“Traktirannya apa hari ini?” tagihku dengan cengiran lebar. Disetujui dengan anggukan semangat dari Atha yang duduk di sampingku. Di depan kami berdua, terduduk Sakti yang tengah mendengus keras-keras kemudian menjulingkan kedua bola matanya. Baru saja ia pulang setelah dua minggu menghilang dari sekolah dan rumah, membawa medali emas untuk yang pertama kalinya dan hadiah uang beberapa juta.
Ada sedikit perubahan yang terjadi pada Sakti, kulitnya bertambah kecoklatan, terpanggang sinar matahari, namun jadi lebih eksotis dan memesona. Satu tangannya kemudian terangkat mengacak rambut—atau mungkin bermaksud merapikannya. Aku mengerutkan alis, bertukar pandang.
Apa?
Ia tersenyum tipis. Aku mencebikkan bibir. Dengan sudut mataku, Atha tampak memperhatikan kami dengan bingung.
“Kalian apaan sih? Jangan pake telepati gitu kek. Nggak ngerti gue. Jones banget emang ya gue di sini,” Protesnya cenderung mengeluh dengan nada merengek.
Sakti kemudian berdeham. Menatap kami berdua bergantian. “Nanti ke Campina House deh, gue traktir es krim buat kalian berdua. Pulang sekolah langsung, pake mobilnya gue,” Putusnya final, mengabaikan protesan dari Atha sebelumnya dan sukses membuat cewek tersebut kembali tersenyum sumringah.
“Cuma kita bertiga?” tanyanya kemudian, membuatku ikut menatap Sakti. Menunggu jawaban.
Satu jari telunjuknya kemudian mengetuk dagu, seperti sedang berpikir atau mengingat. Tanganku kemudian meraih segelas jus jeruk, menyedotnya hingga kandas dan menyisakan beberapa gelondong es batu. Bertepatan dengan Sakti yang menjentikkan jarinya semangat.
“Ah, untung lo nanya Tha! Nggak, kita berempat!”
Dengan siapa?
Lewat tatapan aku bertanya. Yang dijawabnya dengan kedikkan bahu santai dan senyum miring misterius.
“Ah lo mah, sok misterius gitu,” Ketus Atha, memutar bola mata. Kemudian ia menyenggol lenganku. “Udahlah nggak usah diurusin, Wan, intinya kita makan es krim gratis ini.” celotehnya, semangat.
Hanya saja, perasaanku tidak enak.
Takutnya, malah dia yang Sakti ajak.
Bukan apa-apa, hanya saja aku yang belum siap.
Sakti melanjutkan memakan siomay-nya. Atha kembali sibuk dengan ponselnya sambil menyedot es susunya. Dan aku, sibuk dengan lamunanku.
ϟϟ

KAMU SEDANG MEMBACA
Awan dan Kisahnya
Historia CortaYang aku tahu, awan, hujan, dan guntur akan saling menjaga sampai kapan pun. Copyright© 2014 by Dian Aulia