11. Ending

88 6 0
                                    

Cafe Bintang and Van makin ramai. Hubungan Kania, papanya, Angga dan Mama Angga mulai membaik. Walaupun Kania tetap memilih untuk tetap tinggal di rumahnya sendiri. Hubungan Kania dan Dion juga baik. Evan? Evan tetaplah partner bisnis Kania. Tak ada niatan untuk menjalin sebuah hubungan lebih dari kata sahabat. Kania juga sering mengunjungi makam Divo dan makam mendiang mamanya. Rumah Divo juga telah dipasangi papan bertuliskan "DIJUAL. HUB : LIDYA 083XXXX".

Kenyataan memang tak semanis impian. Tapi ini dunia nyata yang harus dihadapi bukan dunia fana yang cukup diatasi dengan imanjinasi. Jangan meminta untuk mengulang waktu. Karna waktu bukanlah oreo yang bisa diputar dijilat lalu dicelupin.

Gak semua hal berakhir happy ending. Bahkan happy endingpun merupakan sebuah ujian dari tuhan. Apakah kita terbuai akan nikmatnya dunia atau tetap menyikapinya dengan bijak. Kenangan buruk memang berpengaruh pada sikap kita di masa sekarang. Dan masa sekarang akan mempengaruhi kehidupan kita di masa depan.

Kita hanya pemeran utama dalam skenario yang tuhan buat. Apapun hasilnya terima saja dengan lapang dada (Mau lapang bola juga boleh). Ini ujian dalam hidup yang akan membawa banyak pelajaran bagi kita. Bukan ujian sekolah dimana kita diberi pelajaran dulu baru di uji. Jangan fikirkan hal ini dengan logika. Pakai hati nurani saja. Kalo pake logika jadinya tes IQ bukan tes keimanan.

Teguhkan hati jauhi iri, karna iri akan berubah jadi dengki bukan daki. Sedih itu manusiawi tapi jangan dinikmati. Hancur hanya untuk vas bunga bukan hati manusia.

Tetaplah menggapai cita-cita setinggi langit dengan hati yang tetap membumi. Hadapi setiap masalah dengan caramu sendiri. Bukan dari bisikan syaiton. Karna perpisahan bukan akhir dari segalanya. Melainkan lembar putih dari kisah baru.

I'm Not Fine, But It's OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang