13.) Anton's Family

25 2 1
                                    

Anton berjalan ke arah kasur dengan langkah gontai. Pelipisnya masih menyisakan beberapa tetes keringat karna latihan Boxing bersama Zey. Anton duduk di tepi kasur dan meletakkan tasnya di samping nakas.

Anton merasa badannya sangat lengket. Walau sudah menyalakan Air Conditioner rasa lengket karna bekas keringat tak bisa hilang dari badannya.

Anton bangkit dan langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membilas tubuhnya. Hanya perlu beberapa menit, Anton keluar dengan keadaan rambut masih basah dan handuk yang hanya menutupi bagian bawah tubuhnya.

Anton menghela nafas kasar sambil merebahkan tubuhnya. Tak peduli hawa dingin dari AC yang dia nyalakan. Yang jelas badan Anton sangat lelah hanya untuk mengambil baju dari lemarinya.

"Kak... turun, mak- KYAAA!!!!" Anton terkejut karna teriakan dari arah pintu kamarnya. Anton spontan langsung berdiri dari posisinya dan melihat siapa yang mengejutkannya.

"Apaan sih kamu? Ngagetin kakak aja" ucap Anton santai setelah menetralkan detak jantungnya yang tak beraturan karna kaget.

"Lagian kakak, kenapa gak pake baju?" Ucap Audy-adik Anton- masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Anton terkekeh pelan sambil berjalan ke arah Audy yang masih berdiri di ambang pintu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Lebay deh kamu" Anton menepuk puncak kepala Audy pelan. Audy mengadahkan kepalanya dan mengintip dari sela-sela jarinya.

"Cepetan pake baju. Makan malam udah siap" Audy membalikkan badannya dan segera menuruni anak tangga. Anton terkekeh melihat tingkah Adiknya.

Anton menutup kembali pintu kamarnya dan berjalan gontai ke arah lemarinya. Ia hanya mengambil kaos hitam polosnya dan celana pendek selutut. Setelah selesai memakai baju, Anton berjalan ke arah meja makan.

Setelah Anton sampai di bawah. Dia melihat ke arah ruang makan. Di sana sudah ada Audy, Bastian, dan Riska. Anton tersenyum sambil berjalan ke arah meja makan.

"Lama bener lu nyet. Kita nunggu lu doang ini. Gw dah laper" ucap Bastian yang mendapat tatapan tak suka dari Anton.

"Itu sih... derita lu bang" ucap Anton santai sambil duduk di sebelah Audy, berhadapan dengan Bastian.

"Biadab" gumamnya yang masih bisa di dengar oleh Anton.

"Hush... udah-udah, yuk kita makan" Riska mulai menyendok nasi. Riska menyiapkan nasi untuk ketiga anaknya.

"Mah, papa mana?" Tanya Audy dengan wajah polos. Anton yang sedang menatap Bastian tajam karna merebut paha ayam goreng yang tinggal 1. Langsung menatap Audy.

"Gak tau deh sayang... udah makan aja ya, mungkin nanti malem dah pulang" Riska tersenyum ke arah Audy. Audy hanya mengangguk samar dan melanjutkan makannya.

Bastian dan Anton masih merebutkan paha ayam yang menjadi bagian kesukaan mereka berdua.

"Punya gw ini, lepas" ucap Bastian sambil memukul tangan Anton yang memegang paha ayam incarannya.

"Yee... gw duluan bang" balas Anton yang tak mau kalah dari abangnya itu.

"Gw dah laper ini" Bastian menarik paha ayamnya dengan paksa. Namun Anton tidak juga melepaskan tangannya dari paha ayam itu.

"Itu masih ada sayap ayam juga bang. Yang ini buat gw" Anton menunjuk piring yang masih terdapar sayap ayam dengan dagunya.

"Enggak boleh. Ini punya gw"

"Punya gw"

"Gw, biadab"

"Gw bang"

Mereka terus menarik-narik paha ayam yang jadi rebutan mereka berdua. Riska yang mulai kehilangan kesabaran langsung meletakkan sendok dan bangkit dari posisinya. Ia berkacak pinggang menghadap kedua anak laki-lakinya.

Princess VS PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang