Chapter 4: The Reason Why She Changed

1.4K 262 76
                                    

Jungkook terdiam. Setelah Hana berkata bahwa ia mendapat tawaran foto untuk majalah Maxim Korea, pikirannya berkecamuk. Bagaimana tidak? Majalah Maxim terkenal dengan model wanita cantik dan seksi yang mengenakan pakaian minim. Kebanyakan modelnya hanya mengenakan bikini two pieces, bahkan bisa dibilang nyaris telanjang.

Jungkook pernah melihat majalah itu di meja kerja Jimin. Ada satu tumpuk yang jumlahnya tak kurang dari 15 buah. Baru selesai melihat satu buku, Jungkook berhenti karena tidak tahan. Foto-foto wanita seksi di sana membuat gairahnya naik. Membayangkan istrinya menjadi model majalah itu menimbulkan kemarahan dalam dirinya. Ia tidak mau tubuh istrinya menjadi konsumsi publik, apalagi menjadi objek fantasi liar pria-pria di luar sana.

"Jungkook?" Hana mengubah posisi berbaringnya menjadi menghadap Jungkook. Suaranya lebih rendah dari sebelumnya. "Bolehkah?"

Dengan rahang terkatup, Jungkook berkata tegas, "Tidak, Noona."

"Tapi ini kesempatan yang sangat bagus. Karirku akan melejit! Uang yang kuterima juga sangat banyak! Kau bahkan tidak perlu memberiku uang untuk beberapa bulan."

"Lebih baik aku memberimu uang setiap bulannya daripada membiarkan orang lain melihat tubuh istriku dan menjadikannya objek pemuas nafsu meski hanya dalam khayalan."

Hana merasa tersinggung oleh kata-kata Jungkook mengenai 'objek pemuas nafsu'. Seperti Jungkook sedang mengatai istrinya sendiri sebagai 'jalang'. "Kenapa bicara begitu?! Jangan berpikir terlalu jauh!"

"Kau tidak tahu apa yang ada di pikiran laki-laki saat melihat perempuan seksi, Noona. Walaupun hanya di gambar. Pokoknya tidak! Aku tidak akan pernah mengizinkanmu muncul di majalah itu."

Hana belum menyerah. Dipasangnya ekspresi memelas yang paling maksimal di hadapan Jungkook. "Ayolah... Please..."

Kepala Jungkook menggeleng pelan, tetap pada keputusannya. "Aku yakin ke depannya akan ada tawaran lain yang lebih baik. Tidak perlu memamerkan tubuhmu lebih dari apa yang kau lakukan selama ini."

"Kau benar-benar tidak mengizinkanku?"

"Tidak."

"Dasar menyebalkan! Tahu begitu aku tidak akan memberitahumu!" seru Hana seraya mendengus kasar. Tubuhnya kembali memunggungi Jungkook.

Kau harus tegas, Jungkook.

Jungkook meyakinkan diri bahwa ia harus tegas dengan keputusannya, tak peduli walaupun Hana marah padanya.

***

Keesokan harinya, sepasang suami-istri itu saling mendiamkan. Jungkook ingin menunjukkan pada Hana bahwa dirinya sangat tidak setuju jika Hana menerima tawaran tersebut. Semenarik apapun keuntungan yang akan didapat. Sementara Hana diam karena marah pada Jungkook yang dianggap menghambat karirnya.

Come on, majalah ternama seperti Maxim mengajaknya bekerjasama! Jika saja belum menikah, Hana tanpa ragu akan langsung menerima tawaran itu. Tidak ada alasan untuk menolak. Tapi karena sudah menikah, Hana harus meminta izin pada suaminya yang sekarang justru melarang.

Saat Jungkook sedang sarapan di meja makan, Hana keluar dari kamar. Berpenampilan rapi dengan kemeja yang pas di tubuh dan rok span hitam pendek. Sebelum sempat bertanya istrinya akan pergi ke mana, Hana sudah pergi dan membanting pintu.

Satu jam kemudian, Hana sampai di lokasi pemotretan yang bertempat di kolam renang sebuah hotel mewah. Kepalanya menoleh ke segala arah, mencari manajer sekaligus sahabatnya yang sudah sampai lebih dulu di sana.

"Jihyo!" panggilnya saat melihat Jihyo berdiri bersama beberapa orang kru majalah di salah satu meja payung yang berjarak 10 meter di sebelah kanannya. Sosoknya melipir ke tempat teduh, menunggu Jihyo yang sedang berjalan menghampirinya.

Shred Into Pieces | JJK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang