Bab 8 Siapa jadi mentor

36 29 0
                                    

"Yaudah kalau begitu gue pergi ke sana yah." Pamit Albar dengan sahabat nya tersebut dengan senyum.

"Oke hati-hati lu pada saat masuk bisa-bisa ini hari terakhir lo sobat." Seru Dito dengan sedikit candaan.

Albar hanya ketawa kecil melihat sahabat nya bercanda.

"Tapi kalau dipikir-pikir bisa juga ini hari terakhir gue nih. Cobaan apa lagi ini" ucap Albar dalam hati dengan ekspresi yang sedikit takut juga.

Pada saat menuju ke ruang guru, Albar melewati koridor dan Lapangan sepi hanya beberapa siswa saja yang berada disekolah yang mengikuti ekstrakurikuler. Pada saat sampai di ruang guru. Albar pun mengetok pintu. Pak Hery yang telah menunggu Albar langsung mempersilakan albar untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Duduk dulu kamu bar" tawar Pak Hery kepada Albar.

"Ada apa Pak emang nya???" Tanya Albar dengan jantung berdebar cepat.

"Begini bapak punya berita buruk dari Guru guru tentang kamu, bapak punya usulan yang harus kamu terima, suka atau pun tidak suka." Ujar pak hery yang memaksa.

"Apa emang pak" tanya Albar dengan penasaran.

"Yaitu Bapak memberikan kamu mentor privat." Usul pak Hery

"Apa mentor privat tapi pak..." "tak boleh tapi tapi" Albar yang sempat melakukan pembelaan pun langsung diselah oleh Pak Hery yang mulai agak marah.

"Oke deh pak." Jawab albar yang harus nerima dengan susah hati.

"Oh iya pak emang nya siapa mentor nya pak" tanya Albar dengan begitu penasaran.

" Kamu bakalan tau nanti, pada saat istirahat sekolah, kamu kesini aja besok nanti bapak kasih tau orang nya siapa.

(Not) Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang