Part 16

426 74 38
                                    

DISTANCE


-ENAMBELAS-






===








Sekian dari beberapa lomba, Woohyun kembali menjadi juara. Dan itu hanya di lalui oleh Woohyun sendirian, pendukung juga hanya berasal dari teman sekelasnya saja. Guru - guru juga hanya sebagian yang mengerti prestasi Woohyun, Woohyun tak putus semangat. Ia hanya tersenyum dan terus berjuang bersama penyakitnya.


Hingga suatu hari, Woohyun mendapat lawan yang besar. Yaitu bertanding bulu tangkis melawan siswa dari sekolah luar negeri. Lebih tepatnya dari Negara Australia, dimana semua penduduknya bermayoritas tinggi. Woohyun hanya bisa berdo'a dan berharap jika nasib baik berbalik ke arahnya. Sungguh, saat ini dia sudah terlihat lelah. Dengan wajah yang berdominasi pucat setiap harinya.



Jiae yang melihat perubahan wajah dan tubuh Woohyun yang semakin kurus, kini justru semakin penasaran. Jika hanya lelah saja tidak mungkin membuat wajah pucat setiap hari dan tubuh yang semakin kurus. Dalam 7 bulan ini, Woohyun sudah berhasil mendapatkan 49 piala penghargaan. Dan Woohyun berharap, piala yang terakhir ini dapat membuat orang tuanya bangga dan mau kembali pulang untuk merawatnya.



"Kau harus jujur padaku Woohyun, sebenarnya kau sakit apa? Kau tidak mungkin hanya kelelahn Woohyun" Gertak Jiae.



Woohyun hanya diam, semuanya sulit untuk di katakana begitu saja. Ia hanya butuh semangat saat ini, bukan pertanyaan bodoh itu.



" Aku sungguh bosan dengan pertanyaanmu itu Ji... Aku hanya butuh dukungan saja sekarang, bukan butuh pertanyaan itu." Woohyun bergumam lirih. Ia menatap lurus kedepan dengan tatapan kosongnya, ia tidak peduli dengan apa pendapat dan reaksi Jiae selanjutnya.



"Dan jika aku mengatakan apa penyakit ku padamu, apa kau bakal bisa membuat penyakit itu ilang? Apa itu bakal bikin membantuku untuk sembuh? " Ucap Woohyun lagi.



Okee, cukup. Jiae mulai terpancing emosi, keadaan kelas yang sepi membuat Jiae dan Woohyun untuk berbicara seleluasa mungkin.


"Meskipun tidak membantu mu sembuh, tapi aku ingin mencari obat itu bersama - sama dengan mu. Aku yakin, kau pasti bisa sembuh. Tapi tidak seperti ini caranya, kau masih punya banyak keinginan kan? Dan apa kau tidak mau sembuh dan terus terusan bergantung sama orang lain?" Ucap Jiae.

Woohyun tersenyum sinis, kilatan matanya kini berubah menjadi kilatan putus asa. Ia tak tahu lagi, bagaimana ia harus menutupi penyakit ini. Penyakit langkah yang sewaktu - waktu bisa membawanya pergi dari dunia.



"Apa perlu aku bertanya sendiri dengan dokter Taecyeon, obat apa yang sebenarnya kau minum setiap hari?"Ancam Jiae.




"KANKER OTAK STADIUM 2"





Woohyun berteriak frustasi, deraian air matanya sangat terlihat jelas disana. Jiae yang mendengar hal itu langsung membekap mulutnya tak percaya. Kanker? Penyakit berbahaya dan sangat susah untuk di cari obatnya, jika pun Woohyun bisa bertahan untuk saat ini. Mungkin itu tidak akan bertahan selama mungkin.


"Apa kau masih ingin mencari obat yang bisa membuatku sembuh? Apa aku terlalu menyedihkan untuk hidup? Aku punya semangat! Aku punya keinginan. Aku bisa, tanpa kalian mengingatknku,  Aku pasti berusaha. Bahkan kaki ku sampai bengkak seperti ini,  aku mampu. Aku bisa.. hikss.. kenapa tidak ada orang yang percaya jika aku bisa" Ucap Woohyun di sertai isakan kecil.


DISTANCE [√ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang