Terbongkar

11.4K 430 2
                                    

___________

     Koperku telah siap di ruang tamu, ini yang ke tiga kalinya selama aku menikah melakukan perjalanan bisnis, kali ini aku akan pergi ke Italy untuk memeriksa keadaan hotel ku disana. Aku melihat Ivana beralis menyirit terkejut melihatku dengan koper koper ini, ia menuruni tangga sedikit cepat menuju kearahku

"Kak Kris mau kemana?" Tanyanya yang ku lihat telah siap untuk berangkat sekolah

"Perjalanan bisnis" jawabku mengambil koran di meja makan dan duduk menyesap kopi. Dia ikut menyantap sarapannya masih terlihat berfikir

"Kapan kak Kris akan kembali?"

"Seminggu lagi, belajar yang benar agar bisa masuk universitas yang bagus" aku bangkit dan menarik koperku keluar, sudah waktunya untuk berangkat.

"Iya kak, hati hati" aku mengangguk tanpa melihatnya, bi Loli dan bi Siti yang tengah menyapu membungkuk melihat kepergianku

       Semoga dia bisa menjawab soal soal ujiannya dengan benar.

-//-

      Dua telah hari berlalu, sisa dua hari lagi maka Ivana akan bebas dari ujian. Ia benar benar kesepian di rumah walaupun biasanya Kristian juga tidak mengajaknya mengobrol tapi jika Kristian tidak ada maka ia semakin merasa kesepian.

      Entah kenapa selama dua hari ini Ivana dan Sean sering teleponan setiap malam, ini berawal ketika Sean ingin mendiskusikan soal bahasa Inggris dengan Ivana. Setidaknya ada Sean yang menemaninya ketika malam jadi Ivana tak terlalu merasa takut.

      Terkadang Sean datang kerumah menjemput Ivana dan mengajaknya keluar untuk makan malam karena Sean tau Ivana merasa kesepian. Pernah ketika Ivana dan Sean tengah keluar bersama ke taman kota Ivana tiba tiba menangis

"Sean... terima kasih" Ivana menahan isak tangis

"Kau menangis? Kenapa?" Sean khawatir, kereka duduk diatas rumput hijau

"Aku benar benar sendirian, bisa kau bayangkan? Aku rindu ayah dan ibu hiks..." hari itu Ivana menangis dalam pelukan Sean, meluapkan kerinduannya kepada sang ayah. Sean bahkan ikut menangis dalam diam. Siapa yang bisa hidup di dunia yang penuh dengan ketidak adilan ini sendiri?

     Kita semua butuh keluarga, orang orang yang paling dekat dan tau kita luar dan dalam. Bahkan seorang wali pun sebenarnya tak berarti apapun ketika Ivana merindukan ayah dan ibunya. Terkadang Ivana berfikir mengapa Tuhan begitu tidak adil? Mengapa ia dilimpahkan sekian banyak harta namun Tuhan mengambil ayah dan ibunya?

"Aku mengerti apa yang kau rasakan, kau sendiri dan kau masih butuh seorang ayah dan ibu untuk membimbing jalanmu, namun Tuhan ingin kau mandiri Ana... Tuhan ingin tau seberapa kemampuanmu menghadapi ujiannya, aku yakin Tuhan memiliki sesuatu yang paling indah dalam hidupmu. Untuk balasan atas semua penderitaanmu"  Sean memeluk Ivana dan mengusap air matanya

-

      Di hari keempat ketika Ivana pulang sekolah ada seorang pria yang mencurigakan, Ivana merasa aneh melihatnya. Pria itu bersembunyi di balik pohon di depan gerbang sekolah dengan camera yang dipegangnya. Ia sesekali memfoto sekolah Ivana, jika pria itu tidak bermaksud apa apa kenapa dia harus sembunyi?

"Ana kenapa?" Yohanes merangkul Ivana yang berdiri di tengah lapangan melamun

"Bukan apa apa... Clarisa dan Sean kemana?" Tanya Ivana memalingkan wajah, mereka berdua duduk di taman.

"Clarisa ke toilet sedangkan Sean masih piket" Ivana mengangguk angguk kembali melihat ke depan sekolah, pria itu sudah hilang

"Kenapa? Jangan ada yang sembunyikan" Yohanes sambil mengeluarkan ponselnya mulai bermain game

"Tadi ada pria di balik pohon itu, dia memfoto sekolah kita sembunyi sembunyi, jika ada hal penting atau apa kenapa harus sembunyi iya kan? Aneh" jelas Ivana menyender di kursi

"Aish.... sudahlah itu bukan hal yang penting" Yohan santai dan fokus bermain game

"Oi!" Clarisa datang bergabung dengan mereka

"Lama sekali" celetuk Ivana, ia memutuskan untuk tidak ambil pusing soal pria aneh tadi

"Tinta pulpennya bocor" Clarisa menunjukan saputangannya yang masih hitam

"Haus sekali" Sean tiba tiba bergabung, ia nampak lelah dan berkeringat

"Bagaimana jika kita nonton untuk merayakan kesuksesan ujian ini?" Benar, ini hari adalah hari terakhir ujian mereka. Akhirnya perjuangan mereka tuntas, dan tinggal menunggu hasil

"Kuy!" Seru mereka dan pergi ke sebuah mall

-

"Sudah malam pulanglah... dan jangan lupa untuk tidak ngebut pulang" Ivana turun dari mobil, Sean mengantarkan Ivana pulang setelah mereka menonton dan makan bersama

"Jangan merindukan aku ya" Sean berkedip genit

"Ewh..." Ivana memelet dan mereka tertawa, setelah itu Sean pulang dan Ivana masuk kedalam rumah.

      Ivana menghela melihat halaman rumah yang luas, lagi lagi ia akan merasa kesepian dan sendiri.

      Lusa Kristian pulang namun ia benar benar begitu merindukan wajah Kristian, apa Ivana mulai menyukai Kristian?

      Namun Ivana tau bahwa Kristian tidak akan pernah menyukai anak kecil sepertinya.

      Ini hanya pernikahan kontrak.

-

      Keesokan harinya Ivana berjalan menuju sebuah mini market untuk membeli beberapa snack untuk menemaninya membaca novel dengan dengan kedua kelincinya, hari ini (jumat) hingga minggu ia libur karena telah selesai ujian, hari berikutnya ia sekolah hanya untuk menuntaskan surat surat keterangan lulus dan ijasah, namun ketika ia keluar dari mini market banyak reporter mengerubuninya, semua menyerukan pertanyaan yang membuatnya bingung dan takut

"Apa anda istri dari Kristian Wiratama?"

"Apa benar anda masih SMA?"

"Kenapa bisa kalian menikah?"

"Apa ini perjodohan?"

      Ivana tiba tiba merasa dirinya terkurung, ia gemetar ketakutan melihat kiblatan cahaya yang mengerumuninya, kepalanya benar benar pusing. Ia menutupi wajahnya dengan telapak tangan, apa yang harus ia katakan? Kenapa semua bisa terbongkar?

      Ketika ia hampir kehilangan kesadaran sebuah tangan kekar menarik tangannya, membawanya masuk kedalam mobil.

__________
Tbc

Devil Husband and Little Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang