16

1.3K 88 43
                                    

hohohoo....aloha guyss...maafin aku yaa. aku baru update nih.....sibuk banget ngurusi PAS hehe...maafin yakk..oke keep reading and stay happy yak...
upsss iya nih...aku bakal buat part nya cuma sampe part 20 ehehhehe
but don't worry, aku bakal buat story nya tetep runtut dan nyambung 
love u all.....

________________________________________________________________

" Ayo bik...cepetan, kasian Dita kalo nunggu lama-lama."
si bibi hanya mengangguk dan mempercepat angkahnya menyamai langkahku. Saat berada di parkiran, suara telepon ku berdering. 

"Ihh...sapa sih..."
Kulihat nama bokap di layar hp. Aku langsung melotot terkejut dan menggeser tombol hijau di layar hp ku. 

"Wooyyy....kemana aja kamu...ini yaa...dasar gak nepati janji........."
Aku langsung menjauhkan hp dari pendengaranku. Bisa tuli seketika aku jika terus menempelkan hp ke telinga. 

Kulihat si bibi hanya mengelus dada karena tanda kaget.
"Woyy...Dey..bisa denger suara papa gak...."
"Eh...iya pa...maaf ya pa Dey ga bisa pulang cepet nih....Dey masih liburan sama temen-temen dokter Dey...eheh..."
"lhohhh dasar kamu yaa....gak ijin papa.."
"hehehheheh...ya maaf papa sayangg....yauda yaa mau main-main dulu  nih.."

Seketika telepon langsung berakhir. Akupun hanya bernafas lega dan segera menancapkan gas untuk menuju ke villa milik Dita. Di tengah perjalanan, macet mulai merayap membuat aku gelisah sendiri. Entah mengapa aku bisa gelisah seperti ini dan ini hanya kurasakan dengan Dita.

satu jam kemudian, sampailah aku dan  bibi di villa Dita. Bibi dengan inisiatif yang tinggi langsung keluar dari mobil dan membukakan gerbang villa. Ia juga langsung menuju ke villa Dita, mengambil tas besar milik Dita yang ia simpan di dalam kamarnya.

"Bi....kenapa gak pake koper aja? "
"gausah den...kalo pake koper ribet...saya gasuka..lagian kopernya non Dita besar-besar semua."
aku hanya ber-oh ria dan mengistirahatkan badanku sejenak di ruang tv. 

"Den...."
"iyaaa bik..kenapa"
"Ini saya tetap tinggal dirumah kan? dengan mas paijo..."
"iya bik...bibik di villa aja yaa...gaada yg urus rumah soalnya..."

Aku mengeluarkan dompet dan beberapa lembar uang seratusan.
"Ini buat bibik yaa..."
"Lohhh ini apa den..."
"ini buat makan bibik sama mas paijo...selama saya di rumah sakit menjaga Dita.."
"Terimakasih ya den..makasih banyak.."

Aku hanya tersenyum tulus ke bibik. Aku lalu segera membawa barang-barang pribadi Dita dan barang pribadiku juga. Aku menenteng tas pakaian yang sudah dipaki oleh bibik lalu langsung masuk mobil. Sebelumnya aku juga sudah berterima kasih kepada  bibik. 

Aku langsung tancap gas untuk menuju ke rumah orang tua Dita yang letaknya lumayan jauh dari kota pusat. Saat aku memarkirkan mobil di halaman rumah Dita, nampak ibuk sedang duduk di ruang tamu sambil berbincang dengan bapak.

"Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam..." ucap mereka serempak dengan ekspresi muka yang terkejut dengan kedatanganku
aku langsung mencium tangan bapak dan ibuk secara bergatian. Lalu aku langsung duduk di samping ibuk.

"Nak Dey...kenapa kok tiba-tiba kesini, gak bilang bapak sama ibuk dulu..."
"Maaf pak...saya tidak sempat untukmenghubungi bapak sama ibuk.."
sejenak bapak menyimak penjelasanku lalu ia segera meletakkan teh diatas meja ruang tamu tersebut.

"Memangnya kenapa kok sampai tidak sempat nak..."
Ibuk bertanya padaku sambil memutar badan menghadapku.
"Jadi.......ini mengenai kandungan Dita bu..."

"Ada apa dengan kandungan Dita?"
Seketika bapak langung memajukan badannya beberapa centi kearahku...
"Dita keguguran pak...bu..."
Aku langsung meneguk liur ku dengan susah payah. Kulihat wajah mereka yang sangat pucat pasi dengan kandungan Dita..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love My FemmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang