"Enggak lah, tau gak sih gue jadi gak konsen belajar gara gara mikirin ucapan lo," beritahu Felly yang malah membuat Verrel mengerenyit kan dahi nya.
"Kok gara-gara gue, emang kenapa?" tanya Verrel bingung.
"Ya kan gue heran aja gitu tiba-tiba lo nyuruh gue ketemuan di rooftop dan mau ngomongin sesuatu," jelas Felly.
"Berati gue special dong sampe lo pikirin gitu," goda Verrel.
"Martabak kali ah special, haha," balas Felly terkekeh.
"Btw mau ngomong apa kak," lanjut Felly.
"Pernah jatuh cinta gak?" tanya Verrel spontan.
"Pernah lah, tapi itu dulu," jawab Felly lirih.
"Sekarang?" Verrel mengangkat sebelah alisnya.
"Lagi proses deh kayak nya," ucap Felly polos.
"Sama siapa?" tanya Verrel lagi.
"Sama seseorang lah," jawab Felly cepat.
"Ya siapa?" Verrel semakin di buat penasaran.
"Kepo lo ahh haha," ledek Felly dengan tawa nya.
"Kenapa lo jadi introgasi gue sih, kan awalnya lo yang mau ngomong," ketus Felly tersadar."Gue lagi jatuh cinta Fel," beritahu Verrel.
"Kok gue nyesek sih lo ngomong kek begitu," Batin Felly sedih.
"Cieee, sama siapa nih?" tanya Felly menutupi kesedihan nya.
"Sama perempuan yang mampu buat gue ngerasa nyaman, dia beda dari perempuan lain sosok dia yang jutek dan cuek itu hanya di tampilkan ketika di keramaian aja, beda banget kalo gue lagi ngobrol sama orang terdekatnya seakan sifat cuek nya hilang begitu aja," ucap Verrel menatap manik mata Felly.
Tersirat rasa nyaman menatap mata teduh milik Verrel, kini jantung Felly sudah tak bisa terkontrol. Felly memutuskan kontak mata nya dengan Verrel, cukup sampai disitu dia sudah tak sanggup menatap nya lebih lama lagi.
"Siapa sih perempuan itu jadi penasaran gue, pasti dia cantik kan sampe bisa ngebuat lo jatuh cinta kayak gini," Felly tersenyum padahal dalam hatinya ia merasa sakit.
"Iya dia cantik, tapi gue belum bisa kasih tau ke lo siapa dia yang gue maksud itu," Verrel berdiri dan menggenggam tangan Felly sebab bell pertanda masuk sudah berbunyi.
"Yuk ke kelas udah bell," ajak Verrel masih menggenggam tangan Felly.
Felly merasa sengatan listrik menyentuh dirinya saat Verrel menggenggam tangan nya, jantungan semakin tak karuan.
"Kak lepasin gak enak kalo diliatin sama yang lain," Felly meminta di lepaskan genggamannya.
"Maaf," balas Verrel.
Dan mereka pun kembali ke kelas masing-masing bersamaan dengan jantung yang berdetak hebatnya.
"Orang yang gue maksud itu lo Fel," Batin Verrel berkata.
**********
Setiba nya di kelas Verrel mendudukkan bokong nya di kursi sebelah Devan, dan tak lupa ia akan hal untuk meminta id line milik Felly.
"Van," panggil Verrel datar.
Devan yang merasa dirinya di panggil pun memberi respon dengan cara berdehem.
"Minta id line Felly," Verrel menatap Devan seakan memohon.
"Buat apaan? Jangan lo baperin adek gue kalo ujung nya cuma ngasih harapan palsu," sinis Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at the first sight
Teen FictionAwal yang menjengkel kan bagi Felly, dia harus merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama di saat waktu yang tidak pas, karna si es batu yang asal ngomong itu Felly harus menepis perasaan jatuh cinta pandangan pertama nya. Verrel adalah lelaki ta...