SC - 02

1.5K 134 61
                                    


Love is...

being sick together





🕊🕊🕊




Hari ini Hina memilih absen kerja, suami tercintanya tiba-tiba sakit dan dia harus merawatnya seharian.

"Makan dulu ya, kasian kamunya lemes" ujar Hina sambil ngelus pelipis Jaemin yang terus mengeluarkan keringat dingin.

"Nggak bisa, tar malah muntah lagi gimana?" tolak Jaemin dengan mata beratnya. Dari kemarin dia merasakan tubuhnya melemas dan sering mual, dan hari ini puncak dari sakitnya. Malamnya ga bisa tidur, paginya malah muntah-muntah ga jelas.

Hina menatap Jaemin iba, semenjak kandungannya masuk bulan ke tiga, Jemin jadi aneh. Lebih sering tersinggung dan suka marah-marah sampe temen-temen kantornya suka ngadu sama Hina. Tapi kalo sama Hina dia bakal keluar manjanya, Hina aja ga habis pikir Jaemin bisa manja kebangetan. Dari minggu kemarin dia selalu ingin dipeluk kalo mau tidur, kalo pelukannya lepas, matanya langsung kebuka dan ngerecokin Hina, padahal cuma ditinggal pipis doang.

"Yaudah, aku bikinin air madu aja ya," kata Hina lagi. Dari kemarin malem sampe siang ini Jaemin belom makan dan malah baringan terus di kasur.

Jaemin hanya ngangguk kecil lalu balik badan munggungin Hina yang duduk di pinggiran kasur.

Dari arah dapur, Hina terus saja ngamatin Jaemin. Sedikit merasa bersalah karena suaminya itu yang harus ngalamin morning sickness, padahal dia yang lagi hamil.

"Minum dulu sayang, baru tidur lagi" ujar Hina. Menarik pundak Jaemin agar bangun dari tidurnya.

"Kayaknya aku dapet karma deh," kata Jaemin setelah meneguk air madu hangat di tangannya.

"Karma apa? Kamu kalo ngomong suka aneh-aneh" Hina meraih gelas kosong di tangan Jaemin dan menaruhnya di atas nakas.

Jaemin yang setengah duduk langsung menegakkan badannya, meraih Hina ke dalam pelukannya dan mengelus pelan perut istrinya yang mulai membuncit.

"Karma karena udah nunda kemunculan anak kita" ujarnya membuat Hina tertawa. "Maaf ya sayang,"

"Ada-ada aja kamu," Hina menepuk pundak Jaemin pelan lalu mengecup bibirnya. "Istirahat lagi sana,"

Hina mengatur bantal dan merebahkan Jaemin kembali ke tempat tidur. Mengelus-ngelus pelan rambutnya agar suaminya itu kembali terlelap.





🕊





Hari menjelang sore ketika Jaemin mengatur dus-dus di dalam apartemen barunya, beberapa menit yang lalu petugas pengantar barang sudah datang membawa barang-barang mereka.

"Kamu duduk aja deh sayang, jangan ikutan. Tar kecapean" kata Jaemin ngeliat Hina ikutan mondar-mandir geserin dus-dus besar miliknya ke dalam apartemen.

"Ga apa, biar cepet" kekeh Hina sambil ngelap keringat di dahinya.

Jaemin berdecak dan menghampiri Hina, hendak mencium istrinya itu tapi gejolak dalam perutnya menahan langkah Jaemin.

Dengan langkah cepat Jaemin menuju kamar mandi dan memuntahkan makan siangnya. "Hoeekk!"

Hina buru-buru nyamperin dan menepuk-nepuk pelan punggung Jaemin agar suaminya itu lebih tenang.

"Makasih," bisik Jaemin sambil menatap Hina dari pantulan cermin wastafel. Mendapati istrinya itu menatapnya sedih.

"Maaf,"

(✔️) What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang