.
..
...
Gavin mengernyit heran saat sekretarisnya mengatakan bahwa Regina ingin bertemu dengannya. Tidak biasanya wanita itu menemuinya di kantor. Tak lama pintu ruangannya terbuka dan Regina melenggang bak model di atas panggung sedang memperagakan sebuah busana.
"Gavin,"
"Regina, ada apa?" Tanya pria itu.
"Gavin, ada sesuatu yang penting yang ingin kubicarakan denganmu." Katanya sambil bersandar pada meja Gavin tepat dihadapan pria itu yang duduk di kursi kerjanya sambil mengamati Regina.
Gavin menunggu Regina melanjutkan kata-katanya.
"Aku melakukan ini karena aku mencemaskan keluargamu. Terutama kau." Katanya memegangi wajah pria itu dengan menggoda. "Saat ulang tahun Rebecca kemarin aku merasakan bahwa wanita itu terlihat aneh."
"Aneh? Apa maksudmu?" tanya Gavin berpura-pura tenang, walau dalam hati ia mulai waspada.
"Aku menyelidiki wanita ini dari namanya yang kau teriakan saat ia menabrakkan mobil, aku mendapatkan bahwa penipu ini bernama Rachel Raiden dari Audene. Saudara kembar Rebecca dan yang mengejutkan lagi wanita jalang yang adalah istrimu telah menikah lagi di Audene dan bertukar tempat dengan Rachel ini."
"Jangan menyebutnya seperti itu!" Gavin menggeram.
Regina menyipit memandang Gavin. "Jangan kau bilang bahwa kau sudah tahu?"
"Jika aku sudah tahu ataupun tidak, apa yang akan kau lakukan?"
"Oh, kau ingin menantangku Gavin? Asal kau tahu saja aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Sudah jelas kedua wanita itu merencanakan sesuatu padamu dan keluargamu."
"Dengar Regina, apa pun yang kau katakan aku yakin bahwa baik Rachel maupun Rebecca tidak merencanakan sesuatu yang membahayakanku ataupun keluargaku."
"Betapa yakinnya dirimu."
"Jika aku tidak yakin, aku tak akan mengatakan apa-apa padamu."
"Baiklah, akan kupastikan nanti bahwa kau akan berterima kasih padaku." Sergahnya marah. Wanita itu mengibaskan rambutnya dan melangkah pergi dari ruangan Gavin.
Gavin menyandarkan tubuhnya dan termenung. Ia merasa bahwa Regina akan serius dengan ancamannya dan tiba-tiba saja ia mulai khawatir. Mungkin ide Rebecca agar Rachel segera pulang ada benarnya.
...
Rachel terbangun dan lagi-lagi ia tidak mendapati Gavin tidur di sampingnya. Ia menghela napas dan tiba-tiba merindukan pria itu. Gavin mendiamkannya akhir-akhir ini bahkan pria itu seolah enggan memandang ke arahnya. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak ingin membuat Rebecca cemas terlebih lagi wanita itu sedang hamil.
Rachel mengubah posisinya menjadi duduk saat mendengar suara kunci terbuka dari pintu penghubung kamarnya dan Gavin. Rachel memandang Gavin yangterlihat berantakan dan kurang tidur. Pria itu menghampirinya dan naik ke tempat tidur sambil meraih tangan Rachel.
"Maafkan aku." Katanya. "Maaf sudah bersikap kekanakan. Aku hanya ingin kau tetap di sini bersamaku. Tapi apa yang dikatakan Rebecca ada benarnya. Kau lebih aman berada di Audene."
Rachel merasakan suatu hal yang tak beres di sini. "Apa yang terjadi, Gavin?"
"Regina, dia menyelidikimu."
"Oh, wanita itu..."
"Sekarang aku mulai merasa takut." Gavin memeluknya dari belakang dan menciumi puncak kepala Rachel. "Nanti malam kita akan bicara bersama-sama dengan kakek. Dan, aku ingin kau benar-benar menjadi istriku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertukaran Identitas
RomanceKarena hamil, Rebecca meminta saudara kembarnya untuk menggantikan dirinya tinggal di rumah keluarga Osborne sebagai istri Gavin. Rachel yang menyetujui itu tidak menyangka akan menghadapi Gavin yang begitu mempesona. Dan Rachel tidak bisa menahan...