15

376 38 0
                                    

Di kafe, Seulgi duduk disalah satu kursi. Matanya terus menatap ke pintu masuk. Tak lama kemudian senyumnya mengembang ketika melihat Irene memasuki kafe.
Seulgi melambaikan tangannya kepada Irene. Irene berjalan menuju tempat Seulgi duduk.

"Ada apa Irene? Tunben kamu ngajak aku kesini dadakan", tanya Seulgi saat Irene sudah duduk.

"Eemm..... Gimana ya.... Sebenarnya Jimin itu...."

"Mantan kekasihmu yang playboy?", potong Seulgi ketika Irene belum selesai berbicara.

Irene kaget. Bagaimana Seulgi bisa tahu kalau Jimin adalah mantan kekasih Irene?

Seulgi tersenyum melihat reaksi Irene. "Aku sudah tahu kalau Jimin itu mantan kekasih kamu. Jimin sendiri yang bilang", jelas Seulgi.

"Ahhh.... Seperti itu?", Irene tersenyum lega mendengar penjelasan dari Seulgi. Seulgi hanya tersenyum dan mengangguk.

"Lalu, bagaimana perasaanmu terhadap Jimin?", tanya Irene.

"Bagaimanapun aku tetap mencintainya. Dia baik, aku yakin dia sudah berubah. Tapi...", Seulgi tidak melanjutkan kata katanya dan wajahnya berubah menjadi murung.

"Wae? Ada apa Seulgi?", tanya Irene dengan wajah khawatir.

"Dia masih mencintaimu Irene, dia masih mengharapkanmu. Dia bilang dia menyesal telah meninggalkanmu", Seulgi menjelaskan tentang perasaan Jimin kepada Irene.

"Mwo? Tapi.. Aku sudah tidak mencintainya, aku sudah mencintai orang lain", Irene menunduk.

"Oh? Siapa namja itu Irene?", tanya Seulgi penasaran.

Irene tersenyum. "Dia adalah namja yang selama ini mengganguku"

"Maksud kamu Taehyung?", tebak Seulgi. Irene hanya tersenyum dan mengangguk cepat. "Mwo?", Seulgi membulatkan matanya. "Hajiman...... Dia kan..."

"Arasseo, dia adalah teman Jimin, tapi bagaimana lagi cinta tidak bisa dipaksa dan kita tidak bisa menentukan kemana cinta kita akan berlabuh"

***

"Hyung, jika ada bintang jatuh dan kamu harus membuat permintaan, apa permintaanmu?" tanya Taehyung menatap bintang di langit saat mereka sedang duduk di balkon kamar Taehyung.

"Hmmm... Aku ingin kembali bersama Irene seperti dulu", jawab Jimin yang juga memandang langit. "Bagaimana denganmu?", tanya Jimin menatap Taehyung.

'Aku hanya ingin Tuhan menghilangkan perasaanku kepada Irene' ucap Taehyung dalam hati.

"Aku ingin menjadi bintang jatuh yang dapat mengabulkan permintaanmu", ucap Taehyung dengan senyum kotaknya.

"Aish... Kamu itu ya.. Benar benar" ucap Jimin tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu mereka tertawa bersama.

Tanpa Jimin sadari, Taehyung sedang menahan rasa sakit dihatinya dibalik tawanya dihadapan Jimin. Taehyung sudah terlanjur mencintai Irene, dia tidak bisa semudah itu melepaskan Irene.

***

Pagi ini Taehyung berjalan di koridor menuju kelasnya tanpa bersemangat. Semangatnya seolah-olah telah hilang.

"Taehyung oppa", panggil seseorang di belakang. Dengan malas, Taehyung menoleh dan melihat Jennie berlari mendekatinya. Taehyung ingin melanjutkan jalannya, namun Jennie sudah memegang tangan Taehyung.

"Oppa mau kemana?", tanyanya sambil bersandar di bahu Taehyung.

Taehyung melepaskan tangannya dan menjauhkan kepala Jennie dari bahunya. Lalu melangkah ingin meninggalkan Jennie.

"Oppa belum menjawab pertanyaanku", ucap Jennie yang berdiri di depan Taehyung dan menghalangi jalan Taehyung.

Taehyung menghela nafasnya."aku bukan opp..." ucapannya terhenti ketika dia melihat Irene dan Seulgi berjalan dari arah berlawanan. "Mari aku antar kamu ke kelas", ucap Taehyung dan menggandeng tangan Jennie.

Jennie tersenyum senang dan mereka berjalan bergandengan tangan, kepala Jennie menyandar di pundak Taehyung. Mereka melewati Irene dan Seulgi yang berdiri mematung begitu saja. Mata Taehyung dan Irene bertemu saat mereka berpapasan.

***

Irene pov

Pagi ini aku lupa membawa bolpoint. Aku meminta Seulgi mengantarku membeli bolpoint.
Saat berjalan di koridor, aku tidak sengaja melihat Taehyung sedang berbicara dengan seorang yeoja yang membelakangiku. Tiba tiba Taehyung menggandeng tangannya. Aku berhenti berjalan dan masih menatapnya.

Hatiku sakit melihat pemandangan itu. Saat Taehyung berjalan melewatiku, mataku dan matanya bertemu. Tatapanya dingin, menusuk.

"Irene....." panggil Seulgi dengan nada khawatir. "Gwaenchana?" tanyanya menatapku.

Aku mengangguk dan mengajak Seulgi kembali berjalan.

~TBC~

Gimana ceritanya? Nyambung nggak? Maaf yaaa lama banget updatenya.
Btw thanks ya yng masih setia baca nih cerita.
Jangan lupa pencet bintangnya.

Sekali lagi thank you very much.

ILY Mr. Playboy [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang