~~~
"Your table is right here, Sir."
Seorang pelayan dengan wajah ala oppa-oppanya dan pakaian rapihnya menunjukkan meja yang berada di dekat jendela kepada Singto dan Krist. Mereka lalu berjalan mengikuti arahan si pelayan. Setelah sampai, mereka mendudukkan dirinya di bangku yang ada di sebelah meja tersebut.
"Your dinner will be served in a minute Sir, please have a moment."
Seperti kebiasaan orang-orang Thailand, mereka me-wai pelayan itu sebagai ucapan terimakasih sebelum akhirnya pelayan itu pergi meninggalkan mereka.
Krist melirik ke segala arah, memerhatikan setiap sudut ruangan yang menurutnya sangat mewah ini. Ia lalu memajukan dirinya dan berbisik pada Singto yang berada di seberangnya.
"P' apa ini ngga terlalu berlebihan? Mewah banget."
"Sebandingkan? Sama pengorbanan buat ngelawan rasa takut kamu tadi pas bungee jumping?"
Gambaran kejadian saat Krist terjun bebas dari ketinggian 50 meter tadi, kembali memasuki ingatannya. Bagaimana ia merasakan jantungnya tertinggal diatas saat dirinya sedang jatuh bebas ke bawah. Ia langsung merasa merinding seketika.
"Argh jangan diingetin lagi P'! Itu adalah momen terseram dalam hidupku. Wuah benar-benar."
"Iya keliatan kok dari cara kamu teriak tadi."
"Aku masih teringat sensasi jantungku berasa ketinggalan di atas sementara aku sudah jatuh ke bawah P'. Err aku gamau ngerasain sensasi itu lagi."
Singto terkekeh. "Tapi emang kamu ngga ngerasain seru gitu? Walau cuman sedikit?"
"Emm ada sih P'..." Singto mengangguk mengerti, lalu Krist melanjutkan ucapannya. "...pas aku udah nyentuh tanah."
Singto tertawa, sebegitu takutnya Krist akan ketinggian. Ia jadi merasa bersalah menyuruh Krist ikut bungge jumping tadi.
"Maaf ya Kit. Padahal kamu takut ketinggian, tapi aku malah nyuruh kamu ikut."
"Eyy gausah dipikirin lah P'. Aku justru seneng bisa ngelewatin rasa takut aku..." Krist menjeda ucapannya, ia lalu melirik Singto. "...bareng P'."
Itu bukanlah bualan. Karna Krist merasa Singo benar-benar melindunginya waktu itu, tangannya yang satu memegang erat kaki Krist sementara tangannya yang lain menenangkan Krist dengan menepuk-nepuk pelan punggung Krist.
Singto tidak bisa tidak tersenyum setelah mendengar kalimat yang diucapkan oleh Krist tadi. Ketika masih tersenyam-senyum, lalu tiba-tiba beberapa pelayan datang dan menghidangkan makanan di meja di hadapan mereka.
"Anyeonghaseyo." Ucap Krist kepada para pelayan itu dengan tersenyum. Para pelayan dan Singto lalu menoleh ke arah Krist sedikit terkejut.
"Pfft." Singto berusaha menahan tawanya, menurutnya Krist yang benar-benar ingin menyapa orang-orang Korea dengan itu sangat menggemaskan.
"Ah nde anyeonghaseyo, Sir..." Ucap salah satu pelayan yang lalu terkekeh. "Please enjoy your meal, Sir." Ucapanya lagi dan lalu tersenyum untuk undur diri bersama pelayan yang lain.
Krist melirik makanan yang berada di depannya, bola mata Krist membulat seketika terkagum dengan pemandangan di depannya. Matanya berbinar-binar.
"Wuahh! Ini benar-benar terlihat enak P'."
Seperti esok akan kiamat, Krist langsung menyambar sendok logam khas Korea itu dan mulai mencoba salah satu hidangan yang tersedia.
"Emm omo mashisseoyo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
Fiksi Penggemar"Seharusnya yang di sampingku, mengucap janji suci bersamaku, adalah seorang gadis cantik dengan gaun putih elegan. Bukan seorang laki-laki dengan jas hitam nya, yang bahkan aku saja baru mengenalnya seminggu ini. Walau begitu kenapa hati ini berdeb...