6

3.4K 183 36
                                    

Dalam perjalanan, tak henti-hentinya aku senyum-senyum sendiri. Bagaimana aku tidak bisa sebahagia ini? Kalau kalian semua jadi aku, kalian semua bakal bisa ngerasain apa yang aku rasain gaes....GUGUP, so pasti kalo itu...

Akhirnya kuputuskan untuk mendengarkan music yang ada di mobilku. Aku mulai mengetuk-ngetukkan jariku diatas setir mobil.

Lima belas menit kemudian, akupun sampai di depan rumah si Dita...sebenarnya bukan rumah sih...lebih tepatnya villa. Villa yang Dita huni tergolong bagus, dengan nuansa kayu yang sangat kental dan pohon yang tumbuh di halamannya membuatnya semakin asri dan nyaman.

Saat aku tengah memandangi gerbang rumahnya, pintu gerbang rumahnya bergeser dan keluarlah seorang satpam setengah baya yang menghampiru diriku dan akupyn segera melongokkan kepalaku keluar jendela.

"Permisi ya....mau cari siapa?"
"Saya Dey pak,temannya Dita..."
"Ohhh cari non Dita....monggo masuk.."
"Iya pak....makasih."

Akhirnya,satpam tadi pun kembali menuju ke gerbang dengan agak sedikit berlari dan mendorong gerbang lebar-lebar. Halaman rumah Dita sangat besar hingga akupun bisa memutar mobilku. Akupun mematikan mesin mobil dan keluar dari sana.

"Non Dita nya ada di dalam, mari saya antar...."
"Makasih pak...."
"Uwes....ora usah kakean ngomong makasih to..."

Aku hanya manggut sambil tersenyum tipis karena aku tidak begitu paham dengan yang namanya bahasa Jawa. Dulu saja saat sekolah, aku selalu dapat dibawah KKM saat pelajaran bahasa Jawa.

Aku langsung mengekor dibelakang satpam tersebut yang menuju ke dalam rumah Dita. Saat tengah melewati ruang tamu, mataku menangkap foto keluarga sebesar 1x1 di dinding menghadap pintu masuk.

Lalu aku terus mengekor di belakang pak satpam yang sekarang tengah membawa ku ke ruang keluarga, dan benar saja...disana ada Dita yang tengah menonton televisi dan rupanya ia tengah menonton drama korea.

Saat oak satpam tersebut akan menuju kearah Dita, aku langsung mencengkeram pergelangan tangannya dan mencegahnya agar tak kearah Dita. Ia langsung mengerutkan kening dan aku segera membisikkan sesuatu ke telinganya.

Setelah selesai, ia segera mengangguk paham dan tersenyum padaku. Aku lantas tersenyum dan ia langsung meninggalkanku. Akuoun langsung menuju kearah Dita dengan mengendap-endap.

"HHHAAA...."
"AARRRGGGHHH....."
Aku yang melihat ekspresi Dita langsung tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutku yang mulai sakit dan sesekali meyeka air mataku sendiri,sedangkan Dita langsung menarik bajuku dan akupun kangsung terguling kedepan sofa yang ia gunakan untuk duduk tadi.

Anjir.....jarak antara mukaku dengannya begitu dekat hingga aku sendiri bisa merasakan deru nafas yang yang ia keluarkan lewat lubang hidungnya yang menerpa wajahku...

Sesaat,kami berpandangan cukup lama dan tak ingin untuk enyah dari posisi kami masung-masing. Namun,entah keberanian dari mana aku mulai berani menyisipkan anak rambut ke belakang telinganya dan wajah kami pun semakin dekat.

Saat aku tengah mendekatkan kembali wajahku,suara telpon ku berdering dan kami pun langsung sadar dan segera melepaskan diri dari kegiatan kami barusan. Ah....shit,sapa sih yang telpon, ganggu aja.

Tampak di layar hp tertera nama 'Alex'. Oh My GOD......anak kupret nih ngapain sih selalu ganggu hidup aku aja. Sejenak aku memandang layar handphone ku dan Dita langsung menyahut sambil memegang pundakku.

"Kok gak segera kamu angkat Dey....."
"Enggg....iya ini mau aku angkat"
Dita lalu tersenyum sambil mengisyaratkan ku untuk menerima panggilan dari Alex.

"Halo.....pa'an lex?"
"........"
"Nah kalo ada pasien kenapa emank nya?"
"........."
"Kok ndadak banget sih ngomongnya?"
"............"
"Ya udah deh......loe bisa jam brapa besok?"
"........"
"Ya udah ok...jam 10 pagi ya...thanks"
"......."

I Love My FemmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang