria lain. Setelah 8 tahun waktu yang mereka lalui.

Meski tidak memungkiri ketika Seulgi meminta putus saat itu, apa yang diucapkan Seulgi ada benarnya.

Saat itu, perasaannya pada Seulgi memudar tergantikan wanita baru bernama Mina.

Tetapi, dia tidak ingin putus dari Seulgi. Sungguh, dia hanya bosan dan ingin hal yang baru. Tapi Seulgi malah memutuskannya dan pergi bersama pria lain.

Jadi rasa bosan itu bukan hanya menderanya. Tetapi juga Seulgi. Dan Jimin marah karena Seulgi memilih berpisah.

Pria Park itu sampai di sebuah restauran mahal dan berjalan menuju meja yang telah berisi Mina, kekasihnya. Ayah dan Ibu Mina serta satu - satunya orang tua yang ia miliki, ibunya.

"Maaf terlambat." kata Jimin sambil duduk di samping sang Mina dan berhadapan dengan ibunya.

"Tidak apa - apa Jimin. Kami tahu kau sangat sibuk."

Jimin mengulas senyum sopan pada Tuan Kang yang tidak lain adalah ayah dari Mina.

"Aku sudah memesankanmu makanan kesukaanmu Oppa." kata Mina.

"Terima kasih." gumam Jimin.

"Jadi, ayah meminta kita makan malam bersama saat ini untuk menanyakan rencana kelanjutan hubungan kalian. Sudah 5 tahun kalian berpacaran. Tidakkah kalian berniat untuk melanjutkannya ke jenjang yang lebih serius?"

Jimin tahu hal ini. Dan dia sesungguhnya tidak ingin menjawab karena nyatanya separuh dari perasaannya masih ada pada Kang Seulgi.

"Paman aku..."

"Kami berencana akan bertunangan bulan depan Ayah." potong Mina membuat Jimin terkejut.

Mereka sudah berkali - kali membahas hal ini. Dengan Jimin yang bersikeras untuk saat ini dia hanya ingin berpacaran saja. Dan sekarang Mina dengan seenaknya...

Jimin mengeraskan wajahnya dan tersenyum kaku. Tidak berusaha mengatur ekspresinya meski ketiga orang tua di sana tersenyum bahagia.

"Bolehkah kami permisi lebih dulu?" tanya Jimin.

"Kau belum menyelesaikan makananmu." Nyonya Kang nampak bingung.

"Sebenarnya aku sudah makan malam dengan klien. Maafkan aku. Tapi mereka memaksa. Paman pasti tahu aku tidak boleh menolak bukan?"

"Baiklah.  Lagipula kalian memang harus memiliki banyak waktu berdua. Akhir - akhir ini Mina mengeluh kau terlalu sibuk." kata Tuan Kang.

"Ya."

Jimin membungkuk lalu menarik Mina. Mereka keluar dengan terburu - buru.

"Oppa ini sakit. Lepaskan." ronta Mina. Tapi Jimin tidak menggubrisnya. Dia baru melepaskan cekalannya saat mereka di parkiran yang cukup sepi.

"Apa maksudmu Kang Mina?"

"Apa yang Oppa bicarakan?"

"Bulan depan kita bertunangan? Kapan kita membahas hal itu. Siapa yang memutuskan hal itu? Aku tidak pernah ingat aku mengatakan hal itu." Jimin mencoba menahan emosinya.

"Memangnya kenapa? Kita sudah 5 tahun pacaran. Memangnya Oppa tidak ingin serius?"

"Tentu saja aku akan serius. Tapi tidak untuk saat ini."

"Kenapa? Apa 5 tahun waktu kita bersama belum cukup?"

"Kang Mina kita sudah sering membahas hal ini. Aku tidak memikirkan pernikahan untuk saat ini."

"Kenapa? Karena Oppa masih mengharapkan Kang Seulgi sialan itu bukan?" suara Mina meninggi.

"Jangan bicara seperti itu tentang Kang Seulgi." Jimin menjadi tidak terkendali.

"Memangnya kenapa? Dia sudah memutuskanmu 4 tahun lalu. Dia pergi bersama pria lain. Tapi kau masih berharap padanya. Kau mencarinya. Kau bahkan menyewa detektif agar bisa mengetahui keberadaannya.  Apa kau pikir aku tidak tahu?"

Jimin mengepalkan tangannya. Rautnya semakin dingin.

"Seharusnya kau tidak memikirkan dia lagi Oppa. Memangnya apa kurangnya diriku? Cintaku padamu lebih besar daripada cintanya padamu. Aku bahkan rela selama setahun menjadi kekasih keduamu. Dan setelah aku menjadi satu - satunya, salahkah jika aku ingin memilikimu utuh hingga tidak ada yang bisa merebutmu dariku."

"Aku tetap tidak ingin menikah saat ini."

Mina menangis.

Jimin menjadi tidak tega. Dia bergerak untuk merengkuh Mina ke dalam pelukannya.

"Oppa, aku mencintaimu. Ayo kita menikah."

"Aku masih mencintai Seulgi. Kau tahu itu."

"Aku tidak peduli. Aku pernah menjadi yang kedua. Biarkan aku memilikimu. Kau boleh tetap menyimpan Seulgi dalam hatimu. Tapi biarkan aku memilikimu. Sama seperti 5 tahun lalu. Kau bisa membagi hatimu. Aku yakin setelah kita menikah hatimu akan utuh untuk aku miliki."

Jimin memejamkan matanya.

Dia tidak pernah tega untuk menolak permintaan Mina. Karena meski sedikit dia juga mencintai Mina.

Mungkin memang seharusnya dia menikahi Mina. Bukan mencari Seulgi yang menghilang bersama pria lain.

Separate Love - SeulMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang