Dalam setiap detik, dan hembusan napasnya So eun akan mengingat baik-baik setiap moment kebersamaannya bersama dengan Kim bum, sebelum semuanya terungkap, setidaknya ia ingin mengukir hal yang indah dalam kebersamaan mereka, walaupun sepenuhnya ia sadar bahwa jalan yang akan ia tempuh untuk kedepan akan semakin sulit dengan mengemban kenangan yang tak bisa ter-elakan.
"Akan ada hari dimana aku tidak akan bisa melihat wajahmu Bum-ah."
"Genggaman tanganmu yang kini aku rasakan sangat sulit ku terima karna suatu hari mungkin kau akan
melepasnya."Hari sudah semakin larut, namun So eun enggan untuk memejamkan matanya, pikirannya terus saja berkenala memikirkan berbagai kemungkinan yang membuatnya sesak! Dalam diam ia terus mengamati garis wajah Kim bum yang nampak sempurna saat ia memejamkan matanya, So eun membelai wajah itu dengan ringan agar tidak mengusik tidur suaminya, ia menghela napas dan beranjak dari tempat tidur dengan sangat pelan, tangannya terulur untuk membuka sebuah amplop berwarna coklat yang ia simpan di sebuah box yang ia sembunyikan dibawah tempat tidur.
Ia membuka amplop tersebut dan mengeluarkan sebuah klise berwarna hitam-putih yang memperlihatkan kondisi janin dalam rahimnya, So eun terseyum dan mengelus perutnya dengan terharu. Ia juga mengeluarkan sebuah test peck yang menampilkan dua bua garis merah, entahlah ia bingung dengan perasaannya, seharusnya ia bahagia bukan dengan semua ini, tuhan sudah mempercayainya dengan menitipkan benih dalam rahimnya, memiliki suami yang sangat baik dan perhatian namun, mengingat pernikahannya atas nama kebohongan ia merasa sedih dan kecewa dengan semua kenyataannya.Drtt~~
Handphone yang berada diatas nakas terus berdering, membuat So eun langsung membereskan semuanya dan mengembalikan ditempat semula, ia mengambil Handphonenya dan segera menjauh keluar dari kamar lalu mendeal sambungan tersebut.
"MWO!" Pekik (So eun ) saat seseorang yang menelponnya menyiratkan sesuatu, menyuruhnya untuk melakukan hal yang sangat gila.
"........"
"Cukup! Aku tidak akan menurutimu lagi!" sudah cukup! Aku tidak ingin melukainya semakin dalam." (So eun) Kaki dan tangannya sudah bergetar hebat, dan pening dikepalanya semakin membuatnya terasa lemah.
"........."
"Seterah apa katamu, aku tak ingin melakukannya lagi" (So eun).
"........."
"YAH AMBIL SAJA NYAWAKU JIKA ITU BISA MENGHENTIKAN KEGILAANMU!" teriak ( So eun) dan langsung mematikan sabungan telpon tersebut, untung saja ia berada ditempat yang jauh dari Kim bum berada, jadi Kim bum tidak akan mendengar teriakannya.
So eun bersandar pada dinding yang dingin, ia menangis disana, mengapa Namja iblis itu terus saja membuatnya berdosa seperti ini, cukup! Ia tak ingin lagi menuruti kemauan Namja itu. Ia ingin menghakhiri semuanya, demi bayi yang ada dalam kandungannya, ia tak ingin jatuh terlalu dalam.
Mendengar teriakan So eun yang cukup kencang, Tuan Go yang memang masih berada dalam ruang tengah pun, langsung beranjak dan menghampiri So eun yang tengah bersender didinding dengan menahan tangisnya.
"So eun-ah Gwaencahana?"
Mata yang sebelumnya terpejam kini membuka saat So eun mendengar suara tuan Go yang berada didepannya dengan cukup pelan dan hati-hati dalam menyebut namanya.
"Tuan apa yang harus aku lakukan? Ia mengancamku lagi!" Ucap So eun putus asa.
Tuan Go mendekat kearah So eun dan memeluknya dengan sayang. Ia sangat mengerti dengan keadaan So eun saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The MASK Lie (two different people) #1 COMPLETE
Fanfiction"Kehidupanku berubah seratus delapan puluh derajat, karna pria sialan itu, aku benci dirinya, aku benci dengan kepura- puraan ini, aku tidak ingin menyakiti seseorang yang sangat baik padaku, hanya karna pria brengsek itu!! Aku ingin mengungkap semu...