Kejutan untuk tuan putri

441 13 4
                                    

Aku terkejut saat melihat wajah berparas sangat tampan itu hadir di depanku. Dengan menggunakan kemeja putih dan celana hitam serta sepatu kulit, dia tersenyum sangattt manis di depanku, tak ada yang bisa menandingi ketampanannya kala itu.
Dia adalah dokter menyebalkan yang ada di rumah sakit kala itu, kenapa sih hidup aku begitu sial, harus bertemu dengan dokter paling menyebalkan sedunia.

Dokter rinko "buah naga yang ada di tangan mu itu ga akan manis rasanya, percayalah."

Aku mematung, kala dia mengatakan hal yang sama padaku

Vio "dari mana dokter tau kalo buah ini tidak manis ?"

Dokter Rinko "aku adalah orang yang paling handal dalam memilih buah "

Vio "oh benar kah, Bisa kita buktikan dokter"

Dokter Rinko "yap, tentu saja. Oh ia vio, jangan panggil aku sebutan dokter disini. Kali ini aku bukan dokter yang sedang menanganimu."

Vio "terus harus manggil apa?"

Dokter rinko "panggil saja aku Rinko"

Vio "oooh"

Aku segera memalingkan muka dari hadapan dokter menyebalkan namun berparas ganteng itu. Dan memilih buah dengan melihat bentuk serta sekelilingnya, bagaimana dia tau buah ini manis atau tidak, hmmm. Setelah aku mengambil beberapa buah naga yang menurutku manis, aku segera pergi dan menjauh dari tempat dia berada, mama pasti sudah menungguku.
Tiba tiba saja ada tangan yang menggenggam erat pergelangan tanganku dengan tatapan memohon. Kenapa dia ini, tidak habis habisnya mengusiliku.

Dokter Rinko "tunggu Vio"
Sambil memegang tangan ku dan menatapku sangat dalam. Sedalam samudra wkwk, alay banget aku.

Vio "hah ada apa?!"
Dengan segera aku melepaskan tangan itu, sangat sakit ketika du lepaskan, sangat merah pergelangan tanganku, sama kayak hubungan ya, ketika kita melepaskan sesuatu, sangat sakit rasanya. sakit dan berbekas.

Dokter Rinko "kamu bisa jalan?"

Vio "apa maksudmu?"

Dokter Rinko "Tuh lihat, sendalmu"

Pandanganku berpaling dari paras itu dan melihat kebawah, ke kakiku, ternyata sandalku putus, oh shit, masalah apa ini tuhan.

Dokter Rinko "ada yang bisa di bantu nona?"

Yaelah, ni dokter pake nanya lagi, yaiyalah aku perlu bantuan. Tapi aku gengsi banget mau minta bantuan sama makhluk seperti dia.

Vio "tidak"

Dokter Rinko "atau perlu ku gendong sampai mobil?"

Vio "tidak perlu, aku bisa jalan sendiri"

Dokter Rinko "yasudah"

Taik ni dokter, ga peka banget. Duh ga mungkin aku nyeker.

Vio "hmmm"

Donter Rinko "yuk"

Tiba tiba saja laki laki itu mengahadapkan punggungnya ke depanku, apa apaan ini. Aku bukan minta gendong tapi cuma minta tolong. Terpaksa aku naik ke tubuh yang kekar itu. Harum parfumnya sangat menggodaku. Nyaman sekali di dekatnya, rasanya ingin berlama lama. Tuhan, jika kau izinkan aku untuk menghentikan waktu sekarang, akan aku buat. Aku tak akan meninggalkan masa masa ini.
Orang orang di dalam pasar buah melihat kami dengan tatapan heran. Hmm, mungkin mereka heran, ada perempuan yang bukan anak anak ini lagi di gendong oleh pria dewasa.
Lagian bukan aku yang memintanya untuk menggendongku, padahalkan aku bukan patah tulang atau pingsan yang harus di gendong seperti ini, sandalku hanya putus, mungkin sebab itu orang orang memandangi aku dan dokter setengah gila ini.

JARAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang