~~~
"An..anyong. Anyeong ha..haseyo."
Krist menyipitkan matanya seraya membaca kamus terjemahan Korea-Thailand, ia sedikit kaku membaca tulisan-tulisan terjemahan yang berada di kamus itu. Sementara Singto yang duduk bersender di seberang meja di depannya, hanya terkekeh melihat Krist yang berusaha melafalkan bahasa Korea. Mereka kini sedang berada di salah satu cafe yang terletak di ruang tunggu bandara. Krist menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kenapa susah ya P'?"
"Mempelajari hal baru emang awalnya susah Kit."
Krist berdecak sebal, ia kembali membaca kata 'halo' dalam bahasa Korea itu. "Anye...anyeonghaseyo. Anyeonghaseyo!" Senyum Krist merekah ketika ia berhasil mengucapkannya dengan fasih.
"Setidaknya aku bisa satu kata..." Ia menutup kamus itu dan lalu meraih Cappucino pesanannya. "Nanti aku akan mengatakan itu pada semua orang disana." Krist menyesap Cappucinonya yang kemudian meninggalkan busa di bibir atasnya.
"Ahh enak."
"Mirip pertemuan pertama kita ya Kit."
"Apanya?"
Singto menunjuk bibir atas Krist. Krist mengelapnya sedikit dengan ibu jarinya, diliriknya ibu jari bekas mengelap bibirnya itu. Singto yang tadinya duduk bersender, kemudian memajukan badannya.
"Apa kali ini lebih baik aku lap dengan bibir ku saja huh?"
Singto menaikkan satu alisnya sambil tersenyum miring.
Krist terkejut, ia langsung mengambil tisu yang berada di tengah meja dan lalu mengelap bibirnya dengan tisu itu. Singto tertawa melihat reaksi panik Krist, bagi Singto menggoda Krist adalah hobi barunya.
Krist kemudian berdeham, diambilnya kembali kamus yang tergeletak di atas meja dan mulai membaca kembali kata-kata terjemahan disana. Sambil masih tertawa, Singto meraih gelas berisikan Americano nya dan mulai menyesap nya.
"Ah aku tau ini. Aku beberapa kali mendengarnya di drama korea. Kamsahamnida, Omo, Gomawoyo."
"Ciee udah mulai bisa."
"Ngomong-ngomong P', P' udah pernah ke Korea ya kan?"
"Iya beberapa bulan yang lalu. Waktu itu lagi musim dingin, lagi banyak salju."
"Wah aku belum pernah menyentuh salju P'. Gimana rasanya?"
"Dingin, tapi lembut. Kalo kita kesana sekarang, pasti disana sedang musim panas."
"Yah padahal aku ingin sekali megang salju P'."
"Kalo gitu akhir tahun ini kita pergi ke Korea lagi aja. Aku yang bayarin deh."
Krist membulatkan matanya. Ia lalu memajukan badannya dengan kedua tangannya diletakkan di atas meja. "Beneran P'?"
"Bener tapi itu ngga gratis."
"Yah katanya dibayarin."
"Tenang bayar nya bukan berupa materi kok."
Krist menaikkan sebelah alisnya heran. "Trus?" Singto lalu ikut memajukan badannya. Singto menatap mata Krist, matanya kemudian turun untuk melirik bibir pink Krist dan kembali lagi menatap mata Krist.
"Dengan itu."
~~~
"Singto kayaknya jadi terobsesi sama bibir Krist ya Ji, sejak kejadian yang bikin trending topic itu."
"Gapapa lah. Aku malah menunggu ciuman yang kedua aww."
"Nanti ada pingsan masal kan bahaya Ji."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
Fanfiction"Seharusnya yang di sampingku, mengucap janji suci bersamaku, adalah seorang gadis cantik dengan gaun putih elegan. Bukan seorang laki-laki dengan jas hitam nya, yang bahkan aku saja baru mengenalnya seminggu ini. Walau begitu kenapa hati ini berdeb...