Divo berjalan melewati belokan koridor. Ia tak sengaja menabrak tubuh seseorang hingga buku yang dibawa orang itu berjatuhan. Divo menatap tajam setelah mengetahui orang yang ditabraknya Kania. Si gadis chubby bertubuh bongsor, jutek dan sedikit keras kepala.
"Kalo jalan pake mata dong! Punya mata gak sih?! Kalo gak punya, noh di pasar loak banyak! Dasar gendut" Pekik Divo sinis.
"Heh! Jaga ya mulut lo! Kalo gak bisa noh suruh satpam yang jagain. Lagian dimana-mana jalan ya pake kaki. Lo aja yang jalannya gak bener" kesal Kania.
"Bukannya minta maaf malah nyolot. Dasar embul!"
"Lah kan lo yang nabrak. Mana buku gue bercecera lagi. Dasar jatrum!"
"Dasar kepala batu!"
"Dasar anak manja!"
"Gue gak manja gendut!"
"Beresin buku gue!" perintah Kania.
"Ogah! Emang gue jongos lu apa?" tolak Divo lalu melengos pergi.
Kania menatap Divo kesal lalu membereskan bukunya sambil menggerutu gak jelas. Setiap ada Divo pasti disitu ada masalah.
"Mbul!" panggil Divo yang kini berada dihadapan Kania.
"Ngapain balik lagi? Mau minta maaf sama gue? Sorry gue gak butuh" sinis Kania.
"Ge-er! Gue cuma mau ngambil ini" Divo mengambil sebuah pulpen yang tergeletak di lantai. Divo mengacak rambut Kania lalu pergi setelah melempar senyuman penuh ejekan.
"Divooo!" Teriak Kania kesal sambil membereskan rambutnya yang acak-acakan dengan perasaan gondok.
***
Kania masuk ke dalam kelas dan mendapati Divo yang sedang menggunakan earphone. Kania menatap Divo sinis dan Divo menaik turunkan alisnya. Kania langsung bergidik ngeri, bulu hidungnya terasa berdiri. Kania duduk dibangkunya dengan perasaan tak enak. Benar saja, saat Kania berdiri, ada noda tip-x di rok belakangnya. Pasti Divo yang ngelakuin. Siapa lagi kalo bukan dia, musuh bebuyutan Kania sejak masa orientasi.
Flashback
*Saat itu Divo pernah mengusili Kania dengan menjadi seorang senior. Kania yang polos menuruti saja ketika Divo menyuruhnya joget baby shark sambil nyanyiin mars sebuah partai yang sering muncul di tv di depan peserta MOS dan para senior*"Divo! Gue tau ini kerjaan lo!"
Divo menggoyang-goyangkan kepalanya, pura-pura tak mendengar apa yang di katakan Kania. Kania menghampiri Divo lalu menarik earphone yang terpasang di telinga Divo sekencang-kencangnya. Divo meringis merasakan kupingnya yang memanas.
"Gue tau lo gak lagi dengerin musik. Ini cuma akal-akalan lo biar gue gak curiga. Iya kan?"
"Kalo lo tau, kenapa masih nanya?"
"Gue gak terima dan gue bakal bales lo. Camkan itu jatrum!"
Jatrum adalah singkatan dari jambul kesetrum, gaya rambut Divo yang katanya lagi nge-hits tapi menurut Kania malah lebih terlihat seperi jambul khatulistiwa milik Syahrini. Walaupun jika dilihat dengan mata batin Kania, Divo memang terlihat cool dengan gaya rambutnya itu.
"Suka-suka lo aja deh mbul"
"Jangan panggil gue Embul"
"Itu hak gue"
"Ishh" kania mendengus sebal.
"Kania!" Panggil Reska.
"Apa Res?"
"Itu ada Kak Dion"
"Oh iya bentar Res. Pasti gue bales" Kania memberi peringatan pada Divo yang memasang wajah sok kegantengan sambil mengelus-elus dagu persis abah-abah yang kehilangan batu akik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Fine, But It's Okay
Novela JuvenilTentang seorang gadis sejuta rahasia yang bertemu seorang laki-laki menyebalkan dengan sejuta misteri. Laki-laki yang berhasil membuat sang gadis kembali menemukan warna hidupnya setelah belasan tahun bermain didalam dunianya yang hitam putih. Akan...