9.) Seriusan?!

25 3 0
                                        

Hawa mereka berdua sangat canggung. Mereka sibuk dengan makanannya masing-masing. Skalyn ingin membuka suara duluan dan ingin bertanya perihal balapan yang 'katanya' sering Anton lakukan. Tapi dia bingung, harus mulai bagaimana.

"Ekhem" mereka berdeham berbarengan. Mereka menunjukan ekspresi terkejut.

"Hahahaha... barengan gitu yak? Lu mau ngomong sesuatu?" Anton mencoba mencairkan suasana canggung ini.

"Eh? Hmm... sebenarnya gw mau nanya perihal balapan yang tadi lu lakuin" ucap Skalyn jujur.

"Hah? Kenapa? Lu gak suka di ajak ke tempat rame gitu ya?" Tanya Anton. Skalyn menggeleng pelan.

"Bukan gitu, lu gak takut kecelakaan -lagi?" Tanya Skalyn memelankan suaranya saat mengucapkan 'lagi'.

"Hah? Kecelakaan? Hmm... sebenarnya dah pernah sih" Anton menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lu gak takut terjadi lagi gitu?" Ucap Skalyn sedikit ada nada khawatir.

"Eh? Sempet trauma sih... tapi gimana ya? Ini hobi gw... jadi adanya seneng aja" ucap Anton santai. Skalyn menundukan kepalanya.

"Kecelakaannya gimana?" Ucap Skalyn dengan nada kecil, hampir tak terdengar oleh Anton.

"Hah? Lu ngomong apa?" Tanya Anton. Skalyn pun menaikkan kepalanya menatap Anton lekat dan bicara lagi.

"Ceritain kecelakaan yang lu alami" ucap Skalyn dengan nada sedikit tinggi.

"Eh? Hmm... waktu itu gw balapan mau nyalip lawan gw yang ada di depan, dia halangin gw buat nyalip, dan gw banting stir, akhirnya nabrak pohon deh" cerita Anton santai. Skalyn mendengarkannya.

"Luka?" Tanya Skalyn.

"I-iya... gak parah sih hehehe, tangan gw sedikit ke geser tulangnya, 3-4 hari sembuh" ucapnya mengingat tangannya yang pernah di perban. Skalyn hanya mengangguk pelan.

"Tenang aja Alyn, kali ini kalo gw balapan bakal hati-hati, gak usah khawatir" ucap Anton menepuk kepala Skalyn pelan. Mata Skalyn terbelalak kaget.

"Ish a-apaan sih? Si-siapa yang khawatir? Sok tau banget" Skalyn menepis tangan Anton yang berada di kepalanya tadi. Skalyn memalingkan wajahnya ke arah balkon cafe itu, agar pipi merahnya tak terlihat oleh Anton, karna tertutup oleh rambut panjangnya.

Anton hanya terkekeh pelan, melihat tingkah cewe yang berada di depannya saat ini.

"Haha, iya iya, lanjutin makannya, dah mulai malem, nanti lu di cariin mama lu lagi" Skalyn pun melanjutkan acara makannya tanpa melihat ke arah Anton. Gak jadi romantis, gara-gara ngebahas balapan dah batin Anton, ia terkekeh pelan.

⭐⭐⭐

Mereka pun sekarang sedang dalam perjalanan pulang. Anton mengantar Skalyn untuk pulang. Anton fokus mengendarai mobilnya sedangkan Skalyn sedang sibuk dengan mimpinya a.k.a tidur.

Lampu merah menyala, Anton melihat ke arah Skalyn yang sedang tidur. Anton tersenyum melihat pemandangan di depannya. Tangan Anton pun mulai mendekati Skalyn, ia membenarkan rambut Skalyn, agar ia bisa melihat wajah Skalyn.

"Tidur pun tetep cantik, gemes jadinya" gumam Anton. Lampu hijau sudah menyala, mobil di belakang sudah mebunyikan klaksonnya membuat Anton tersadar.Dia pun kembali melajukan mobilnya.

Sesampainya di rumah Skalyn, Anton membangunkan Skalyn dengan pelan-pelan. Dia menggoyang-goyangkan badan Skalyn dan menepuk pipinya pelan agar bangun.

"Ehem... Skalyn bangun, dah sampe woy" ucap Anton masih menepuk pipi Skalyn pelan.

"Ngghhnn... udah sampe?" Tanya Skalyn dengan wajah khas baru bangunnya.

Princess VS PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang