Bab 14 Memberitahu

18 20 0
                                    

Kalau bukan tradisi sekolah pasti Sarah tidak ingin menerima usulan pak hery.

Albar yang tadi cuma diam pun angkat bicara. " Ehm... saya berharap kamu bisa diatur."

"Nanti pulangan sekolah bisa kita ketemu di Cafe Indo." Usul sarah yang sambil tersenyum sinis terhadap Albar.
"Baik. Mentor."ucap Albar yang sambil agak megejek.

Sarah pun yang tidak suka berdebat langsung meninggalkan tempat tersebut. Sarah yang pergi langsung menemui sahabat nya tersebut.

"Rah ada apa emang nya." Tanya Ivan dengan begitu penasaran dan bingung.
"Aduh gua seharus nya nda nerima dia sebagai menjadi orang yang ku bimbingi." Jawab Sarah dengan begitu penyesalan dalam hati tapi kalau dia tidak terima dengan usulan pak hery pasti akan tidak enak dengan pak hery.
"emang kamu jadi mentor rah."tanya Amel dengan mengerut kan dahi nya.
" iya mel."jawab sarah dengan tampak kurang senang.
"Bagus dong kalau jadi mentor rah, kalau gua jadi lo pasti gue nerima aja. Kok kamu nggak senang gitu rah." Tanya amel sambil memberikan semangat kepada Sarah.
"Iya sih bagus emang ada jadi mentor tapi orang yang aku bimbingi itu Si cowok tengil itu Albar."jawab sarah.
"Benaran rah." Ucap Ivan yang agak tidak percaya.
Sarah pun hanya mengangguk kepala nya seolah itu memang benar. Ivan dan Amel pun kaget dengan perkataan Sarah tersebut kenapa harus sarah yang jadi mentor Albar.

Pada saat pulangan sekolah sarah langsung menuju ke Cafe Indo dan memilih bangku yang paling pojok karena sarah takut kalau salah satu murid dari SMA GARUDA NUSANTARA melihat keberadaan mereka karena Albar adalah salah satu orang terkenal disekolah.

Albar pun datang dan langsung menghampiri Sarah yang sudah terlebih dahulu datang.
" udah dari tadi." Tanya Albar yang memulai percakapan.
"Iya lah." Jawab sarah dengan penekanan kata.
"Sorry ada urusan di jalan." Ucap Albar dengan diiringi senyum.

(Not) Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang