Skalyn sudah siap dengan short dress biru muda selututnya, ada corak bunga di bagian bawah bajunya. Bagian lengannya menunjukkan bahu Skalyn yang putih mulus. Rambutnya sudah dia kuncir kuda dengan rapih. Skalyn membawa tas hitam kecilnya, dan memasukkan beberapa barang penting kedalamnya, seperti dompet. Dia masih terbayang kejadian di rooftop.
Flashback on
Bel istirahat pertama berbunyi. Artinya jamkos sudah selesai. Skalyn masih melihat Anton yang tertidur pulas di bahunya. Wajahnya sangat damai, berbeda dengan wajah sebelumnya yang terlihat gusar. Skalyn tak tega membangunkannya.
Akhirnya ia membiarkan Anton tertidur di pundaknya lebih lama lagi. Bahunya sedikit merasa pegal, bahunya kesemutan karna menahan kepala Anton. Skalyn sedikit meringis.
Anton pun tiba-tiba mengerjapkan matanya. Ia melenguh sebentar lalu menegakkan badannya. Anton merentangkan tangannya untuk meregangkan otot-ototnya. Lalu ia mengucek matanya pelan. Sedari tadi Skalyn tak melapas pandanganya dari Anton. Tiba-tiba terlintas di pikiran Skalyn, bahwa cowo di depannya itu terlihat tampan.
Skalyn segera menyadarkan dirinya dari lamunan. Ia menggeleng pelan, menghilangkan pikirannya tentang Anton.
Anton menatapnya bingung, lalu ia tersadar bahwa ia masih di sekolah.
"Jam berapa?" Tanya Anton, lantas ia menengok pada jam di tangan kirinya. Namun tak ada. Apa ia lupa memakai jam tangannya?.
Ia pun melihat di pergelangan tangan kiri Skalyn. Terdapat jam putih yang sangat cocok di pergelangan tangan Skalyn yang putih.
Anton langsung menarik tangan Skalyn dan melihat angka digital di jam Skalyn. Membuat Skalyn tersentak kaget, karna tangannya tiba-tiba di tarik.
"Oh, baru istirahat. Gw kira udah pulang" ucapnya sambil melepas genggamannya dari tangan Skalyn. Skalyn pun menarik lagi tangannya dari hadapan Anton.
"aduh! Kesemutan" ucap Skalyn pelan sambil memegang bahu kanannya. Anton masih bisa mendengar ucapan Skalyn. Ia langsung menoleh dan melihat Skalyn yang sedang memijat bahunya pelan.
"Kenapa?" Tanya Anton dengan wajah polos. Seakan tak tahu, jika ia baru saja tidur di bahu cewek di hadapannya.
"Ish! Ini kan karna lo yang main tidur aja di bahu gw" ucap Skalyn dengan wajah juteknya. Tak peduli dengan suasana hati cowok yang ada di depannya itu.
Bukannya merasa bersalah, atau balas dengan omelan seperti biasa. Anton malah tersenyum lalu terkekeh pelan. Skalyn mengerutkan dahinya. Bingung dengan cowok aneh itu.
"muka lu lucu deh kalo lagi kesel" tanpa di sadari, Anton mencubit pipi Skalyn gemas. Lantas Skalyn merasa pipinya memanas. Ia pun menangkup wajahnya dan menunduk. Kesemutan di bahunya saja sudah mulai menghilang berganti ke pipi putihnya.
Anton beranjak dari tempatnya. Ia ingin kembali ke kelas, dan melanjutkan tidurnya di mejanya, sambil mendengar ocehan guru yang bagaikan lantunan lagu tidur.
Sebelum Anton meninggalkan tempat tersebut. Ia mengelus puncak kepala Skalyn pelan. Lalu berjalan ke arah pintu.
"Jangan lupa nanti sore ya" ucap Anton sebelum menghilang dari balik pintu.
Skalyn masih menangkup wajahnya. Pipinya masih memanas. Ia rasa sekarang ia sudah mirip dengan tomat. Ingin berteriak, namun takut Anton masih bisa mendengarnya. Akhirnya ia berteriak dengan suara yang di tahan. Lalu ia memegang puncak kepalanya, lalu menghelusnya pelan.
"Kamu udah di elus 2 cowok loh" ucapnya seakan berbicara pada rambutnya itu. Skalyn paling seneng kalo di elus kepalanya. Gak tau kenapa, ia merasa nyaman saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess VS Prince
Genç Kurgu"Lu itu Bad Boy... Yakali gw bakal suka sama cowo kayak lu! Ngaca dong" ucap Skalyn sambil menunjuk-nunjuk wajah Anton "Oh... jadi gak suka cowo Bad boy? Sini gw bikin lu jadi suka sama Bad Boy di hadapan lu ini" balas Anton dengan pedenya "Coba aja...