09

1.2K 163 17
                                    

SEPARATE LOVE
Park Jimin x Kang Seulgi
Lee Taeyong, Kang Mina, Kim  Jennie
Hurt
(Tapi nggak tahu apa bakal sampe rasa sakitnya)
Warning : Typo (s), gaje, aneh
757Words
Lagu yang kudengarkan saat membuat FF ini :
And Then - Yang  Da Il ft Hyorin Sistar
Memories - Super Junior
What If - Super Junior
Daydream - Super Junior
Fake Love - BTS
The Truth Untold - BTS
One More Chance - Super Junior


Semoga suka dengan part ini dan nggak bosan2 buat yang baca

Dan terima kasih banget buat Nek Kabukikuwan udah bikinin Cover buat ini FF. Covernya keren banget.

Dan maaf karena lama updatenya.

Selamat membaca


Jimin merasa jengah dengan tatapan tajam dari wanita di sampingnya. Tapi Jimin mencoba tenang. Tidak ingin menambah rasa kesal pada wanita bermulut pedas tersebut.

"Eonnie, aku sudah bilang sebelumnya." wanita bernama Jennie itu mendesis. Tapi Dokter Bae Joohyun hanya memasang wajah datar dan dingin khasnya.

"Aku tidak pernah memberitahunya. Jika memang sudah takdir Jimin-ssi untuk tahu mau bagaimana lagi?"

Kim Jennie mendengus.

"Seharusnya aku tidak membiarkannya saat aku pertama melihatnya keluar dari kamar Seulgi Eonnie."

"Dan aku juga bilang kau tidak berhak Jennie."

"Aku berhak Eonnie. Seulgi kakak iparku. Meski dia dan Taeyong hanya saudara angkat. Tapi keluarga yang ia miliki hanya Taeyong dan aku."

Joohyun menggeleng. Baik Jennie maupun Taeyong sama - sama sangat keras kepala. Apalagi jika itu menyangkut Seulgi.

"Kau mungkin lupa, ada anak yang membutuhkan ayahnya."

"Tidak. Mingi tidak butuh. Dia sudah memiliki Taeyong sebagai ayahnya."

"Kim  Jennie! Berhenti keras kepala." sentak Joohyun.

Jennie menghela nafas kasar. Lalu memilih membuang pandangannya ke arah lain. Dia tidak bisa menang melawan Joohyun, kakak sepupunya.

"Jennie-ssi, aku tidak tahu apa yang Lee Taeyong ceritakan tentangku padamu. Tapi kupikir kau salah paham."

Jennie tersenyum meremehkan. "Aku rasa aku tidak salah paham."

Jimin menghela nafas panjang. Ini akan sulit. Dia tahu.

"Aku hanya ingin menebus salahku."

"Tidak perlu."

"Jennie!" Joohyun memperingatkan Jennie. Membuat wanita itu mendengus sekali lagi. Jimin tersenyum miris.

"Jennie-ssi, tolong biarkan aku mengunjungi Seulgi hingga dia sadar."

Jennie menggeleng.

"Sudah 3 tahun Eonnie seperti itu. Kau juga sudah beberapa minggu mengunjunginya dan tidak ada perubahan apapun. Jadi percuma kau mengunjunginya."

"Dua bulan. Jika selama dua bulan Seulgi tidak menunjukkan perubahan apapun, aku tidak  akan mengunjunginya lagi. Aku janji."

Jennie mengangkat alis kanannya dan menatap penuh minat pada Jimin.

"Bahkan Jika Eonnie sadar kau juga harus menghilang." kata Jennie tegas.

"Ya. Biarkan aku mengunjungi Seulgi. Dan menghabiskan waktu bersama Mingi juga."

"Tidak."

"Aku ayahnya. Setidaknya aku memiliki kenangan yang indah bersama Mingi. Karena pada akhirnya aku akan menghilang dari mereka." Suara Jimin melemah di akhir.

Jennie ingin menolak. Tapi Joohyun menatap tajam pada Jennie. Membuat ibu muda itu mengangguk ragu.

"Terima kasih."

Jimin menahan air matanya. Setidaknya dia memiliki 2 bulan. Jimin tidak akan melewatkan hal itu.










Jimin mencium kening Seulgi lalu duduk di tempat biasa. Meraih jemari Seulgi dan membuat pola acak tanpa berniat membuka suaranya.

Jimin menikmati keheningan ini dengan memikirkan berbagai kenangan yang telah ia dan Seulgi lalui.

"Sayang." katanya lirih. "Terima kasih. Mingi tumbuh dengan baik. Dia baik hati sepertimu. Kuharap kelak dia akan tumbuh sepertimu. Jangan sepertiku. Aku akan tetap mencintai kalian meski aku tidak akan bersama kalian lagi nanti."

"Hari ini hujan turun." Jimin menatap luar jendela yang memperlihatkan aliran air hujan. "Kau ingat, kita mulai pacaran saat hujan turun." Jimin terkekeh mengingat bagaimana konyolnya dirinya saat mendekati Seulgi.

"Kau ingat Hoseok Hyung? Kau pasti tidak akan percaya. Hoseok Hyung menikah dengan Moonbyul Noona tahun lalu. Sayangnya kau tidak bisa datang."

Jimin terus berceloteh tidak peduli apa Seulgi akan mendengarnya atau tidak.

Pintu terbuka mengalihkan perhatian Jimin. Perawat Sooyoung masuk bersama Mingi yang terlihat antusias melihatnya.

"Paman." panggilnya pelan. Jimin tersenyum.

"Jennie bilang, anda boleh bersama Mingi tapi jam 3 harus sudah kembali ke sini."

"Baiklah. Terima kasih perawat Park."

"Baiklah Jimin-ssi, saya akan pergi dulu. Permisi."

Jimin meraih Mingi dalam rengkuhannya. Menciumi pipi gembil putrinya membuat gadis kecil itu terkikik geli.

Jimin tidak tahu kenapa balita diperbolehkan ada di rumah sakit. Mungkin karena balita itu anak dari pasien dan mungkin ruang itu sudah disterilkan sehingga Mingi boleh mengunjungi kamar Seulgi. Jimin tidak ingin memikirkan hal itu lebih jauh.

"Eomma cantik bukan?" kali ini Jimin memangku Mingi sembari menatap Seulgi lekat.

"Em... Cantik." Mingi mengangguk. Gadis cilik itu ikut memandangi wajah Seulgi.

"Mingi ingin Eomma bangun tidak?"

"Ingin."

"Kalau begitu, bantu Paman agar Eomma bangun ya."

"Bagaimana caranya Paman?" Mingi nampak tertarik. Dia menatap Jimin penuh rasa ingin tahu.

"Bilang pada Eomma bahwa Mingi mencintai Eomma dan ingin Eomma bangun agar Mingi dan Eomma bisa bermain bersama."

TBC

Separate Love - SeulMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang