Bagian 7

55 12 0
                                    

Kini matahari sudah menampakkan dirinya, walaupun matahari sudah mengeluarkan cahaya nya, tetapi bagi seorang pria yang bernama Verrel cahaya itu tak ada artinya, malah yang telah mengusik tidur nya kini adalah suara seorang perempuan yang memiliki nada bicara yang terlewat cempreng, siapa lagi kalau bukan Amel.

"Bang Verrel bangun lo udah jam setengah 7, di tunggu di meja makan sama mama papah," teriak Amel sambil menggedor pintu kamar Verrel.

"10 menit lo belum keluar juga, gue bakar semua koleksi sepatu lo," ancam Amel.

Verrel memang sangat gemar mengoleksi berbagai merk sepatu, dan berbagai varian warna pun ia miliki.

Amel yang sudah lelah membangunkan Verrel pun hampir putus asa, dan sebuah ide terlintas di fikiran nya untuk mengancam Verrel. Jika ia tak segan-segan akan membakar koleksi sepatu abangnya itu walaupun tak akan pernah Amel lakukan sebab ia tak berani terhadap Verrel dan itu merupakan tindakan konyol, tetapi hanya dengan cara itulah pasti abangnya yang kelewat kebo ini akan bangun.

"Eughhhhh," erang Verrel merenggangkan otot-otot nya.

"Bang Verrel denger gak sih!" Amel yang mulai kesal hanya bisa mendengus, andai saja kalau pintu kamar Verrel tidak di kunci sudah di pastikan Amel akan mengacak-ngacak barang milik abang nya ini.

"Iya bawel," teriak Verrel lebih kencang.

"Yaudeh sih gak usah ngegas," umpat Amel menendang pintu kamar Verrel cukup keras.

"Bodo," balas Verrel.

Amel pun tak menghiraukan nya ia malah melenggang pergi begitu saja menuju ruang makan.

Hanya butuh waktu 5 menit Verrel sudah rapih dengan seragam yang terpasang di tubuhnya, kini Verrel sedang melakukan sarapan bersama dengan orangtuanya serta adiknya.

"Besok-besok kalo di bangunin jangan susah ngapa sih bang, cape suara gue teriak-teriak depan kamar lo. Awas aje sampe lo susah di bangunin semua koleksi sepatu lo gue bakar gak bakal gue sisain satupun," cerocos Amel setelah selesai sarapan.

"Lo lakuin itu abis semua baju dan make up lo gue bakar juga," ancam Verrel balik.

"Yaelah gitu aja baper, lagian gue juga ga berani kali ngelakuin hal segila itu," ucap Amel.

"Berangkat ya ma, pah, Amel sama supir aja," pamit Verrel yang tak menggubris ucapan Amel.

"Assalamualaikum," lanjut Verrel.

"Waalaikumsalam," jawab semua anggota keluarga Verrel.

********

Di Sekolah.

Felly sudah tiba di sekolah sejak pukul 06:30, saat ini Felly sedang berada di dalam kelasnya Devan, tujuan utama Felly datang ke kelas Devan adalah karena ia bosan di kelasnya, serta di dalam hati kecilnya Felly ingin juga bertemu dengan si most wanted SMA Angkasa siapa lagi kalau bukan Verrel.

Kini Felly sedang bercanda gurau dengan Devan dan Alvin yang sesekali di selingi tawa yang di buat Devan dan lawakan yang di buat Devan itu berhasil membuat Felly dan Alvin tertawa terbahak-bahak.Hingga suara khas milik Verrel membuyar kan semuanya Felly yang tadi nya tertawa kini ia menjadi kikuk karena orang yang di nanti-nantinya sudah datang.

"Kayaknya seneng banget," ucap Verrel ketika sudah duduk tepat di samping Devan yang berhadapan langsung dengan Felly.

"Ya gitu deh," balas Felly sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Love at the first sightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang