Ke Samatrah Dari Malaka

19 3 0
                                    

Setelah mendengar banyak cerita mengenai masa laluku dari alm Atok, yang beberapa hari lalu baru saja aku ikut memakamkannya dan aku turun mengantarnya hingga ke liang lahat.

Ayah dari Ibuku juga seakan memberi restu untuk aku melaksanakan keinginan alm Atok dan Ayah, namun aku masih bingung bagai mana harus memulainya.

Untuk menguatkan niatku, akupun bergegas menemui guruku yang merupakan seorang ulama besar di Malaka.

Tuan Guru Achmad, seorang ulama yang menuntut ilmu di Madinah dan memiliki banyak murid, guruku ini termasuk sosok ulama yang dijadikan mufti di Malaka.

Perjalanan dari kampungku Keddah menuju Negri Sembilan yang merupakan kediaman dan sebuah Pondok tempat Guruku harus ku jalani selama 4 hari lamanya.

Selama 4 hari perjalanan aku berharap bisa bertemu dengan guruku yang aku ingin minta pendapatnya dengan apa yang akan aku lakukan.

Setelah melalui perjalan panjang selama 4 hari akhirnya aku sampai di negri Sembilan, sedikit lagi aku akan sampai di kediaman Guruku.

Dengan wajah penuh kegembiraan, Solah bin Ali berlari menyambutku, ya ia adalah sahabat baik ku yang telah menjadi pengajar di pondok Guruku.

"Allhamdulillah, akhirnya ada langkah engkau ke Negri Sembilan Djohan"

Sambil tersenyum aku memeluk sahabatku ini, yang sudah 2 kali puasa 2 kali lebaran tidak pernah bertemu.

"Apa cerita Djohan, apa yang membuat engkau berkunjung kemari"

"Solah aku kemari hendak bertemu engkau dan yang utama bertemu Guru"

"Tau benar engkau Djohan, Guru baru saja menanyakan mu"

Akhirnya Solah membawa aku bertemu Guru yang aku ingin minta pendapatnya, dengan rasa cemas aku akhirnya sampai di depan rumah Guruku.

Rumah sederhana yang terletak di dalam Pondok menjadi tempat Guruku berteduh bersama keluarganya.

Penuh senyum Guruku menyambut kedatanganku yang diantarkan Solah ke rumahnya, sesampainya di rumah Guru, aku duduk diam setelah memberi penghormatan kepadanya.

"Djohan aku mengetahui apa maksud dan kedatangan mu ke tempat ini"

"Aku menyarankan kepadamu agar segera berangkat menuju Samatrah"

"Pergilah ke Jaring Halus, temui sahabatku Tuan Guru Dahlan, sebelum engkau menemui pamanmu di kota Labuhan Heba"

"Yakinlah niatmu ini baik dan akan di restui oleh Allah SWT"

Mendengar ucapan Guruku yang sebelumnya aku tidak sepatah katapun memberi tau niatku menjumpainya, namun langsung di jawab oleh Guruku aku pun segera bergegas menuju Jaring Halus dari Negri Sembilan.

"Djohan apa yang tengah berlangsung ini, aku bingung"

Sambil menepuk bahu sahabatku Soleh, aku mengucapkan terima kasih dan berpamitan kepadanya, dan segera menuju Keddah yang akan aku lanjutkan perjalananku ke Jaring Halus.

Jaring Halus adalah sebuah daerah di Langkat Tj Pura yang merupakan sebuah daerah yang letaknya tidak jauh dari Keddah.

Sebuah tempat yang aku juga masih asing, hanya sahabat Guruku yang aku kenal hanya sekedar nama tanpa aku mengetahui seperti apa sosoknya.

Sesampainya di Keddah aku tidak lagi singgah ke rumah, aku langsung melanjutkan perjalanan menuju Jaring Halus di Samatrah.

Perjalanan 1 hari yang melelahkan, akhirnya membawaku ke Jaring Halus, bingung harus kemana aku mencari keberadaan sahabat Guruku.

Samatrah Bumi MalayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang