Chapter 12

559 44 2
                                    

Sampai akhirnya……………………………………….  Ada bayangan hitam yang lewat pas di sampingku, dan aku merasakan lenganku tergores sesuatu yang sangat tajam, “Aw !” erangku kesakitan. “Kenapa ?!” tanya Harry tiba-tiba.

“Lengan mu !” teriak Niall kaget sambil menunjuk lenganku. “Da-darah..” ucap Harry. “Niall cepat obati dia !” perintah Harry.

“Duduk disini, aku akan mencarikan sesuatu untuk menutupi lukamu..” ucap Niall yang menuntunku duduk di bawah pohon yang sangat besar. Entah, itu pohon apa.. Tapi perasaanku sangatlah tidak enak.

Saat Niall mencari-cari sesuatu untuk menutupi lukaku, aku merasakan nafas dingin seseorang di belakangku. Aku tidak tau Harry kemana… Tadi Harry menjauh dariku saat mengetahui lenganku tergores. Walau aku adalah Vampires’ Killer, aku mempunyai rasa takut di dekat vampire-vampire ini. Aku juga tak mengingat dengan jelas jika aku membawa peralatan bertarungku atau tidak.

Nafas dingin itu semakin terasa, di leherku. Astaga, Niall kenapa kau lama sekali.. Aku membeku di tempat sambil menutup mataku rapat-rapat. Jantungku berdegup sangat kencang hingga ku bisa mendengar detak jantungku, tubuhku gemetar tak karuan dan tanganku mulai mengeluarkan keringat. “Ikut aku….” Bisik seseorang dari belakang, lalu aku merasakan seseorang menarik tangan kananku dengan kasar dan berlari dengan sangat cepat. Lalu tak lama kemudian kita berhenti di sebuah hutan pedalaman, pohon-pohon disana sudah rusak semua, udaranya juga sangat kering.. Aku menatap orang yang menarik ku itu..

“Si-siapa kau !” ucapku dengan mata terbelalak.

“Hy my little sister….” Ucap seorang Vampire wanita menyeringai padaku.

“Apa maumu ? Untuk apa kau membawaku kesini !”

“Valerie.. Apa kau tak ingat aku ?? Kakak perempuanmu ??” ucapnya.

“A-aku tidak punya kakak..”

“Oh ya ?? Bahkan kau tak ingat dengan kakak angkatmu ??” ucapnya lagi dengan mengangkat satu alisnya.

“Kakak angkat ??”

“Aku Eliza ! Kakakmu !! Kenapa kau melupakanku ?!!” ucapnya menjambak rambutku.

“E-eliza ??” ucapku pelan. Secara tiba-tiba kepalaku menjadi sangat pusing, aku memegangi kepalaku dan jatuh berlutut. Eliza mengangkat daguku…”Kau sudah ingat sekarang ?? Kita dari ayah yang berbeda tapi ibu yang sama.. Kau adalah Vampire, Valerie..” ucapnya.

“Tidak, aku bukanlah Vampire !” bentak ku sambil melepas tangannya dari daguku dengan kasar.

“Ya. Kau adalah Vampire ! Kau lahir dari keluarga Vampire, akuilah VALERIE !!!” ucap Eliza. Aku melihat matanya berubah seperti mata ular yang berwarna merah. Aku tak pernah melihat mata seorang vampire seperti itu sebelumnya..

“Jangan berbicara omong kosong !” teriak ku tak takut padanya.

“Ibu kita adalah manusia, tapi ayah kita adalah Vampire !! Apa kau tidak melihat matamu berubah jadi merah di pecahan kaca itu ??!! Kau adalah setengah manusia dan setengah vampire ! Saat kau lahir hingga umurmu 17 tahun kau adalah manusia, tapi saat umurmu menginjak 17 tahun, terlihat perubahan pada dirimu !! Contohnya mata merah itu…” ucapnya.

“Tidak. Aku tidak percaya !! Jika kau adalah kakakku kenapa kau menghasutku dengan kebohonganmu ??!!” ucapku melangkah mundur darinya.

“Bohong ? Kau pikir aku berbohong ?? Lihat matamu sekarang, matamu berubah menjadi merah lagi !! LIHAT !!” ucap Eliza yang menyodorkan sebuah kaca di depan wajahku. ‘Holy sh*t !’ batinku sungguh terkejut, ma-mataku merah darah. Ada apa ini ??!! Ke-kenapa bisa ??

“Kau masih menuduhku berbohong ??” ucap Eliza mendekatiku selangkah demi selangkah. Lalu dia memegang lenganku yang tergores berdarah. Dia menekan lukanya begitu kasar dengan jarinya. “Argghh !! Lepaskan !” erangku menempas tangannya dari lenganku. Lalu darah lukaku yang ada di jempolnya, ia jilat dengan perlahan, bisa ku lihat taringnya itu. Dia tersenyum, astaga, apa aku akan mati hari ini. “Darahmu…. Sungguh lezat… Tapi sepertinya kau menjalin hubungan dengan seorang Vampire…” ucap Eliza menyeringai.

“SIAPA KAU !! MENJAUH DARI VALERIE !!” Aku segera menoleh ke suara itu. “Niall ?” ucapku pelan. “Kita akan bertemu lagi Valerie…” ucap Eliza yang segera melesat pergi.

“Valerie kau tidak apa-apa ??” ucap Niall menghampiriku. Aku mengangguk pelan. “Naiklah ke punggungku..” ucap Niall. Aku menaiki punggungnyam lalu Niall berlari dengan cepat. ‘Ada apa dengan Niall ?? Kenapa dia bisa sebaik ini ?? Bukannya dia jijik terhadap manusia ?’

“Ya aku tau kau bingung, kenapa aku tidak jijik padamu. Dan pasti kau heran kenapa aku sebaik ini. Itu semua karena, jika terjadi sesuatu padamu, Harry akan membunuhku. Aku sedang menahan rasa jijiknya dari tadi, kau tidak tau betapa menderitanya aku menahan rasa jijik yang sangat menjijikan itu.” Ucap Niall yang masih berlari.

“Okay, sekarang Niall yang ku kenal kembali lagi, dan ia lebih dingin dari sebelumnya, bahkan ucapannya lebih kasar dan menyakitkan -_-“ ucapku kesal.

“Okay, maaf. Bukan maksudku menyakiti hatimu.. Hanya saja… Aku selalu mengatakan segalanya dengan jujur, jadi jika terlalu jujur, wajar saja.” Ucap Niall dengan santainya. Aku terdiam dengan ucapannya, mengatakan kata maaf saja terdengar seperti tak ikhlas, ya aku tau dia jujur, tapi jujurnya itu keterlaluan..

Setelah sampai di tempat pohon besar tadi, Niall segera mengobati lenganku dengan cepat, dan pasnya lagi, si Harry dateng.

“Kau kemana saja ?” tanyaku.

“Melihat situasi di sekitar hutan.. Lenganmu sudah diobati ?” ucap Harry.

“Ya. Bisa kita lanjutkan perjalanannya ??” ucapku.

Kita melanjutkan perjalanan kita… Niall di paling depan, Aku dan Harry di belakang Niall. Aku masih memikirkan tentang perkataan Eliza tadi… Aku… Vampire ?? Tidak mungkin… Tapi.. Kenapa ibu tak pernah bercerita tentang hal itu ?? Astaga, sepertinya kepalaku ini sudah penuh memorinya karena menyimpan berjuta-juta pertanyaan yang tidak pernah terjawab, hanya membuat penasaran saja..

Aku terus-terusan memikirkan hal-hal memusingkan itu, aku berusaha melihat ke suatu hal untuk mengalihkan pertanyaan-pertanyaan di otak ku, tapi tetap saja tidak bisa. Aku sempat menatap Harry, karena ternyata Harry juga menatapku terus tanpa ku sadari. Mungkin dia bertanya-tanya kenapa aku menunduk terus.

Mungkin karena terlalu serius menatap Harry aku jadi tersandung akar pohon, untung saja Harry menangkapku. Mulailah suasana bertatap-tatapan. Mata coklatku bertemu dengan matanya… Harry mendekatkan wajahnya ke wajahku… Hidung kami sudah mulai bersentuhan, dan terjadilah “hal” itu. “Hal” berciuman yang pasti kalian sudah bisa menebaknya dengan sangat cepat -_-

Tanganku mulai bergerak dari pundak Harry lalu ke leher Harry dan bergerak ke rambut Harry dan meremasnya. Tangan Harry bergerak dari pinggangku hingga ke leher ku. Di saat-saat seperti itu….

“Aw !!” erang Harry.

-TO BE CONTINUED-

Sorry, late update, sibuk sekali memikirkan ide yang luar biasa tp hasilnya biasa aja ._. Oke, tapi tenang seperti biasa, aku mempost bonus chapter ^^ Oh ya, aku sangat berterima kasih kepada orang-orang yang sudah menyempatkan waktunya membaca cerita membosankan ini yaaa... Thx untuk orang" yg gak jd silent readers, yg comment dan vote cerita ini dan sekaraang cerita ini udh terkumpul 52 vote ^^ Thx a lot :D Kalian memang the best deh orang-orang yg bkn silent readers yg paling the best :D :D :D Aku bahagia karena kalian, LOVE YOU ALL <3 !!!!  Peace Out :*

Through The Dark // H.S // CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang