Saat sampai di parkiran, aku akan cemberut mengingat Dita membawa mobil sendiri membuatku tak bisa pulang bersamanya. Dita yang melihat perubahan wajahku langsung bertanya padaku.
"Lhoo Dey, kenapa? Kok gitu wajahnya"
Dita mengusap kepalaku dan menengok ke wajahku."Aku mau pulang sama kamu Dita. Kamu nya bawa kendaraan sendiri."
Dita yang mendengar itu langsung tertawa ngakak sehingga semua orang tertuju padanya.Aku yang melihat itu hanya mencubit sayang pinggang Dita.
"Aww..aaa kok dicubit sih."
"Lha kamu sayang...liaten a diliat banyak orang i lho."Dita langsung mengedarkan pandangannya dan ia langsung meringis memamerkan gigi-gigi putihnya yang berderet rapi.
Aku langsung tersenyum dan merapatkan pinggang Dita agar menempel padaku. Lalu aku berbisik sesuatu pada Dita.
"Yank...kamu tu kalo manggil aku sayang aja jangan Dey..."
Dita langsung mengernyit sambil memalingkan wajahnya padaku."Lha kok gitu? Emank kenapa?"
"Biar lebih romantis sayang..."
Aku kembali berbisik dan menghembuskan nafasku di leher Dita."Eenghh..Dey jan disini..uda aku bilangin kapan-kapan aja di villa."
"Lhooo...panggil sayang donk yank.."Dita agak mengacak kecil rambutnya lalu ia kembali berucap.
"Iya sayang...kapan-kapan aja di villa ya... uda..gitu."
"Ya sip..."Akhirnya kami bercipika-cipiki saja agar tidak terlalu menonjolkan hubungan kami dimata publik.
"Suda ya yank...aku tak pulang. Kamu juga lulang, istirahat di rumah."
Aku yang mendengar itu langsung tersenyum dan mengangguk pada Dita.Aku lalu menuju ke parkiran sepeda motor tempat dimana sepeda motorku di parkir disana.
Aku menuju abang-abang parkir disana.
"Bang sepeda gue hafal kan."
"Oh...hafal dok. Dokter diem sini dulu aja, saya yang ambilin ntar."Aku langsung berdiri menunggu abang tersebut untuk mengeluarkan sepedaku.
Saat aku tengah berdiri dan menunggu, aku dikejutkan oleh suara klakson mobil disampingku. Aku langsung menoleh dan ternyata Dita.
"Yank...aku pulang dulu ya...ati-ati kamu dijalan. Jangan meleng."
"Iya- iya yank...ya uda pulang sana. Ati-ati juga..itu dede bayinya punyaku sekarang."Dita yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menatap teduh manik mataku. Aku yang ditatap seperti itu langsung tersenyum dan balik menatap Dita.
Dita lalu menaikkan kaca mobilnya dan meninggalkanku. Aku lalu kembali mengedarkan pandanganku pada abang parkir tadi.
Ternyata ia tengah melajukan sepeda motor ku menuju ke arahku. Tak sampai semenit, sepeda motor itu telah sampai di hadapanku.
"Lahh...ini dok sepedanya. Dokter Dey ini...cewek sepedanya kok ninja."
Aku yang mendengar itu langsung mengernyit bingung."Lah emank kaga boleh?"
"Ya bole sih dok...heghehehe."
Aku lalu memberikan uang lima ribuan pada abang parkir itu."Dok kembali tiga ribu. Bentar atuh masa mau ditinggal gitu aja."
"Kembaliannya buat abang aja."Wajah itu langsung tersenyum senang sambil mengucapkan terimakasih berulang-ulang padaku. Aku langsung tersenyum dan melesatkan motorku untuk sampai di rumah.
Saat aku tengah berada di pemberhentian lampu merah, ada bocah-bocah pengamen yang sedang bernyanyi-nyanyi menghampiri mobil yang berjajar.
Kadang aku kasihan liat mereka harus bekerja seperti itu. Kadang mereka harus mencopet karena disuruh oleh atasan mereka. Ya...sapa lagi kalo bukan abang-abang preman.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Femme
RomanceAku mengaguminya saat wajah cantiknya tersembunyi dibalik mata suramnya.... Aku menyayanginya saat senyum memesona itu menghiasi wajah cantiknya.... Dan aku mencintainya saat aku yakin bahwa aku tak pernah ingin jauh darinya.....