15

4.4K 73 1
                                    

Jam menunjukkan pukul 12 malam,aku berjalan menuju ruangan nomer 45,yang tidak lain adalah kamar Xandra.Aku tidak tahu apakah aku mengganggunya atau tidak,semoga saja tidak.

Tok . . . Tok . . . Tok
Bunyi pintu yang kuketuk.Tapi tidak ada jawaban dari dalam sana,atau tanda-tanda pintu itu akan dibuka.

Sepertinya aku harus kembali,batinku.

Belum aku membalikkan badan untuk kembali keruanganku.Pintu kamar Xandra terbuka.

"Ada apa malam-malam begini kau datang?" Tanya Xandra dengan nada malasnya.
"Bolehkah aku tidur bersamamu,aku tidak bisa tidur" kataku,yang berhasil membuat Xandra tersenyum ceria.

Wajah yang tadinya malas sekarang menjadi wajah yang sangat penuh semangat.
"Tentu saja boleh,ayo-ayo masuk" jawabnya sambil mengajakku masuk kedalam ruangannya.

Ruangan Xandra jauh berbeda dengan ruanganku.Temboknya berwarna hijau tosca,sangat indah.dan lantainya berwarna cream.Rasanya sangat nyaman saat masuk kedalam kamar Xandra.

"I-ini sangat tidak adil,kenapa kamarmu begitu indah" kata ku sambil sedikit cemberut.

"Hahaha,apakah kau tidak tahu,jika kau bisa mendesain ruanganmu sendiri?" Tanya Xandra.

"Aku tidak tahu,belum ada yang memberitahuku.Lagipula ini hari pertamaku di tempat ini"
"Oh benar juga" kata Xandra.

Kamipun segera tidur,karena hari sudah begitu larut.Akan tetapi aku masih saja tidak tenang.Aku terus memikirkan siapa yang membangun ini,siapa yang memiliki ide seperti ini,dan siapa dalang dibalik semua ini.Daripada aku terus memikirkan itu,lebih baik aku tidur,dan segera mencari tahu besok.

.
.
.

Ting . . . Tong . . .
Pukul 7  . . . Waktunya sarapan

Aku terbangun,karena mendengar alarm.Aku segera mencari Xandra untuk memberitahunya,jika aku akan kembali kekamarku.Tapi aku tidak menemukannya dimanapun.

Mungkin dia sudah duluan,pikirku.

Lebih baik aku segera menuju kamarku.Aku segera keluar dari kamar Xandra.Dan menuju ke kamarku.

.
.
.

Setelah sampai di kamarku.Didalam kamar aku ingin sekali merubah desainnya.Tapi aku tidak tahu bagaimana.

"Aku ingin kasur berwarna snow,dengan lemari berwarna seashell ,meja berwarna seashell,dan tembok berwarna dark red,kemudian lantai berwarna misty rose" kataku mencoba,siapa tahu bisa.

Ah bodoh sekali aku,sekarang aku merasa seperti orang gila,mana mungkin ruangan ini berubah hanya dengan ucapanku saja,pikirku dalam hati sambil menepuk  dahiku.

Dan benar saja ternyata berhasil, desain ruangan ini yang sebelumnya membosankan,manjadi lebih berwarna.Aku sangat menyukainya.Dan aku baru sadar jika diruangan sudah dilengkapi oleh toilet.

"Wah ternyata berhasil.Hah tidak jadi gila aku" gumamku sambil melihat-lihat perubahan yang telah terjadi pada ruanganku.

Akupun segera mandi dan mengganti bajuku.Saat kulihat didalam lemari,hanya ada baju atasan berlengan panjang dan bawahan celana panjang dengan warna yang sama yaitu abu-abu.Aku segera mmakai baju itu.

Setelah memakai baju aku menyisir rambutku dengan sisir yang ada diatas meja.Entah sejak kapan ada barang-barang seperti itu dimeja.Aku membiarkan rambutku terurai.Tapi aku merasa ada yang aneh dengan  warna rambutku.Walaupun aku tidak terlalu memperdulikannya.

Tapi . . . apakah ini salah satu efek dari eksperimen itu.Warna rambutku menjadi silver?Ah sudahlah biarkan.Aku tidak peduli dengan warna rambut ini. 

Setelah selesai merapikan diri,aku segera menuju ke ruang makan.
.
.
.

Setelah sampai,aku melihat Xandra,Andrew, dan Leon sudah duduk manis di meja yang sama seperti kemarin.

"Selamat pagi" sapaku pada mereka.
"Pagi Lyn" balas Andrew.
"Lyn hari ini ada kabar yang sangat sangat tidak menggembirakan" kata Xandra,dengan wajah yang sangat serius,meskipun dia berbicara padaku,akan tetapi pandangannya lurus kedepan tidak memandangku.

"Kabar apa memangnya" tanyaku.

"Besok pagi,semua subjek eksperimen,akan diuji coba" kata Leon.

"Lalu?" Tanyaku lagi.

"Aku harap kita semua berhasil.Aku tidak mau salah satu dari kita gagal,dan pergi menuju tempat pembuangan.Itu sangat mengerikan" kata Xandra.
"Apakah kita akan mati jika gagal" tanyaku.
"Iya,tempat pembuangan adalah tempat dimana subjek eksperimen yang gagal dalam tes uji coba akan disiksa dan dibunuh disana.Tidak ada yang pernah bisa lolos dari tempat pembuangan itu" jelas Leon.

"Apa maksud dari tes uji coba?" Tanyaku pada mereka.

"Tes uji coba,dimana para kelinci percobaan akan diberi rintangan,dan mereka harus berhasil melewati semua rintangan.Mereka juga akan mendapat poin jika bisa melewati rintang -rintangan itu.1 rintangan 10 poin,disini terdapat 10 rintangan.Jadi jika bisa melewati semua rintangan rintangan itu akan mendapat 100 poin.20 orang yang memdapat nilai terendah akan dibuang" jelas Leon.

"Jadi aku harus menempati urutan  1-80 agar tidak dibuang.Dan jika aku mendapat urutan 81-100 aku akan dibuang?" Tanyaku lagi.

"Iya" jawab Andrew.

"Sejauh ini kami mendapat urutan 70 an,urutan itu termasuk urutan yang tidak aman.Urutan yang aman adalah urutan ke 1-30.Orang yang menjadi dalang semua ini hanya perlu orang yang kuat.Jika ada orang yang lemah mereka akan membunuhnya" kata Xandra.

"Lalu sampai kapan kita akan terus terjebak disini?" Tanyaku.
"Selamanya,kau tidak akan bisa keluar dari sini.Karena setelah uji coba,mereka akan memilih salah satu dari kelinci percobaan untuk melakukan sebuah tindakan kriminal" jelas Xandra.

"Dimana kita akan melakukan uji coba?" Tanyaku.

"Di ruangan kita masing-masing" jawab Andrew.
.
.
.

Setelah selesai makan,aku ingin meminta Xandra untuk mengantarkanku berkeliling gedung nanti malam.Aku juga ingin melihat lihat,barangkali ada celah untukku keluar dari tempat ini.

"Xandra,aku ingin lebih mengetahui tata letak gedung ini nanti malam,bisa tidak kau menemaniku Xandra?" Tanyaku pada Xandra.

"Bisa bisa" kata xandra.
"Ya sudah,kalau begitu . . . aku duluan" kataku sambil melambaikan tangan pada mereka.
"Iya" kata mereka yang melambaikan tangan juga
.
.
.

Aku sudah sampai di ruanganku,aku membaringkan badanku di kasur.Rasanya nyaman,banyak sekali kejadian yang tidak ku mengerti akhir-akhir ini.Tapi tetap saja aku harus melewatinya,apakah esok aku akan baik baik saja.Aku sangat berharap aku akan baik baik saja.Lama kelamaan aku pun terlelap,dan pergi ke alam mimpi.

Rom 71Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang