Part 09

437 63 91
                                    

DISTANCE




-SEMBILAN-






===








Myungsoo mengigit bibirnya kecil, Tn.Nam saat ini tengah marah besar pada Woohyun yang baru saja sadar dari pingsannya. Tentunya dengan tangan yang di balut oleh perban. Myungsoo sampai menutup matanya rapat - rapat saat mendengar suara bentakan Tn.Nam pada anaknya sendiri.


“KAMU ITU SANGAT MANJA. KALAU INGIN CARI PERHATIAN DENGAN KITA. TIDAK SEPERTI INI CARANYA? KAMU INGIN MATI. APA HANYA INGIN MENYUSAHKAN APPA WOOHYUN?!” Bentak Tn.Nam.


Woohyun hanya memalingkan wajahnya seakan tidak ingin tau tentang apa yang sedang di bahas oleh Appa nya saat ini.

PLAK-

“KAMU MENDENGARKAN APPA ATAU TIDAK WOOHYUN” Bentaknya di sertai sebuah tamparan.

Woohyun tersenyum sinis menatap Appa nya. Dengan elegannya, ia justru membenarkan posisi tidurnya dengan santai di hadapan Appa nya yang saat ini tengah emosi tingkat jiwa.

“MULAI SEKARANG APPA TIDAK MAU TAU? SEMUA FASILITAS KAMU, APPA CABUT. DAN SEKARANG JUGA KAMU PULANG, BANTUIN PEMBANTU DI RUMAH. JANGAN HARAP KAMU BISA TIDUR DI KAMAR KAMU”Ucap Tn.Nam berlalu pergi.

Woohyun hanya tertawa ringan, tanpa di minta pun ia sudah merencanakan itu sejak tadi.



-





Semuanya terlihat berbeda, tidur di kamar yang sempit, dan tempat tidur yang hanya beralaskan tikar yang sudah dapat di rasa keras. Dengan di temani hawa dingin yang masih tersisa setelah hujan. Song Ahjumma yang melihat keadaan tuan muda nya saat ini ingin sekali menangis. Woohyun yang masih enggan berbicara hanya menatap langit - langit kamarnya saat ini.

“ Kenapa duryeonim harus melakukan ini? Kasihan dengan orang tua duryeonim. Kasian juga dengan diri duryeonim sendiri” Ucap Song ahjumma lirih.

Woohyun menatap Song Ahjumma dengan tatapan yang sulit di artikan. Song Ahjumma yang mendapat tatapan seperti itu langsung saja merasa takut dan menundukkan kepalanya.

Jeoseonghamnida, Jika Duryeonim tidak ingin cerita tidak apa-apa. Saya faham. Selamat tidur Duryeonim” Ucap Song Ahjumma.

Woohyun hanya tersenyum dan mencoba memejamkan matanya. Ini benar - benar di luar dugaan. Namun ia puas.







-








Pagi harinya, Woohyun sudah siap dengan seragam sekolahnya. Namun ia saat ini menggunakan kursi roda sebagai alat bantunya berdiri. Mengingat kaki nya yang masih belum sepenuhnya sembuh.


“ Kenapa kau ada disini? Siapa yang menyuruh kamu makan di sini. Pergilah! cari uang sendiri, jangan satu makan bersama kami” Ucap Tn.Nam .

Woohyun hanya diam, meskipun perutnya saat ini sangat sakit, ia berusaha menahannya dan memasang wajah yang sedatar mungkin. Dan itu berhasil. Kini ia mendorong kursi rodanya sendiri menuju luar rumah, tanpa bantuan siapa pun.

Duryeonim, saya punya uang. Meskipun tidak banyak, mohon diterima. Untuk membeli sarapan, Saya tahu jika Duryeonim belum makan dari kemarin”

Woohyun hanya menggeleng, ia hanya berharap Hyung atau noona nya kembali. Namun nyatanya mereka semua hanya diam tak bergeming. Tidak ada satu pun yang ingin membantunya. Ya. Itu cukup sebagai tamparan yang kesekian kalinya.




DISTANCE [√ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang