06

1.4K 195 16
                                        

SEPARATE LOVE
Park Jimin x Kang Seulgi
Lee Taeyong, Kang Mina,  Jennie
Hurt
(Tapi nggak tahu apa bakal sampe rasa sakitnya)
Warning : Typo (s), gaje, aneh
612 Words
Lagu yang kudengarkan saat membuat FF ini :
And Then - Yang  Da Il ft Hyorin Sistar
Memories - Super Junior
What If - Super Junior
Daydream - Super Junior
Fake Love - BTS
The Truth Untold - BTS

Cepet nih bikinnya. Suaranya Jimin emang bener2 bikin mood nulisku naik.
Semoga suka dengan part ini dan nggak bosan2 buat yang baca

Selamat membaca



Jimin berjalan sambil menggenggam sebuket bunga berwarna putih. Kesukaan Seulgi. Sesekali tersenyum ke arah para perawat dan suster yang mulai akrab dengannya. Karena sudah hampir 2 minggu terakhir Jimin datang berkunjung ke rumah sakit ini. Terlebih Jimin adalah pribadi yang ramah.

Jimin memilih saat Seulgi tidak ada yang menjaganya. Jimin meminta tolong salah seorang perawat bernama Sooyoung untuk memberitahunya saat tidak ada yang menjaga Seulgi.

Bukannya Jimin pengecut. Pria Park itu tahu jika kedatangannya sampai diketahui Lee Taeyong, Jimin tidak akan diijinkan untuk datang lagi lebih buruknya jika Seulgi dipindahkan sehingga Jimin akan kesulitan untuk menemukan Seulgi lagi.

Jimin membuka pintu ruangan dan mengganti bunga di dalam vas dengan bunga baru yang ia bawa. Meletakkannya di atas nakas meja. Lalu dia duduk di samping ranjang Seulgi yang terbaring.

"Apa mimpimu begitu menyenangkan?" Jimin mulai mengajak Seulgi bicara. Meski ia tahu ucapannya tak akan terbalas. "Seulgi, Sayang. Maafkan aku. Jika saja aku tidak membagi hatiku..." Jimin mengambil jemari tangan Seulgi. Memainkan jemari lentik itu. "Seulgi, kenapa kau tidak memberitahuku kau hamil? Dan bagaimana anak kita? Dokter yang aku tanya tidak mau mengatakannya. Apa dia selamat. Atau..." Jimin mendongak. "Dia terlahir prematur." bisiknya lirih.

"Seulgi." panggilnya. "Kau boleh menghukum diriku tapi bisakah kau bangun? Tolong bangunlah. Dan akan aku terima semua hukuman yang kau berikan untukku."

Ponselnya bergetar. Jimin meraih ponselnya. Nama sekretarisnya terlihat di layar ponselnya. Jimin memilih membiarkan.

"Sayang, aku tidak bisa lama hari ini. Karena aku harus meeting. Aku akan datang lagi nanti malam atau besok pagi." Jimin mencium pipi tirus Seulgi. "Aku mencintaimu. Bangunlah Sayang." bisiknya.

Lalu dia melangkah keluar.

Jimin tidak menyadari ada seseorang yang nampak terkejut ketika melihat Jimin yang keluar dari ruangan Seulgi. Dengan raut menahan emosi, orang itu menghampiri para perawat yang ada di sana.







Jimin memasuki apartemennya dengan raut lelah yang sangat kentara. Hari ini sungguh melelahkan baginya. Dan ketika dia memasuki apartemen dia menemukan Mina duduk dengan raut merajuk. Membuat Jimin semakin lelah.

"Kau baru datang Oppa?" tanya Mina.

"Ya." Jimin melempar tas kerjanya di atas sofa lalu dia duduk di sofa lain.

"Kau tidak bisa kuhubungi. Ada apa denganmu? Kau lupa bahwa sebentar lagi kita akan menikah?"

Jimin membuka matanya lalu menatap tajam Mina.

"Aku tidak ingin menikah denganmu Kang Mina. Bukankah terakhir kita bertemu aku sudah meminta putus denganmu?"

"Aku tidak peduli Oppa meminta putus. Yang aku tahu kau akan tetap menikah denganku Oppa."

"Kang Mina!"

"Jika Oppa lupa. Oppa pernah berjanji untuk tidak meninggalkanku dulu."

Jimin menggeleng lemah. "Aku tahu aku salah Mina. Tapi, aku tidak bisa lagi."

"Apa 5 tahun tak berarti apa - apa bagimu Oppa?"

"Maaf Mina. Tapi aku sungguh masih mencintai Seulgi. Aku bersamanya selama 8 tahun. Dan apa yang kulakukan dulu dengan mengkhianatinya adalah sebuah kesalahan. Aku mencoba mencintaimu tapi aku tidak bisa."

"Kenapa Oppa egois? Lalu bagaimana denganku?"

"Maafkan aku Mina. Tapi aku sudah menemukan Seulgi."

"Apa? Oppa sudah bertemu Kang Seulgi dan jangan bilang Oppa juga bertemu anak kalian?"

Ucapan Mina membuat Jimin mengernyitkan keningnya.

"Kau tahu Seulgi hamil?" suara Jimin berubah tajam. Membuat Mina menjadi pucat dan memilih tidak mengatakan apa - apa. "Kenapa kau diam? Apa kau yang membuat Seulgi pergi? Apa kau juga yang membuat Seulgi terbaring koma di rumah sakit? Apa yang kau lakukan pada Seulgi hah?" Jimin meraung marah.

"Oppa... aku tidak..." Mina berkata terbata - bata.

"Katakan yang sebenarnya Kang Mina. Jika tidak aku tidak tahu apa yang aku lakukan padamu. Kau tahu jika aku serius dengan ucapanku."

"Aku... aku... Ya. Aku memang menyuruh Seulgi pergi. Tapi itu bukan salahku sepenuhnya. Apa Oppa tahu? Yang benar - benar membuat Kang Seulgi meninggalkanmu itu bukan aku. Tapi Eomma-mu sendiri. Dia yang membuat Seulgi meninggalkanmu jika tidak ingin kehilangan janinnya."

TBC

Haloo aku up 2 part sekaligus lhoh. Gimana? Masih ada yang baca kan? Untuk part terakhir ini baru aku tulis 15 menit yang lalu... hehehe semoga nggak aneh ya
Lagunya The Truth Untold emang pas banget membangun suasana saat nulis cerita ini.
Bisa kali ya tinggalkan jejak
Koment2 kritik2 saran2 aku tunggu ya

Separate Love - SeulMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang