Chapter 20: Fear

903 166 57
                                    

Hari pertama syuting. Hana meminta Jungkook mengantarnya ke lokasi. Sedikit mengherankan karena istrinya menolak berangkat bersama Taehyung, padahal laki-laki itu sudah jauh-jauh menjemputnya ke rumah. Hana bahkan tidak mau menemuinya dan menyuruh Jungkook untuk mengatakan pada Taehyung supaya pergi lebih dulu saja lantaran Hana masih bersiap-siap. Mencurigakan, sebenarnya, tapi Jungkook tidak ingin berburuk sangka terhadap mereka berdua. Mungkin Hana memang sedang ingin dekat terus dengannya sebelum disibukkan oleh jadwal syuting di kemudian hari.

Mobil berhenti seratus meter dari lokasi syuting. Bukannya segera turun, Hana malah diam saja di kursinya. Jari-jarinya bergerak resah di pangkuan lalu meremat ujung rok selutut yang dikenakan.

Ada dua hal yang membuatnya cemas. Pertama, karena ia akan mulai syuting drama perdananya dan berakting di depan banyak orang. Kedua, karena ia harus banyak berinteraksi dengan pria yang sangat tidak ingin ia temui saat ini—Taehyung.

Sejak pengakuan gila Taehyung satu minggu lalu, Hana mati-matian menghindarinya. Taehyung sempat mengajaknya pergi bersama beberapa kali, tapi ia menolak dengan alasan ingin beristirahat di rumah sebelum syuting dimulai. Sedangkan di lokasi syuting nanti, ia tidak akan bisa menghindarinya karena bisa memancing kecurigaan orang lain.

Jungkook mengamati istrinya baik-baik. Tanpa diberitahu pun ia tahu Hana sangat cemas karena akan memulai debut sebagai aktris di hari ini. Hanya itu yang Jungkook tahu, tidak dengan persoalan menyangkut Taehyung.

Jungkook mengusap lembut kepala Hana, menumpahkan kasih sayang melalui tiap sentuhannya. Bibirnya tersenyum tenang kala Hana balas menatap dengan sorot resah yang sangat kentara.

"Jungkook... Aku ingin dipeluk..." pinta Hana manja. Suaranya sedikit bergetar ketika bicara.

Masih tersenyum, Jungkook bergerak maju dan meraih Hana dalam dekapan. Dielus-elusnya punggung Hana lembut, menyalurkan ketenangan. "Jangan khawatir, Noona. Aku yakin kau bisa melakukannya dengan baik."

Pelukan mengendur lantaran Jungkook ingin menatap wajah sang istri, namun Hana enggan melepas. Lengannya justru memeluk pinggang Jungkook semakin erat, ingin terus memeluk dan menghirup aroma tubuh suaminya yang selalu berhasil membuatnya tenang.

"Aku mencintaimu, Jungkook," ucap Hana di ceruk leher Jungkook.

"Aku juga mencintaimu, Noona."

"Sebut namaku."

Pelukan terlepas dan Jungkook menatap iris coklat terang itu dengan tanda tanya. Sikap Hana benar-benar tidak seperti biasanya. Minta diantar, mengucapkan kata cinta, dan sekarang meminta untuk disebut namanya. Meski begitu, Jungkook tetap menurutinya.

"Aku mencintamu, Hana. Jeon Hana. Istri dari Jeon Jungkook."

Kalimat itu diakhiri ciuman Jungkook di bibir istrinya. Tadinya hanya kecupan sekilas, tapi tangan Hana merambat ke tengkuk Jungkook dan menahannya tetap di tempat. Keduanya memagut penuh cinta, bergerak ke sana-kemari guna memperdalam lumatan. Menyecap hingga menaikkan gairah satu sama lain.

"Noona—" Jungkook terpaksa memutus ciuman saat Hana merapatkan tubuh dan mulai menggesekkan dadanya dengan hasrat ingin berbuat lebih. Seandainya Hana tidak ada kegiatan penting saat ini, Jungkook bersumpah akan melakukan sesi bercinta yang panas di mobil. Membuat wanita itu berkeringat dan mendesah keenakan. Sayangnya, ia tidak bisa.

Hana membuka mata dan menatap Jungkook yang terlihat berusaha keras menahan keinginan untuk menciumnya lagi. Dengan napas tersengal yang keluar dari bibir basah dan lembab, Jungkook susah payah berkata, "K-Kalau diteruskan... b-bisa-bisa aku tidak mau berhenti dan membawamu pulang ke rumah lagi."

Shred Into Pieces | JJK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang