ϟ3ϟ

1.6K 127 3
                                    

“Kenapa lo nggak di panggil Wanda aja sih?” lagi-lagi orang itu. Orang yang sama dengan satu minggu yang lalu. Aku meliriknya tanpa minat, lalu kembali sibuk menenggelamkan diri pada buku yang sedang aku baca.

“Kenapa lo lebih suka di panggil Awan ya?” gumamnya seorang diri. “Pasti karena awan itu, emm... apa ya? Putih dan kelabu. Mulia, juga penuh misteri. Sama kayak elo.”

Aku sempat terhenyak mendengarnya. Pemikiran macam apa lagi, itu?

“Lo sebenarnya tau nama gue nggak sih?” tanyanya sambil memiringkan kepalanya, mengamatiku selama sekian detik. Risih. Aku membuang nafas tertahan, baru pernah aku mendapati seorang cowok yang cerewetnya tidak jauh beda dengan perempuan.

“Ini perpustakaan, bisa diem nggak sih lo?”

“Nah itu, lo ngomong.”

Demi Tuhan, siapapun cowok ini, bolehkah aku menendangnya saat ini juga?

ϟϟ

Awan dan KisahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang