Part 24

479 67 13
                                    


Aku terlalu kuat untuk menangis, tapi aku terlalu rapuh untuk tersenyum





-





Sudah 3 hari ini kondisi Woohyun semakin membaik, tentunya dengan pantauan dari Taecyeon dan beberapa dokter umum lainnya. Woohyun terlihat sangat kuat dan bahkan jarang mengeluh saat melakukan cuci darah. Bahkan Sunggyu saja saat menemani Woohyun tak segan - segan meringis sangat keras saat melihat jarum terus menerus menusuk kulit putih pucat milik Woohyun. 


Seperti saat ini, Sunggyu dengan setia menemani Woohyun untuk chek up ke dokter. Sunggyu merasa tak tega melihat Woohyun memejamkan matanya, ia terlihat sangat tegar menahan rasa sakit yang ia rasa saat ini. Belakangan ini memang Woohyun sudah melakukan kemotrapi yang pertama. Dengan di dampingi Sunggyu dan juga Jiae saat itu. Sunjong, namja manis itu mendadak sakit dan tidak bisa pergi kemana mana akibat larangan keras dari ibu angkatnya itu. 


“Kamu kuat kan?”


Woohyun hanya mengangguk lirih. Tanpa membuka matanya, Woohyun memejamkan matanya dan hanya mengangguk kecil untuk membalas pertanyaan Sunggyu. Sunggyu tersenyum tipis melihat keringat dingin membasahi dahi dan juga wajah Woohyun.


“Ini memang akan terasa panas dan sedikit sakit, apalagi ini juga cuci darah pertama yang Woohyun lakukan. Masih ada cuci darah selanjutnya untuk memperlambat pergerakkan kanker di dalam tubuh Woohyun” Taecyeon ikut ambil suara saat melihat Sunggyu sedang menatap Woohyun dengan prihatin. 


“Apa akan terus terasa sakit?”Tanya Sunggyu.


Taecyeon mengangguk mantap. Semua pasien memang selalu mengeluh jika sudah melakukan cuci darah. Namun kemotrapi juga tidak kalah sakitnya jika di bandingkan dengan cuci darah. Jika cucui darah hanya terasa panas dan sakit, kemotrapi lebih berisiko bagi para dokter. Apalagi jika tubuh Woohyun tidak menerima obat dengan baik, maka itu akan membuat Woohyun kembali koma nantinya. 


Namun Woohyun saat ini sangat kuat dan tidak pernah mengeluh, hanya sesekali meringis dan menatap wajah Sunggyu dengan nanar. Sunggyu tak kehabisan akal, selama cuci darah berlangsung. Sunggyu tak henti hentinya mengajak Woohyun untuk mengobrol, bahkan sesekali bercanda. Meskipun Woohyun tak bisa menjawab ucapannya, tapi setidaknya itu bisa sedikit mengurangi rasa sakitnya. 


“Sudah selesai, di buat istirahat dulu yah. Nanti sekitar 2 jam an. Kamu boleh pulang dan istirahat di rumah. Setelah itu besok kamu akan mendapat perawatan yang intensif dan semoga lekas sembuh” Ucap Taecyeon.

Taecyeon tersenyum dan meninggalkan Sunggyu dan juga Woohyun, mereka tidak hanya berdua. Di sana masih ada suster yang membersihkan peralatan yang berserakan begitu saja. 

Dan suster yang lain terlihat sedang memberi Woohyun beberapa obat dan juga melepas beberapa jarum yang masih tertancap di kulit Woohyun. Sunggyu tersenyum puas saat Woohyun ternyata kini tertidur, mungkin ia terlalu lelah untuk menahan sakit hingga tertidur begitu saja. Suster tersebut tersenyum dan beralih menatap Sunggyu. 


" Pasien akan segera di pindahkan di ruang rawatnya sekarang”

Sunggyu mengangguk dan mulai menjauhkan tubuhnya dari bedhospital. Terlihat beberapa perawat mulai memindahkan Woohyun dengan hati - hati ke ruang rawatnya yang nanti akan menjadi kamar terindah di Rumah Sakit ini untuk Woohyun.

Sunggyu berjalan gontai di belakang para suster sambil mengusap keringatnya yang tak kunjung berhenti menetes. 

.

DISTANCE [√ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang