17

1.1K 90 2
                                    

~vomen nya jangan lupa yaa :*~

"I miss you." Bisik orang itu tepat ditelingaku

Aku tertegun saat Jin memelukku, Namjoon datang dan melihatku dipeluk oleh Jin.

"Lepaskan pelukanmu itu brengsek!" Teriaknya dan mendekat lalu memaksa melepas pelukanku bersama Jin.

Jin menatap Namjoon dengan tatapan kesal dan dihadiahi oleh tonjokan dari tangan Namjoon, Jin tersungkur di tanah.

Namjoon menunjuk Jin dan Jin menatap Namjoon dengan tatapan tenang. "Mulai sekarang jauhi Luna karena sebentar lagi kami akan menikah." Ucap Namjoon lalu menarikku masuk kedalam rumah.

Aku merontah mencoba melepaskan tangan Namjoon yang mencengkram pergelangan tanganku dengan kuat. "Lepaskan aku Namjoon!" Namjoon menghempaskan tanganku dan berteriak tepat didepan wajahku.

"Kau lebih memilih dia dari pada calon suami mu?" Ucapnya sambil menunjuk kearah pintu
"Terserah kau saja!" Namjoon pergi meninggalkanku tetapi aku mencegahnya dengan memeluk punggung kekarnya dari belakang.

"Jika itu sebuah pilihan, aku akan memilih untuk bersamamu."

🐤🐤🐤🐤

Pernikahanku dan Namjoon tinggal menghitung hari, dan lusa kita akan menikah. Aku tidak tahu menahu jika Namjoon sudah menyiapkan semuanya, termasuk tamu undangan, meskipun hanya orang-orang terdekat yang diundang dan aku dan Namjoon sepakat untuk merahasiakan pernikahan kami dari para media termasuk ARMY. Dan keperluan lainnya sudah dipersiapkan dengan matang oleh Namjoon.

'tingnonggg' seseorang memencet bel rumah dan aku bergegas untuk membukakan pintu.

"Saya dari wedding organizer ingin mengantarkan gaun pernikahan nyonya." Ucapnya menyerahkan kotak berukuran besar yang berisi gaun pernikahanku dan aku menerimanya. "Terimakasih." Lalu orang itu berpamitan untuk pergi.

"Namjoon!!" Aku berteriak memanggil Namjoon yang sedang di ruangan khususnya. Aku membuka kotak yang berisikan gaun itu, dan aku terkejut seketika mataku mengeluarkan airmata.

Gaun untuk pernikahanku esok lusa dipenuhi oleh sobekan - sobekan seperti ada yang menggunting nya. Gaun yang nyaris sempurna itu kini seperti baju yang telah digrogoti oleh tikus. Aku meringkuk dilantai sambil memeluk gaun itu.

"Luna!!" Namjoon berlari kearahku yang meringkuk sambil menangis sesegukan. "Mengapa kau menangis sayang?" Tanyanya. Aku yang sudah tidak kuat untuk berbicara hanya menunjukkan gaun itu pada Namjoon. Namjoon langsung melempar gaun itu. "Pasti ini ulah Ailee!"

'Kringggg' Handphone Namjoon berdering dan mengangkat panggilan itu, saat Namjoon menerima panggilan itu rahangnya seketika mengeras tangannya menggenggam kuat handphone itu hingga memperlihatkan urat urat di tangannya.

"BAGAIMANA BISA?!!" Namjoon memutuskan panggilan lalu melempar handphone nya secara asal. "Kenapa Namjoon? Ada apa?" Tanyaku yang masih tidak mengetahui mengapa Namjoon tiba - tiba sangat kesal.

"Luna maafkan aku." Ucapnya langsung memelukku.
"Mengapa?" Tanyaku.
"Dekorasi pernikahan kita ada yang merusaknya." Air mataku mencolos keluar ketika mendengar kabar itu, apakah sesusah ini untuk bisa hidup bersamanya?

"Kita harus mengundur pernikahan ini Namjoon." Aku membuat keputusan karena pernikahan ini tidak mungkin bisa dilakukan besok.

****

Malampun tiba, aku makan malam dengan Namjoon dalam keadaan hening, sifat Namjoon berubah ketika kejadian tadi sore Namjoon lebih banyak diam dan hanya menjawab pertanyaan ku dengan deheman atau anggukan.

Monster,ㅡ Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang