SC - 01

1.6K 137 56
                                    

Peringatan! 🔞

✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️



Love is...

building a FUTURE together





🕊🕊🕊





Hina menatap ragu benda di tangannya, benda yang tadi pagi di berikan oleh tetangganya, Koeun. Seniornya dulu yang kini bekerja sebagai seorang farmasis di salah satu apotek besar. Kemarin Hina iseng nitip benda itu pada Koeun, karena dari bulan kemarin Hina melewatkan jadwal mensnya.

Dilihatnya sekali lagi test pack di tangannya dan menghela nafas pelan. Mendapati dua garis merah disana.

"Kenapa bisa?" geramnya pelan, pikirannya kalut, takut untuk menghadapi Jaemin nanti. Hina kembali mengingat kapan kiranya Jaemin bisa sampe kebobolan gini, padahal mereka selalu main aman.

"Sayang dasi aku dimana?" tanya Jaemin dari luar kamar mandi, mengagetkan Hina yang masih termenung.

"Kayaknya di laci TV deh," seru Hina, buru-buru nyembunyiin benda itu di rak kaca atas wastafel lalu menekan flush kloset sebelum keluar dari kamar mandi.

"Pasangin!" pinta Jaemin begitu Hina menutup pintu kamar mandi.

"Manja," cibir Hina, meraih dasi Jaemin dan mengalungkannya di leher suaminya itu.

"Biarin, sama istri sendiri jugaan" ujar Jaemin membuat Hina tersenyum tipis. Tangannya melingkar di pinggang Hina erat, menatap istrinya lekat-lekat.

"Jangan diliatin terus, tau kok kalo aku cantik" kata Hina melirik Jaemin sekilas lalu menekan pelan sampulan dasinya sebelum mengeratkannya.

"Makin hari makin cantik," bisik Jaemin dan mencium bibir Hina pelan. "Tar sore jadi jengukin Siyeon?"

Hina ngangguk pelan, "Pulang kerja aku bareng Nancy aja kesana"

"Pulangnya aku jemput ya,"

"Iya,"

"Na," panggil Jaemin begitu Hina melepaskan pelukannya dan berjalan menuju dapur.

"Ya?"

"Kamu juga ingin punya anak kayak Siyeon?" tanya Jaemin pelan. Menghampiri Hina yang langsung menghentikan kegiatannya untuk merapikan meja makan bekas sarapan mereka.

"Iyalah, siapa juga yang gak mau punya anak" ujar Hina dengan senyumnya. Heran sama Jaemin yang tumben nanya benginian, biasanya dia ngindar terus.

Setelah mereka menikah, Jaemin udah wanti-wanti kalo dia belom siap punya anak sebelum dia lulus kuliah, apalagi ngurus anak itu perlu biaya besar. Dia masih mikir-mikir dulu untuk keperluan bulanan mereka. Selain itu juga Jaemin punya rencana buat pindah ke apartemen biar lebih besar.

Jadilah selama dua tahun lebih mereka menikah, mereka masih belum dikaruniai anak. Padahal Jaemin udah lulus tahun lalu, dan dia juga udah naik jabatan di tempat kerja, yang artinya gaji Jaemin juga udah mengalami peningkatan. Tapi suaminya itu masih aja menghindar kalo dia nyinggung soal bayi. Bahkan Siyeon yang belakangan nikah dari dia, sekarang udah lahiran aja.

"Mungkin kita bisa program tahun depan, gimana?" tawar Jaemin melihat wajah murung Hina.

Hina hanya nenyeringai tipis. Dulu juga ngomongnya gitu, tapi apa? Ga terlaksana. "Terserah kamu aja,"

"Maaf ya," sesal Jaemin sambil memeluk Hina dari belakang. Menyandarkan pipinya pada kepala istrinya.

"Ga papa,"

(✔️) What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang