Chapter 8: Meet The New Person

1.4K 217 136
                                    

Longer chapter than the previous ones. Happy reading :)


"Aku ingin kau berhenti jadi model seksi."

Kalimat itu sontak membuat kening Hana berkerut dalam. Apa Jungkook serius?

Di tempatnya, Jungkook duduk seraya harap-harap cemas menunggu reaksi Hana. Hampir tiga tahun mengenal, dengan sifat Hana yang keras kepala bisa dipastikan wanita itu tidak akan menerima permintaannya begitu saja.

"Kau bercanda, 'kan?"

Benar saja dugaannya. Suara Hana tak lagi lembut seperti saat meminta maaf beberapa menit yang lalu. Kali ini nadanya terdengar menusuk. Tak mendapat jawaban, Hana mengulang pertanyaannya, "Kau tidak serius 'kan, Jungkook?"

Jungkook menyentuh lengan Hana, mencoba menenangkan istrinya yang mulai diliputi amarah. "Noona—"

"Jangan sentuh aku!" sergah Hana sambil mengelak dari sentuhan Jungkook. Ia bangkit dan melempar susu kotak yang sedaritadi dipegangnya ke ranjang. Matanya menatap Jungkook marah. "Semakin ke sini kau semakin banyak menuntut! Kau mau menghancurkan karir yang selama ini susah payah kubangun?"

"Bukan begitu. Aku—" Jungkook mencoba menghentikan Hana yang bersiap pergi meninggalkannya, "Noona, dengarkan dulu! Aku tahu karirmu sebagai model sangat berarti. Aku tidak meminta kau berhenti sepenuhnya, hanya berhenti menerima tawaran foto yang terlalu seksi. Itu saja. Selain itu kau masih boleh menjadi model."

Hana menghentikan langkah dan memunggungi Jungkook yang kini berdiri di belakangnya.

"Aku tahu itu berat. Jika kau mau melakukannya, aku akan melakukan sesuatu sebagai ganti yang setimpal." Jungkook berujar lagi, "Aku akan mengenalkanmu pada temanku. Dia seorang aktor. Mungkin dengan berteman dengannya kau bisa banyak belajar soal akting atau bahkan mendapat tawaran untuk menjadi lawan mainnya. Kau bisa selangkah lebih dekat dengan cita-citamu sebagai aktris. Itu yang kau inginkan, bukan?"

Hana terdiam. Tawaran Jungkook sangat menggiurkan. Toh kontraknya dengan majalah Maxim sudah selesai, ia tidak perlu berfoto vulgar lagi. Yang penting Jungkook masih mengizinkannya jadi model.

"Bagaimana?" Jungkook bertanya karena Hana tidak merespon kata-katanya.

Selama satu menit, Hana menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, mencoba mengurangi gondok di dada. Sesaat kemudian ia berdeham pelan tanda setuju.

Jungkook tersenyum lega. "Istriku memang penurut," tangannya mengusap kepala Hana lalu memeluknya mesra.

***

Hari ini Jungkook sudah membuat janji dengan temannya yang akan ia kenalkan pada Hana. Mereka bertiga akan bertemu di sebuah restoran Jepang pada jam makan siang nanti. Masih ada waktu satu jam lagi sebelum pertemuan, jadi Jungkook memutuskan untuk menjemput Hana yang baru selesai meeting tawaran iklan baru di gedung agensi.

Sebenarnya tidak masalah jika Jungkook harus menjemput ke dalam gedung, tapi istrinya pasti mencak-mencak jika ia melakukan itu karena berisiko banyak orang akan melihat kebersamaan mereka dan mengajukan berbagai pertanyaan padanya. Jadi daripada membuat istrinya marah, lebih baik Jungkook menunggu di mobil. Untungnya ia tidak perlu menunggu lama karena sepuluh menit kemudian sosok yang ditunggunya terlihat keluar dari gedung.

Bersama Jihyo, Hana berjalan sedikit terburu-buru ke arah mobil Jungkook. Dua wanita itu berpisah karena Hana segera masuk ke mobil, sementara Jihyo masih harus berjalan sedikit lagi lantaran mobilnya terparkir sepuluh meter dari mobil Jungkook. Melalui kaca mobil yang sedikit dibuka, Jihyo dan Jungkook bertukar senyuman ramah.

Shred Into Pieces | JJK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang