14.) Masalah

17 1 1
                                    

Brakk!!

Suara dobrakkan pintu membuat Anton menghentikan mimpinya sejenak. Ia mengerjapkan matanya dan menengok ke arah jendela kamarnya. Langit masih gelap, pertanda belom waktunya ia bangun. Anton mengalihkan pandangannya ke jam dinding kamarnya. Jam menunjukkan jam 02.00 dini hari.

Anton mendengar samar-samar keributan dari luar kamarnya. Anton berjalan gontai ke arah pintu kamarnya, sesekali dia menguap karna rasa kantuk yang belum hilang.

Setelah Anton sampai di depan pintunya. Ia langsung memutar knop pintu dan menarik knopnya agar pintu terbuka. Suara gaduh semakin terdengar di telinga Anton.

"KAMU BERISIK BANGET SIH!! SAYA TUH CAPEK. PENGEN ISTIRAHAT, JANGAN GANGGU" teriak Gerfi dari arah bawah. Tangannya sudah siap untuk menampar Riska.

"PAH!!" Teriak Anton dari lantai 2. Tangan Gerfi pun tak jadi menampar Riska. Anton melihat Riska yang sesenggukkan. Gerfi menengok ke arah Anton yang sedang berjalan ke arahnya.

"Papa ngapain sih?" Ucap Anton sambil memeluk Riska yang duduk di bawah sambil menangis.

"Mama kamu tuh!! Papa lagi capek, banyak nanya!!" Gerfi menatap tajam Anton dan Riska. Mata Gerfi merah, berdirinya sedikit tak seimbang, bau badannya seperti alkohol.

"Papa mabuk ya?" Ucap Anton sedikit ragu. Ia takut amarah papa nya melunjak.

"Kenapa kamu ikutan berisik, hah?!" Gerfi semakin menajamkan matanya.

Plakk!!

Tamparan keras membuat pipi Anton memerah. Riska semakin terisak melihat anaknya di tampar oleh suaminya sendiri.

"Apa salah Anton pah?!" Tanya Anton sambil memegang pipi kirinya yang memanas. Gerfi hanya terdiam, ia memegang kepalanya yang pusing karna efek mabuk.

Riska memeluk Anton, lalu menangkup wajah anaknya itu. Ia masih menangis.

"Sakit nak?" Ucap Riska lirih sambil mengelus pipi kiri Anton. Anton menggeleng lemah sambil tersenyum.

Gerfi membanting tas kerjanya dan berjalan ke arah sofa dengan langkah tak seimbang. Ia membanting tubuhnya di kepala sofa dan bersandar sambil memegang kepalanya.

"Mah?" Anton menoleh ke arah Bastian yang berjalan menghampirinya dan Riska.

"Kenapa ini?" Tanya Bastian pelan hampir berbisik. Riska tak menjawab, ia masih sesenggukkan dan Anton hanya diam entah harus menjawab apa.

Bastian geram melihat keadaan Riska yang sangat berantakan, ia menghampiri Gerfi yang sedang duduk di sofa.

"Pah! Papa apain mama sama Anton?!" Bentak Bastian tanpa rasa takut. Gerfi tidak menoleh ke arah Bastian, ia masih memijat pelipisnya karna merasa pusing.

"Pah! Jawab aku!" Gerfi mulai geram, ia berdiri lalu menampar Bastian dengan kencang, membuat Bastian spontan menoleh ke kanan.

"Kamu juga berisik ya! Saya lagi lelah! Di tanya mulu!" Gerfi pun berjalan gontai ke arah kamarnya yang berada di lantai bawah. Bastian memegang pipi kirinya. Panas.

Bastian mengepalkan tangannya, ia geram melihat tingkah papa nya yang sangat keterlaluan. Bastian berjalan ke arah Riska dan Anton yang memandangnya khawatir.

"Audy gak bangun kan sayang?" Tanya Riska dengan wajah khawatir.

"Kayaknya enggak mah" ucap Bastian pelan.

"Mama mau tidur dimana? Mama masih mau tidur sama papa?" Tanya Anton dan di balas anggukkan lemah dari Riska.

"Gakpapa sayang, mungkin papa mu cuman lagi capek aja, kamu tidur gih, besok kan sekolah" ucap Riska sambil tersenyum. Anton mengangguk begitu juga Bastian.

Princess VS PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang