The Mask Lie 31

1.5K 198 52
                                    

Woo bin mengelap keringatnya yang jatuh bercucuran, benar-benar menjengkelkan sahabatnya itu, masa iya ia harus mencari semangka kuning ditengah musim semi seperti ini, semua petani semangka di korea baru saja menanam beni semangkanya, dan tak ada satu pun pohon semangka kuning yang sudah berbuah. Mengapa Woo bin tak mencari di supermarket saja, atau di toko buah? Bukan ia bodoh atau apa! Masalahnya disini tak ada satu pun tokoh atau supermarket yang menjual buah semangka kuning, kecuali ia harus memesanya secara inport dari luar negeri! Astaga ia benar-benar harus ke saunah setelah ini untuk merilekskan tubuhnya yang terasa pegal-pegal.

Woo bin mengeluarkan Handphone canggihnya dan mendeal nomor Kim bum, ia harus menghubungi pria itu, bahwa ia tidak bisa membelikan sahabatnya itu semangka kuning.

"yeobseo!" (Woo bin)

"Ne...ottokoe?" (Kim bum)

"Mianhae, aku tak bisa membelikanmu semangka kuning, sekarang ini bukan waktu panennya, jadi aku tidak dapat menemukan semangka kuning dimana pun!" terang (Woo bin)

"Ya sudahlah Gwaencahana! Lagian sekarang aku sudah tidak ingin makan semangka kuning! " jelas (Kim bum) membuat Woo bin hanya mampu membuka mulutnya lebar, dengan penuh emosi ia meremas Handphonenya.

"Aigoo!....Jinjjayo! Waahh kau benar-benar menyiksaku Kim Bum-ssi, aku sudah berkeliling di seluruh daerah hanya untuk mencari semangka kuning dan kau dengan se'enaknya mengatakan Ya sudahlah" Kesal (Woo bin) hingga menekankan kalimat yang Kim bum ucapkan.

"Kyaa! Waeyo kau berbicara seperti itu, kau tidak ihklas menolongku eoh!" Teriak (Kim bum) disebrang sana. Mendengar hal itu Woo bin langsung memutuskan sambungan telponnya seraya mengumpati Kim bum karna kesal.

"Aishhh!" Kesal Kim bum saat melihat Woo bin memutuskan sambungan telpon mereka sepihak, entah mengapa akhir-akhir ini emosinya naik turun, dan perasaan tidak enak selalu ia rasakan.

Kim bum langsung beranjak dari kursi kerjanya dan melangkah keluar dari ruangan, ia sudah merasa amat rindu dengan istrinya, sungguh hari ini pikirannya selalu tertuju pada Nara, hingga ia bahkan malas untuk sekedar membuka berkas-berkas pekerjaannya.
Saat berjalan dilorong ia tak sengaja berpapasan dengan Siwon yang tengah bersender pada dinding dengan senyum yang mengembang, Kim bum yang melihat hal itu mengangkat sebelah alisnya curiga dan bingung.

"Ekhemm!" Sentak Kim bum, membuat Siwon langsung mendongkak dan menatapnya.

"Waeyo?"

"Kau belum pulang?" Ucap Kim bum basa-basi.

"seperti yang kau tau, masih ada yang harus ku urusi jadi mungkin akan pulang lebih malam" Jelas Siwon.

"Ah geureu jika begitu, mengapa kau senyum-senyum tak jelas dilorong perusahaanku!"

"benarkah aku seperti itu?" Tanya Siwon lebih kepada dirinya sendiri.

"Ne tentu saja!" Jelas Kim bum.

"Ahh sebegitu senangkah diriku hingga tak sadar telah tersenyum seperti orang bodoh?" Bingung Siwon.

"yasudah aku duluan! Kau hati-hatilah disini sendiri, orang bilang jika kau terus tersenyum sendiri hantu perawan akan menemanimu!" Bisik Kim bum dan melanjutkan kembali langkahnya setelah berhenti sejenak menyapa Siwon.

Siwon hanya mengedikkan bahunya acuh, alasan ia tersenyum senang hari ini adalah ia telah berhasil menyadap kamar Jihyun dan Nara, dan Ah ia lupa, salah satunya tentu saja karna wanita yang akhir-akhir ini selalu bersamanya, walaupun hanya sebagai patner kerjanya dalam menjadi detektif dadakan.

.....

Sesampainya didepan pintu kamarnya Kim bum langsung membukanya, dan yang ia lihat kamarnya sangat gelap dan tidak ada tanda-tanda mahkluk hidup didalam sanah, kemana Nara, pikirnya.
Kim bum segera masuk lebih dalam ke kamarnya dan mencari istrinya yang sama sekali tak ada disana, ia melangkah menuju kamar mandi dan Nara tidak ada disana juga, dengan perasaan cemas ia segera menelpon istrinya itu. Tiga kali ia menelpon belum kunjung ada respon dan panggilannya selalu dialihkan, Kim bum semakin dibuat cemas dan berjalan mondar-mandir memikirkan kemana kira-kira Nara sekarang, namun tak lama Handphonenya berdering dan nama Ayah mertuanyalah yang terpampang disanah, Kim bum segera mengangkatnya.

The MASK Lie (two different people) #1 COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang