•••
"Hadeh P' kita bisa terlambat sampai sana kalo gini caranya."Krist melihat jam tangan hitam nya untuk yang kesekian kali, sudah setengah jam ia disini dan masih tidak bergerak sama sekali. Tidak hanya Krist yang mengeluh tidak sabar, Yui pun terlihat sudah habis kesabarannya.
"Sabar lah Krist, kau tau kan betapa macetnya kota Bangkok ini. Apalagi ini masih pagi, orang kantoran sedang berangkat kerja, anak sekolah juga sedang berangkat ke sekolah."
Krist mendecak sebal dan mengalihkan pandangannya keluar jendela. Krist tidak ingin mengecewakan crew WGM, walau baru beberapa kali bertemu tapi mereka sudah bersikap baik pada Krist.
Krist melihat keluar jendela, melihat betapa ramai nya jalan ini dengan motor dan mobil. Hingga mata nya mendapati plang bertuliskan stasiun, yang jarak nya tidak terlalu jauh dari tempat Krist sekarang. Krist pun mendapat sebuah ide.
"P' didepan sana ada stasiun kereta, lebih baik aku naik kereta dari pada terus stuck disini."
"Kamu yakin Krist? Kamu tau nanti turun di stasiun mana?"
"Yaelah P', kita hidup di jaman modern..." Krist mengangkat hape nya dan menggoyangkannya."...aku bisa mencari cara nya lewat mbok google. Gimana P'?"
Tanya Krist sambil menaikkan satu alisnya. P'Yui terlihat berfikir, ia tau Krist ini orang yang ceroboh. Berapa kali ia harus meminjamkan uang pada Krist karna Krist sering lupa membawa dompet nya. Ketika dompet adalah hal penting yang harus dibawa orang-orang, tapi tidak untuk Krist.
"Na khab~"
Diliriknya Krist yang sedang menatapnya, seperti anak kecil yang meminta izin untuk pergi bermain pada ibu nya. Yui menghela nafas nya, jika Krist sudah menatap nya seperti itu susah untuk menolaknya. Karna itu terlalu imut.
"Baiklah, baiklah. Tapi kau harus langsung mengabari ku ketika sudah sampai, atau pun ketika kau mulai tersesat, okay?"
"Yess! Okay P', terima kasih. Kau memang yang terbaik."
Krist membuka pintu mobil, hendak keluar. Namun, Yui meneriaki namanya "Kristttt! Dompet mu!" Krist terkekeh dan lalu kembali untuk mengambil dompet nya. Yui menepuk jidatnya, dan mulai bertanya-tanya apakah keputusannya itu benar atau tidak. Yui lalu menghela nafas. "Tuhan lindungi bocah itu." Ucap Yui sambil menghadap ke atas.
Krist lalu berlari cepat lurus ke arah stasiun, tanpa melirik kanan-kiri. Sesampainya disana, ia langsung menuju ke loket tiket stasiun itu. Ia lalu bertanya pada petugas yang berjaga di loket tiket.
"Permisi pak, kalo mau ke Khwaeng Lat Yao naik kereta yang mana ya? Trus nanti turun di stasiun mana? Biaya nya berapa?"
Rentetan pertanyaan Krist tanyakan langsung tanpa jeda pada petugas itu. Petugas itu lalu terkekeh. "Pertama kali naik kereta ya Nong?" Krist ikut terkekeh dan mengangguk. Petugas itu menunjuk ke arah sebuah kereta yang belum berangkat, tidak jauh dari tempat Krist berdiri.
"Itu, nanti kamu naik kereta yang itu, lalu kamu nanti turun di stasiun Sanam Pao. Kira-kira 5 stasiun dari sini. Dan harga tiket nya 15 Baht. Apa itu sudah menjawab semua pertanyaan mu?"
Krist kembali terkekeh dan lalu memberikan sejumlah uang pada petugas itu. "Sudah semua pak. Terima kasih."
"Jangan sampai nyasar ya, kalo ngga ngerti nanya."
"Siap pak!"
Krist lalu me-wainya sebelum Krist pergi. Krist lalu berlari ke arah kereta yang tadi ditunjuk oleh petugas tadi. Begitu sudah sampai, Krist memasuki salah satu gerbong dan mencari tempat duduk kosong, ada satu di ujung gerbong. Krist lalu menduduki dirinya di tempat duduk itu. Seperti anak kecil yang baru pertama kali naik kereta, Krist melirik kanan-kiri, atas-bawah. Terkagum-kagum dengan kereta itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
Fanfiction"Seharusnya yang di sampingku, mengucap janji suci bersamaku, adalah seorang gadis cantik dengan gaun putih elegan. Bukan seorang laki-laki dengan jas hitam nya, yang bahkan aku saja baru mengenalnya seminggu ini. Walau begitu kenapa hati ini berdeb...