Pagi itu aku bangun pagi banget. Bukan karena apa tapi karena satu hal...apa? Sesak nafas..biasa udara dingin.
Aku juga gak perna periksa ke dokter ya secara logika aku juga dokter tapi aku gak minat karena apa? Cuma sesak nafas.
Akhirnya, aku langsung merapatkan selimut hingga sebatas leher dan meringkuk ke dalamnya.
Hangat....
Tapi tetap saja sesak menyergapku. Lama kelamaan nafasku tak beraturan. Naik turun tidak karuan. Nafasku pendek-pendek.Aku mulai panik. Akhirnya aku bangkit dengan susah payah menyingkap selimut yang menutupi tubuhku.
Sebelum menuju ke kotak obat aku telah siapkan segelas air putih yang ada diatas nakas ku
Aku segera menuju kotak obat yang menempel di dinding. Aku buka dengan nafas yang tak karuan. Satu obat yang kucari.
Nah..ah ketemu....aku langsung mengambil satu butirnya dan langsung memasukkannya kedalam mulutku..langsung kuteguk dengan air putih dan aaahh...lega..
Dengan nafas yang mulai teratur aku kembali ke tempat tidurku dan menyusun bantal menempel ke dinding kamar ku
Aku susun bantal tinggi lalu aku bersandar disana. Aku diam dan memejamkan mata.
Saat akan tertidur kembali, suara notifikasi masuk. Aku melirik smartphobe yang ada di nakas.
"Sapa sih pagi-pagi buta gini..kurang kerjaan apa, mending juga tidur ah..."
Dengan ogah-ogahan aku mengambil smartphone ku.Saat aku melihat notifikasi yang masuk dari Dita, aku langsung melotot dan menegakkan dudukku. Ngapain Dita pagi gini chat..
Aku langsung tersenyum saat Dita chat denganku, rasanya kayak gimana gitu.
Namun, saat sedang asyik chat, nafasku agak sesak kembali.Sebenernya aku tidak enak dengan Dita karena saat ini aku sedang ingin chat an dengannya.
Namun tak bisa dipungkiri, nafasku semakin sesak. Tak ingin mencari gara-gara dan masalah, aku langsung bilang pada Dita bahwa aku sedang capek.
Dita langsung kembali membalas chat ku dan ia bilang tidak apa-apa. Aku tak bilang pada Dita tentang penyakit asma ku ini. Karena aku tak ingin Dita khawatir.
Aku segera meletakkan kembali hp ku diatas nakas dan segera tidur dengan posisi setengah duduk. Karena ini posisi yang baik saat asma kambuh.
"Dey...Dey..."
Aku terbangun saat ada seseorang yang mengguncang pelan bahuku..ternyata bang Arga. Tumven kalem..biasanya ya.."Eh bang...jam brapa sekarang?"
"Baru jam set 8...loe ke rs gak?"
"Ke rs bang..."
"Loe habis sesek ya...posisi tidur nya kek gini"Aku langsung tersenyum tipis sambil menatap bang Arga yang ada raut cemas di wajahnya yang tampan dan rapi itu.
"Gue gapapa kok bang..cuma sesek biasa doank..minum obat juga uda sembuh"
"Loe gak minat periksa ke dokter gitu?"
"Halah..bang cuma sesek doank juga."
"Dey...jangan remehin penyakit""Iya iya bang.."
"Gue mau berangkat dulu ya..loe ntar sarapan, uda gue siapin sandwich sama susu di meja."
"Thanks ya bang...ati ati.."Bang Arga hanya tersenyum dan mengusap kepala ku dengan sayang. Beruntung banget aku punya kakak seperti bang Arga.
Aku mengecek smartphone ku dan berharap Dita mengabariku . Namun ternyata tidak ada notifikasi dari Dita. Ada raut kecewa yang menghampiriku.
Namun, aku segera menepis perasaan kecewa itu dan positif thingking bahwa mungkin saja Dita sedang sibuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Femme
RomanceAku mengaguminya saat wajah cantiknya tersembunyi dibalik mata suramnya.... Aku menyayanginya saat senyum memesona itu menghiasi wajah cantiknya.... Dan aku mencintainya saat aku yakin bahwa aku tak pernah ingin jauh darinya.....