Verlyn #5

45 6 1
                                    


"Lo gak pernah ngerasain gimana rasanya lo ninggalin orang yang berjuang dari awal barengan sama lo demi orang yang ketemu sama lo pas lo udah diatas. Nyesel gue." -Arga terkekeh sendiri.

***

VERLYN

Dihari pertamaku bekerja di Rf Production, semuanya terasa menyesakkan. Bertemu dengan Arga seharusnya aku merasa senang. Tapi entah mengapa, melihat gadis sialan itu masih saja berada disamping Arga hatiku kembali terluka untuk kesekian kalinya.

Aku nggak salah dengerkan tadi Arga bilang kalau dia kangen sama aku? Nyariin aku? Ah apa lagi ini Arga? Kamu belum puas menyiksa aku dengan segala kenangan tentang kamu yang kamu tinggal begitu saja?

Tok... Tok... Tok..

Aku terkisap. Dan lagi? Lamunanku terbuyar? Oh ayolah kenapa sih kayaknya pada nggak suka gitu kalo aku inget-inget soal Arga?

"Iya silahkan masuk," Aku menegakkan posisi duduk ku, lalu mencoba tersenyum walaupun sebenarnya ada rasa jengkel.

"Maaf bu Verlyn, ini ada denah gedung yang akan dipake client kita dua minggu lagi." Ucap seorang gadis dengan nada arogannya, aku menatapnya malas. Gadis itu, Sella. Memang tadi sebelum Reno pamit pergi untuk kembali ke ruangannya. Dia berkata padaku bahwa untuk event acara pernikahan Zeva aku akan banyak bekerja sama dengan Sella.

"Kenapa Lyn? Kaget?" Sella melemparkan kertas denah itu tepat dihadapanku. Lalu dengan senyuman sinisnya ia duduk didepanku.

"Iya kaget, siang-siang kok ada setan diruangan ini? Setan perusak hubungan orang." Aku berucap setenang mungkin, sambil memeriksa denah yang akan digunakan untuk acara pernikahan Zeva. Sella tertawa mendengar ucapanku.

"Lo itu bener-bener nggak tau malu ya Lyn? Dulu adiknya lo manfaatin, sekarang abangnya juga? Wow hebat." Aku menatapnya malas. Aku tidak akan terpancing emosi kali ini.

"Apa lo bilang? Manfaatin? Duh gue nggak salah denger nih?" Aku terkekeh menatapnya. "Deketin rekan bisnis tiap hari ngajak jalan, cuma buat ngejar popularitas dan pamer ke temen-temennya. Sampe rela ngerusak hubungan orang demi kepentingan lo yang nggak jelas gitu? Sekarang siapa yang manfaatin?" Aku tersenyum remeh kearahnya. Kulihat wajahnya mulai memerah. Aku tersenyum penuh kemenangan.

"Ada apa Sel? Ucapan gue bener? Kasian banget Arga dapet cewek murahan kayak lo." Aku terkekeh melihat wajahnya.

"Gue bukan Verlyn yang dulu, yang bisa lo hina semau lo. Jadi gue harap lo berpikir dua kali kalo harus berhadapan sama gue, anak manja." Aku dapat melihat Sella mengepalkan tangannya. Sedetik kemudian Sella bangkit dari kursinya lalu pergi. Aku tesenyum, kenapa nggak dari dulu sih aku ngelawan gadis ingusan itu?

***

Verlyn memasuki ruangan Reno, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ia langsung masuk begitu saja. Memang gadis ini selalu seperti ini kan jika dengan Reno?

"Lyn? Kok nggak ketuk pintu dulu?" Tanya Reno, tangannya bergerak cepat menutup foto Verlyn yang sedari tadi ia perhatikan.

"Gue mau bilang aja sama lo," Tanpa basa basi Verlyn langsung duduk dihadapan Reno. Tidak sopan bukan?

"Kamu kangen sama aku ya?" Reno menatap Verlyn dengan senyum khasnya. Dan untuk kesekian kalinya hal itu mendapat balasan pelototan.

"Ini desain gue buat acara pernikahan Zeva sama Yugo." Verlyn menyerahkan selembar kertas yang penuh coret-coretan.

"Loh? Kok desainnya beda sama punya Sella tadi Lyn?" Reno menatap Verlyn bingung. Pasalnya sebelum Verlyn yang datang kepadanya, Sella telah datang terlebih dahulu dengan desain buatannya. Lalu Reno meminta Sella untuk menyerahkan desain itu kepada Verlyn agar di revisi kalau kurang pantas.

VERLYN [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang