Kania duduk melamun di bangkunya. Semenjak Divo menghilang Kania jadi mudah melamun. Bukannya stres tapi bosan sosok Divo hilang begitu saja setelah beradu mulut dengannya.
"Kan, ikut gue sebentar" Dion menarik tangan Kania, membawanya ke taman belakang yang sepi.
"Apaan?" Datar Kania.
"Gue tahu lo masih marah sama gue. Gue minta maaf. Tapi ini lebih penting. Ini soal Divo"
"Divo?"
"Iya, Divo dirawat Kan"
"Apa?! Lo serius?"
"Iya. Mending lo samperin dia ya"
"Tapi... dia masih marah sama gue"
"Divo gak mungkin bisa marah sama lo. Dia sayang banget sama lo. Mending sekarang lo pergi. Gue kirim alamat rumah sakitnya lewat sms"
"I...iya"
Tanpa fikir panjang Kania langsung ke kelas dan mengambil tasnya. Menelfon Evan untuk menemaninya ke rumah sakit tempat Divo dirawat
Rasanya ingin berjingkrak-jingkrak dan teriak kegirangan. Akhirnya bertemu Divo juga. Tapi di sisi lain Kania sedih karna harus meliha keadaan Divo di rumah sakit. Bukan di pasar malam, kedai pecel lele, mojo cafe dan kedai bakso mang uju.
***
"Vo" panggil Kania lirih. Melihat keadaan Divo yang dipenuhi selang infus, darah dan apalah itu Kqnia juga tak tahu.
"Ngapain lo kesini?"
"Lo masih marah sama gue? Gue minta maaf Vo. Gue salah. Tapi gue udah putusin Dion kok"
Divo tersenyum miring. "Harusnya lo jangan kesini. Seharusnya kita bertemu di pasar malam, kedai pecel lele, mojo cafe dan kedai bakso mang uju"
"Nanti setelah lo sembuh kita ke sana"
"Gue gak mau ngecewain lo mbul"
"Lo gak pernah ngecewain gue trum"
"Tapi gue bakal ngecewain lo"
"Lo gak boleh ngecewain gue. Lo tetp Divo yang gue kenal. Divo yang ngritik pedas sinetron, ftv cinta dan lo yang dampingin gue nonton film kartun, si bolang, laptop si unyil. Main tebak jawaban waktu film tau gak sih" air mata Kania turun.
"Jangan nangis. Nanti pipinya jatuh. Angkat kepala lo. Jadilah Kania yang gue kenal. Cewek galak dan jutek yang gak tau rasa sedih. Udah makan belum?"
"Udah. Lo udah makan?"
"Udah. Makan sama apa? Jangan makan mie instan terus"
"Iya ayah"
"Bagus nak"
"Kenapa gak manggil Bunda"
"Situasinya udah beda"
"Gak ada yang berubah"
"Lo cewek kuat" Divo mengacak rambut Kania.
"Lo itu sakit apa sih? Gue nyariin lo. Tapi lo gak ada. Gue ngintipin kamar lo dari balik jendela kamar gue. Berharap lo tiba-tiba muncul dengan wajah konyol yang ditempelin ke jendela. Tapi lo gak ada"
"Gue ada mbul"
"Gue sengaja nonton ftv cinta biar lo dateng dan marahin gue. Terus ngawasin acara tv yang gue tonton. Gue bikinin ice choco minta di meja tapi lo gak dateng buat minum itu" Kania terisak.
"Mbul jangan nangis" Divo mengusap air mata Kania.
"Lo janji sama gue kalo lo bakalan sembuh"
"Gue gak bisa mbul"

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Fine, But It's Okay
Teen FictionTentang seorang gadis sejuta rahasia yang bertemu seorang laki-laki menyebalkan dengan sejuta misteri. Laki-laki yang berhasil membuat sang gadis kembali menemukan warna hidupnya setelah belasan tahun bermain didalam dunianya yang hitam putih. Akan...