3.) Alta?

57 5 1
                                    

"Pagi...!" Suara yang pertama kali Skalyn dengar di pagi hari. Suara lembut tapi berat, namun di kangenin oleh orang yang slalu bersamanya itu.

"Skalyn... ayo bangun, udah pagi, lu kan harus sekolah" Arka membangunkan Skalyn sambil membuka Gorden. Membiarkan cahaya matahari yang menyilaukan masuk begitu saja. Membuat mata Skalyn mau, tidak mau harus terbuka karna silaunya matahari membuat dia tak bisa tertidur lagi.

"Iya kak... 5 menit lagi, aku masih ngantuk" Skalyn membalikkan tubuhnya membelakangi cahaya matahari dan menutupi wajahnya dengan selimut.

"Nanti kalo kakak bangunin lu 5 menit lagi, pasti lu bilang 5 menit lagi, dan terus-terusan kayak gitu ampe lu gak sekolah-sekolah" ucap Arka sambil duduk di pinggir kasur Skalyn. Arka orang yang lembut, dia selalu menjaga kedua adiknya, karna hanya dia yang di percaya kedua orang tuanya untuk menjaga Skalyn dan Agas.

"Iya deh kak, gw bangun sekarang, apa sih yang enggak buat kakak gw yang tercinta" Skalyn bangkit dari posisi tidurnya dan duduk di pinggir kasur di samping Arka.

"Yaudah, gw tinggal dulu ya. Jangan tidur lagi loh, awas aja ya kalo nanti di panggil gak nyaut dan ternyata tidur lagi, gw tarik telinga lu, gw seret ke kamar mandi" ucap Arka dengan tatapan seram tapi hanyalah candaan

"Ett... iya kak jangan gitu apa? Serem amad" Arka yang mendengar ucapan Skalyn langsung terkekeh

"Canda elah. Tapi jangan tidur lagi yak... cape gw, gw kan gak ladenin lu doang, adek lu si Agas juga harus di ladenin" Arka tersenyum kepada Skalyn

"Iya kak, jangan senyum gitu nanti gw diabetes" ledek Skalyn, sambil tertawa

"Hahahahaha, iyak iyak, gw tinggal yak, mandi sana, abis itu turun, makanan dah siap tuh" Arka berdiri dari posisinya mengelus pucuk kepala Skalyn sebelum pergi keluar kamar Skalyn.

"Emang cuma kakak gw doang ya yang kayak gitu" ucap Skalyn pelan. Skalyn mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

☆☆☆

"Pagi... everyone!!" Teriakan Skalyn memenuhi rumah megah yang ditinggalinya, membuat semua orang yang berada di dalamnya langsung menengok ke asal suara.

"Busett! Pagi-pagi telinga gw dah budek" Arka menutup telinganya.

"Iya... nih, gendang telinga gw gimana nih? Aduh sakit telinga gw" lanjut Agas

"Ih... kalian jahat, gak jawab salam gw" Skalyn yang tadi ceria, langsung mengerucutkan bibirnya dan melipat tanganya di depan dada, sambil berjalan menuju kursi yang biasa ia tempati

"Eh... iya-iya, pagi Skalyn yang cantik" Arka tersenyum yang di akhir ucapannya, dan berusaha untuk tidak menghancurkan mood Skalyn di pagi hari.

"Iya... selamat pagi kak Skalyn" lanjut Agas mengembangkan senyumnya.

Skalyn berusaha untuk tetap ngambek, walau dia sudah tidak tahan melihat senyum mereka berdua. Agas dan Arka tetap mengembangkan senyum mereka, berharap Skalyn tidak marah.

"Iya-iya gw dah gak ngambek, udah jangan senyum terus, nanti gw diabetes" Skalyn menghela nafas kasar.

"Yey kita menang" ucap Agas senang, dan dia ber-tos ria dengan Arka, sambil mengembangkan senyum kemenangan.

Mereka pun melanjutkan sarapan mereka. "Sop ayam buatan Bi Heni emang paling the best deh" teriak Skalyn membuat Bi Heni tersenyum malu. "Hahahaha, iya gw setuju ama ucapan kak Skalyn" lanjut Agas. Arka yang melihat tingkah mereka tersenyum bahagia.

"Kak, ayo berangkat, udah selesai nih makannya" ajak Skalyn, Arka langsung menelan suapan terakhirnya dan melihat jam di lengan kanannya sambil beranjak dari kursinya dan mengambil ransel yang berada di atas sofa.

Princess VS PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang