Menunggu Fathan

2.9K 58 17
                                    

Kamis 21 april 2011

TULISAN VIONA AL-HAKIM
Khawatir dengan Hujan

Ini bukan masalah, aku harus mengingat detik malam yang terlewatkan.
Tapi, awan hitam yang jahat itu, bisa saja melumpuhkan seorang yang sangat ku tunggu tunggu ke hadirannya.
Malam ini langit yang gelap sebagai saksi air mataku jatuh,hingga mampu membasahi bibir. Angin sang pengadu domba semakin membuat jantung yang ada pada diriku, berdegug kencang, sang pengadu domba pikiran buruk tentang orang yang ku tunggu kehadirannya. Apakah tuhan akan baik selamatkan nya. Apakah tuhan akan mengirimkan nya 2 malaikat berbaju putih panjang dan bersayap untuk selamatkan ia, jika burung besi itu menghantam samudra atau bumi ini ?
Tuhan, aku mohon jangan ambil dia secepat nadiku berdetak, masih banyak mimpi yang belum tersampaikan, masih banyak list list harapan yang belum ku wujudkan.
Mengapa terasa sesak ?
Apakah kau tidak merasa ?
Tubuh ku bergetar, takut untuk mendengar esok pagi, apakah malaikat yang engkau kirim selamat kan dia ? Atau mungkin engkau mengirimkan malaikat untuk membawa ia padamu.
Tuhan aku mohon, aku tak sanggup melihat bintang dan bulan sendirian, aku tak kuat mendengar bahwa ia engkau ambil, aku tak mampu mencintai laki laki yang telah hilang.
Aku tak mampu berjuang sendirian dengan bayangan mimpi mimpi dengan nya.
Aku tak mampu melihat jasad yang lemah tak berdaya.

Ingin rasanya esok pagi, kau jadikan aku tuli, tuk tidak mendengar bahwa ia telah engkau ambil, ingin rasanya kau berikan aku buta, tuk tak melihat jasadnya yang tak berdaya itu.
Mengapa ???

Tulisan itu, penuh dengan air mataku, tidak terhintung lagi berapa tetesan yang jatuh
aku khawatir dengan Fathan yang sedang melewati beberapa benua. Cuacanya sangat buruk kali ini, susah untuk di deskripsikan, betapa khawatirnya aku.

Sebenarnya, aku tidak boleh terlalu khawatir, sehingga membuat dadaku terasa sesak, sebab penyakit ini akan melukai tubuh ku.

———————————————————————-
Jum'at 13 Mei 2011

"VIOOOO !!!! VIOOO !!! "

"Bangun Vio, sudah pukul 7, kamu tidak ke kampus ?!" Jerit mama

Pelan pelan aku buka mataku, rasanya seperti sudah tidur 3 minggu saja. Ku lihat cahaya dari sisi samping kiri kamarku, dan melihat bahwa matahari seperti tersenyum menyambut ku pagi ini, oh tidak. Mengapa tuhan masih kasih aku penglihatan??.
Aduh suara mama masih sangat jelas di telingaku, oh ternyata tuhan masih kasih aku pendengaran, ternyata ia tak mengabulkan perkataan ku kemarin.
Ntahlah, tapi rasanya tubuh ini bergetar, lantas, tak siap mendengar dan melihat dia.
Segera ku ambil hp ku di bawah bantal, ku lihat, semua notif pesan, tapi tak satupun pesannya ada, sungguh tubuh ku semakin gemetaran, hati ku yang tadi malam sangat sakit, rasanya makin terasa sakit pagi ini. Jantungku berpacu dengan nadi. Aku merasakannya. Air mata tak mampu ku bendung, mataku sudah berkaca kaca sepertinya. iya aku merasakannya. Penglihatanku buram. Tuhannn kenapa aku ini, seperti orang bodoh yang menunggu pesan tentang kabarnya. Namun seperti orang yang mau mati saja. Mungkin saja hp nya mati dan tak sempat mengabari ku.
Astaghfirullah VIONA Al-HAKIM tak bisa kah kamu berhenti, memikirkan semuanya yang tidak pasti, kau macam orang bodoh saja.
Aku hapus air mataku yang hampir saja jatuh dari bendungan nya dan segera ke kamar mandi yang ada di dalam bilik tempat ku menganti dan menyimpan pakaian.
Setelah mandi dan bersiap siap, aku langsung ke bawah, dan melihat mama sudah dari tadi menyiapkan sarapan untuk ku.

"Noh makan dulu sana, mama buatkan kamu salad buah buahan, dan satu lagii, jangan lupa bawa obat kamu ya sayang"

Aku hanya mengangguk dan tersenyum

"Mama, vio pergi dulu ya, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati hati ya sayang"
jerit mama
———————————————————————
Pukul 8:27

JARAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang